buku, kuis, resensi

REVIEW Dangerous Love + GIVEAWAY

dangerous love 1

Membenci seseorang itu seperti menambatkan beban berat di hatimu. Dan saat kau berhasil menggergaji salah satu rantai besi dan membiarkan jangkarnya terlepas darimu, kau sudah siap untuk maju kembali dan melanjutkan perjalananmu. Kini tinggal satu jangkar lagi yang harus kulepas. (hlm. 277)

CATHERINE. Maminya adalah single parent sejak dia lahir. Ayahnya tak jelas siapa, tak jelas statusnya. Bukan berarti Catherine tidak pernah pernah menanyakan keberadaan ayahnya. Hanya saja, Mami tidak memberi tahu jawaban yang memuaskan. Dan sejak kejadi itu, Catherine tidak pernah menanyakannya.

Untungnya Mami bukan perempuan lemah yang mudah menyerah dan jadi depresi. Di balik wajah dan tingkah lakunya yang lembut, Mami sebenarnya kuat dan mandiri. Beliau lebih dari sanggup dan nyaris tanpa kesulitas menjalani peran ganda. Selain itu, beliau juga tukang masak genius dan mengelola katering yang cukup laris. Bisa dibilang, selain kekurangan nama ayah, hidup Catherine dan ayahnya cukup bahagia dan sempurna. Mereka tinggal di rumah kecil peninggalan orangtua Mami.

Namun, saat Catherine menginjak bangku SMA, malapetaka itu datang. Mami bertemu lagi dengan gebetan lamanya di Facebook. Dan tak lama kemudian, Mami menikah dengan Om Frans yang juga memiliki seorang putri yang cantik nan sempurna bernama CHANTAL.

“Sesibuk-sibuknya, aku yakin mamimu selalu punya waktu bagimu.” (hlm. 184)

“Aku cuma mau bilang, apa pun yang terjadi, kamu tetap kakakku. Kamu nggak bisa nolak aku lagi sekarang.” (hlm. 275)

Chantal dan Catherine akhirnya ditakdirkan hidup bersama walau tak ada hubungan pun setetes darah. Tanggal dan bulan kelahiran mereka pun persis sama dengan usia yang bertaut satu tahun dan menjadikan Catherine lebih tua. Selain itu, hampir semua orang mengatakan mereka mirip. Ditambah lagi nama mereka sama-sama berinisial C: Chantal dan Catherine. Dan yang paling mengganggu bagi Catherine, Chantal seolah punya persediaan senyum dan keramahtamahan yang Catherine yakini tak akan habis untuk membuatnya naik pitam.

Tak dibutuhkan usaha keras untuk tetap menjadi putri favorit di rumah mereka. Chantal jelas kesayangan semua orang. Dengan sifatnya yang manis dan suaranya yang menye-menye, Chantal diperlakukan bagai guci antik dari Tiongkok.

Sedangkan Catherine? Dia merasa bagai mirip pajangan kayu yang jelek, keras dan kokoh. Saking kokohnya, bagaimanapun orang berusaha keras untuk merusak dan menyingkirkannya, pasti gagal. Sebenarnya Catherine letih memainkan peran manusia pahit dan keras seperti ini, hanya supaya tidak ada orang yang mengasihininya. Catherine benci dikasihani.

Ada banyak faktor kenapa seolah Catherine sangat membenci Chantal, adik tirinya ini. Catherine merasa Chantal mengambil semua kebahagiaan dan semua yang jadi miliknya. Semenjak orangtua mereka menikah, Catherine dan Chantal harusnya sama-sama bahagia karena memiliki keluarga lengkap. Sayangnya itu hanya ada di sisi Chantal. Mami sangat menyayangi Chantal seperti menyayangi Catherine, seperti menyayangi darah dagingnya sendiri. Tapi tidak bagi Catherine, Om Frans seolah tidak menyukai kehadirannya. Dia seakan tidak diakui keberadaannya. Catherine merasa Om Frans menerimanya karena satu paket dengan Maminya. Catherine merasa kasih sayang Maminya semenjak mereka menikah sudah tidak utuh untuknya lagi, harus terpaksa dibagi untuk Om Frans dan juga Chantal.

