resensi

REVIEW Murjangkung

Menumbuhkan rasa cinta itu tidak mudah. Bahkan jalan yang paling mudah pun sama sekali tidak mudah. (hlm. 132)

Sebab cinta memang cenderung memamerkan dirinya sendiri, kadang di depan orang yang tidak tepat. (hlm. 60)

Setelah selesai membaca semua novel yang diberikan @GagasMedia dalam rangka #KadoUntukBlogger, barulah saya membaca kumcer ini. Mengapa? Bagi saya, membaca cerpen justru lebih lama dibandingkan membaca novel yang biasanya saya baca sekali habis. Kalo baca kumcer, malah harus membutuhkan waktu berhari-hari. Baca kumcer harus pake penghayatan yang ekstra. #KayakBacaUndangUndangKaleee ~~ ~ ~ ~(\ ‾o‾)/

Dari dua puluh cerpen yang tersaji, ada dua yang menjadi favorit:
1. Dua Perempuan di Satu RumahApa rasanya memiliki ayah yang menentukan hidupnya untuk menjadi transgender? Mengingatkan akan film Realita,Cinta dan Rock’n Roll, sebuah film Indonesia tahun 2006 yang disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Herjunot Ali, Vino Bastian, dan Nadine Chandrawinata. Seto sebagai tokoh utama dalam cerpen ini harus menanggung beban hidup akibat keputusan ayahnya itu. Sebuah kebencian yang membentuk kebencian lain.

Sekalipun aku tetap bingung kenapa ayahku tiba-tiba menjadi perempuan, dan aku merasa tidak nyaman lagi duduk dipangkuannya dan tidak ingin bicara dengannya, namun aku tidak bisa mendengar ibu mengatakan ayahku sudah gila. Aku tetap meyakini bahwa ia tidak gila, hanya saja bagi ibuku ia memang mungkin sudah gila. (hlm. 85)

 

2. Ibu Tiri Gigi Bergigi Emas

Kisah pilu Alit yang ditinggal ibunya. Saya sangat bisa merasakan kesedihan yang dialami Alit. Kisahnya sungguh pilu. Alit takkan pernah melupakan ibunya.

Perempuan ini bukan ibu Alit. Ia datang belakangan dan menjadi nyonya rumah menggantikan ibu Alit yang pergi pada hari Jumat dan berjanji akan pulang pada hari Senin namun tidak pernah kembali pada hari apapun. (hlm. 151)

Beberapa cerpen memotret kehidupan nyata. Kita bisa membacanya dari cerpen Kisah Batu Menangis dan Malam Saweran. Dua cerpen ini mengingatkan akan berita para penyanyi dangdut yang satu heboh dengan skandal video mesum dan yang satunya bersuamikan seorang anggota legislatif yang tertangkap karena sebuah kasus.

Beberapa kali penulis memilih Seto sebagai nama tokoh utama. Seto ada di cerpen;Perempuan dari Masa Lalu; Seto Menulis Peri, Pelangi, dan Para Putri; Teknik Mendapatkan Cinta Sejati; dan Dua Perempuan di Satu Rumah. Saya belum membaca kumcer sebelumnya, apakah Seto menjadi tokoh favorit seperti Seno Gumira Ajidarma yang sering memakai Sukab dalam beberapa tulisannya? Jadi pengen baca kumcernya yang berjudul; Bidadari yang Mengembara.

Banyak sekali berserakan kalimat favorit:

  1. ….bahwa seorang lelaki, jika tidak menjadi raja di rumahnya sendiri, niscaya akan menjadi setan di jalanan. (hlm. 57)
  2. Jika harus membenci orang yang sangat kau cintai, apa yang akan kau lakukan? (hlm. 65)
  3. Semua agama baik, kau tahu. Dengan berpindah agama, kau sekadar berpindah dari satu kebaikan ke kebaikan lain. (hlm. 66)
  4. Dan sesungguhnya urusan dengan Tuhan tak pernah terlalu rumit. (hlm. 67)
  5. “Apakah aku keliru mencintai orang yang tidak baik?” (hlm. 72)
  6.  Dan jika kau merasa kikuk tanpa sebab pada pertemuan pertama, itulah barangkali yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama. (hlm. 98)
  7. Pertarungan tidak hanya terjadi pada orang-orang besar, pada orang melarat pun terjadi pertarungan. (hlm. 110)
  8. Kenangan pahit, akan melekat lebih kuat di dalam pikiran ketimbang kenangan manis. (hlm. 113)
  9. Setiap pekerjaan besar, memang selalu menuntut kesabaran dan ia bisa dimulai dari peristiwa yang amat sepele. (hlm. 117)
  10. Segala mahluk mendapatkan nasib baiknya masing-masing. (hlm. 124)
  11. Bayangkan hasil akhirnya jika kau menginginkan segala sesuatu dan bayangkan sejelas mungkin. (hlm. 134)
  12. …jika kau mengatur napasmu dan membayangkan sesuatu seperti nyata, maka apa yang kau bayangkan itu akan menjadi kenyataan. (hlm. 137)
  13. Cobaan hanya dipikulkan sesuai dengan kekuatan bahu orang yang memikulnya. (hlm. 165)

A.S. Laksana. Penulisnya, saat ini aktif menulis kolom tetap “Ruang Putih” untuk edisi hari Minggu di harian Jawa Pos dan grup. Buku kumpulan cerpennya Bidadari yang Mengembara dipilih oleh Majalah Tempo sebagai buku sastra terbaik tahun 2004. Bersama tiga temannya, tahun 2004 memelopori pendirian Sekolah Menulis Jakarta School.

Suka…suka banget cerpen absurd macam ini!! PokoknyaGagasMedia harus nerbitin lagi kumcer-kumcer absurd lainnya kayak ini! #Maksa#TimCerpenAbsurdGarisKeras. Oya, Mbak Jia Effendie selaku proofreader dalam kumcer ini juga suka nulis cerpen absurd loh, ditunggu kumcernya buat diterbitkan lagi! 😉

Keterangan Buku:

Judul                : Murjangkung: Cinta yang Dungu dan Hantu-hantu

Penulis              : A. S. Laksana

Proofreader      : JiaEffendie

Desain cover    : Levina Lesmana

Penata letak      : Landi A. Handwiko

Penerbit            : GagasMedia

Terbit               : 19 cm.

Tebal                : 216 hlm.

ISBN               : 979-780-644-8

18 thoughts on “REVIEW Murjangkung”

  1. udah baca buku ini dan gara-gara siapa aku berburu buku ini: ya siapa lagi kalo bukan kerjaannya bara. walau ada beberapa cerita yang masih belum aku ngerti (berjanji pengin baca ulang) tapi ada
    beberapa cerpen yang menarik. paling suka cerpen “Teknik Mendapatkan Cinta Sejati”. dan ya,cerpen Kisah Batu Menangis dan Malam Saweran ini mengingatkan akan berita para penyanyi dangdut yang satu heboh dengan skandal video mesum dan yang satunya bersuamikan seorang anggota legislatif yang tertangkap karena sebuah kasus hihii jadi ingat “atuh-bangun-aku-menegejarmu”

  2. kalau saya suka cara perpindahan POV yang aslaksana lakukan di beberapa cerpen, halus dan tak nampak perpindahannya. bukan cerpen komedi namun humornya berasa. sesekali bisa membuat tertawa. 😀

Leave a reply to blackterfly Cancel reply