Cerita pada pandangan pertama? Ah, sepertinya biasa. Tapi apa yang membuat saya tergerak untuk membeli buku ini yang berderet manis di bagian buku baru di Gramedia Lampung?!? Pertama, kaver awan-awan gitu. Saya yakin pasti ceritanya ada hubungan dengan benda langit itu. Kedua, penulisnya yang saya kenal lewat tulisannya di Key Word: Perpustakaan di Mata Masyarakat. Ih, saya malu ama beliau. Sama-sama berprofesi sebagai pustakawan. Beliau masih sempat menulis banyak tulisan. Yang terbarunya adalah novel ini yang menjadi Juara Kedua 100% Roman Asli Indonesia yang diadakan oleh GagasMedia beberapa waktu yang lalu. Bandingin ama saya, cuma mampu nulis ulasan bukunya orang. Bisanya cuma komen, cuma nilai. Ahhh… membuka mimpi lama, punya buku sendiri, bukan sekedar antologi :’)
Saat halaman pertama, eh ternyata settingnya Lampung. Tempat tinggal saya. Walaupun di sini gak dijelasin secara spesifik Lampungnya mana. Cuma dideskripsiiin di tempat itu masih banyak anak kurang gizi. Dimulailah perjalanan seorang reporter muda bernama Viola Sembiring, baru bekerja di News TV Station. Sebenarnya sangat mudah jika Viola menempati jabatan sebagai pemimpin redaksi. Bisa saja itu dilakukan Viola, terlebih lagi pemilik statsiun TV itu adalah pamannya sendiri, adik dari mamanya. Namun, sebagai lulusan kemaren sore, dia sadar betul bahwa apa yang dicapainya harus dari nol. Lewat proses, bukan secara instant.
Apakah kamu punya kebiasaan yang tidak sama dengan orang lain?!? Kadang kalo liat buku bertumpuk yang belum di entri, saya gak sengaja suka ngomong ama buku-buku itu. Kalo buku baru sering saya hirup aromanya. Mudah-mudahan saya gak dianggap kurang waras 😀
Ada kebiasaan unik yang dialami Viola yang biasa dipanggil dengan sebutan Piyo. Dia sangat suka memandang awan berlama-lama. Bahkan mama dan papanya mengkhawatirkan kebiasaannya itu, sampai-sampai dia dibawa ke psikiater untuk diperiksakan.
Saya jadi ingat tulisan Paulo Coelho dalam novel Veronika Decide to Die. Di situ ada kalimat kegilaan adalah ketidakmampuan mengomunikasikan apa yang ada dalam pikiran.
Kebiasaan uniknya itu bikin orang-orang disekelilingnya berkerut karena dia punya tiga topi rajut dengan warna yang berbeda, tergantung firasatnya setelah melihat suatu pertanda yang diisyarakatkan oleh awan untuknya:
1. Dia akan memakai topi rajut hijau jika keadaan baik-baik saja
2. Jika bentukan awan berbentuk benda yang diyakini akan membawa masalah, maka dia akan mengenakan topi rajut berwarna kuning
3. Topi rajut berwarna merah hanya akan digunakan saat emergency, saat keadaan memang benar-benar genting.
Bagi Piyo, awan adalah segalanya. Petunjuk dalam melangkah. Petunjuk dalam bekerja. Petunjuk dalam segala situasi. Bahkan petunjuk dalam menemukan jodohnya.
“Kamu udah 25 tahun, Yo. Masa sih belum punya pacar?” (hal.40)
Eyaampyuuunnn…dari kemaren baca buku selalu membahas umur 25, sepertinya angka keramat untuk memikirkan jodoh. Kok ya pas banget ama umur saya sekarang?!? Rasanya seperti diingatkan! :p
“Aku menginginkan cowok yang tidak terlalu manis atau tampan seperti para cover boy di majalah-majalah cewek ABG itu, juga tidak menginginkan cowok wangi seperti para metroseksual yang rapi jali. Aku hanya ingin punya pacar yang macho dalam arti cakepnya cukup, agak berantakan sedikit gayanya, tapi masih enak untuk dipandang. Dan satu hal lagi, cowok yang jadi pacarku nanti tu harus cool abis! Jangan terlalu lebay protektif ke aku atau terlalu cuek.” (hal.41)
Kyaaaaa…kriteria cowok idaman Piyo mirip banget ama kriteria idamanku, gyahahahaha… 😀
Takdir hidup Pyo berubah drastis saat dia ditempatkan di Ambon untuk meliput daerah penuh konflik. Menghadapi tantangan, bahkan nyawanya pun terancam. Akankah petunjuk berupa bentuk-bentuk awan akan menunjukkan jalan dan mempertemukannya dengan jodoh yang digariskan oleh Tuhan?
Keterangan Buku:
Judul : Kau: Cinta Pada Pandangan Pertama
Penulis : Sylvia L’ Namira
Editor : Kinanti Atmarandy
Proofreader : Alit Tisna Palupi
Penata Letak : Dian Novitasari
Desain Sampul: Jeffri Fernando
Penerbit : GagasMedia
Terbit : 2011
Tebal : 206 hal.
ISBN : 979-780-499-2
Aiihhh covernya …ngak ngak ngak kuat …wakakakak #apa sih
halah, dasar dion!! 😀
Kyahaha.. Kayaknya buku ini “manis” ya.. 🙂
maniiiiisssss… :))
Tinggal buku 100% roman indonesia ini yg belum ak baca, kayaknya “awan” menjadi magnet di buku ini 🙂
ayooo…baca donk… :))
kayaknya ni tokoh ngepas banget ya ma dirimu… jadi feelnya dapet 😀
kyaaaa…bener banget…!! 😉
Pngen baca.
😀
segera berburu bukunya 😉
Novel ini gemesin banget yaaa. Hiks, sedih aku ingetnya :”””
Nice review kak. Keep posting 😀
wahhhh…udah baca juga yaaa… 😉
Covernya yang cantik ditambah review nya yang bikin penasaran. Aaaa jadi pengen banget baca novel ini 😀
segera berburu bukunya 😉
Covernya keren…
Aduh,, aku tertarik…
Pengin baca…
Mau nanya dong,kira2 Sekrng masih ada yg jual bukunya gak sih?
Makasih