Ditambah lagi dengan kehidupan Chantal yang sempurna, nyaris tanpa cacat. Cantik, manis, ramah, dan disayangi semua orang. Chantal pun baik dengannya, tapi justru itu yang membuat Catherine makin muak dengannya. Catherine sangat membencinya. Hingga suatu hari Chantal meminta suatu permohonan untuk menyamar menjadi dirinya untuk ketemuan dengan Christ, pria yang dijodohkan olehnya atas kemauan Papinya, Om Frans. Kebohongan demi kebohongan pun dilakukan Catherine, dan dia pun tak bisa mengindarinya.

“Tapi, lo nggak pernah berhasil gue hapus dari memori gue. Jangan tanya gue kenapa. Sampai sekarang pun gue masih nggak tahu jawabannya. Gue pikir lo semacam virus permanen yang menjangkiti otak gue.” (hlm. 228)

Banyak kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Kadang-kadang cuma waktu yang bisa mengobati semua luka. (hlm. 46)
  2. Hidup emang nggak pernah sederhana, kan? (hlm. 172)
  3. Dunia masih punya banyak harapan buat elo. Bukan cuma dia cowok di dunia ini. Hadapi kenyataan. Berhenti berlari, berhenti bersembunyi. Lo nggak bisa lari selamanya, kan? (hlm. 227)
  4. Rezeki itu harus dibagi-bagi. (hlm. 263)
  5. Kalau lo nggak ada, bisa jadi dia bakal tetap seperti itu akibat orang lain. (hlm. 264)
  6. Bagaimana cara membantu seseorang yang membenci dirimu begitu besar? (hlm. 270)
  7. Cinta bukan sesuatu yang sederhana, kan? (hlm. 275)
  8. Hidup ini memang membingungkan dan penuh kejutan. (hlm. 289)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Nggak usah sinis gitu dong. Lo stres, ya? Makanya makan kentang. (hlm. 15)
  2. Makanya, jangan kelewat nafsu kalau makan. Lo kayak nggak dikasih makan sebulan sih. (hlm. 21)
  3. Kesempatan untuk merusak citra di depan seorang pria yang pasti hanya mendengar yang bagus-bagus saja sangat menggoda. (hlm. 33)
  4. Sok romantis amat sih lo. Apa sih yang lo takutin? (hlm. 69)
  5. Sekali berbohong, artinya lo udah nyemplung ke lubang setan. Lo nggak akan bisa keluar. (hlm. 69)
  6. Lo pikir cowok demen dibohongin? Lo mau dia ilfil sama lo? (hlm. 69)
  7. Kedengarannya emang basi dan klise, tapi be yourself. Nggak usah nyuri identitas orang lain. (hlm. 71)
  8. Yang baru pacaran memang beda deh auranya. (hlm. 73)
  9. Apa gunanya kerja kalau sudah hidup dengan segala kemudahan? (hlm. 75)
  10. Bokap lo juragan mobil, ngapain juga lo ngotot merakyat naik angkutan umum? (hlm. 105)
  11. Hidup ini susah, ngapain juga lo repot-repot bikin lebih susah lagi. (hlm. 106)
  12. Cuma orang yang punya dosa yang biasanya kabur dari sesuatu. (hlm. 108)
  13. Jatuh cinta memang kadang konyol dan memalukan. (hlm. 131)
  14. Obsesi bisa membunuhmu. (hlm. 146)
  15. Emangnya penting ya bikin semua orang khawatir. (hlm. 225)
  16. Apa itu cinta? Cinta hanyalah penggalan sandiwara palsu yang menyakitkan. (hlm. 228)
  17. Menunggu, selalu menjadi kegiatan yang sangat melelahkan. (hlm. 251)
  18. Bukankah cinta itu memang egois? (hlm. 275)

Pilihan tokoh-tokoh favorit justru jatuh pada pemeran figuran. Pertama, ada Marco si cowok penuh tato. Pantas aja Chantal yang feminim bisa tergila-gila ama Marco yang kesannya sangar itu. Toss ama Chantal. #TeamMarco

Kemudian ada Alice, adik Marco yang meski porsinya sedikit dan hanya terfokus di BAB 18, tapi justru suka ama tipikal keribadiannya. Dan terakhir pilihan favorit pada tokoh Joe, sahabat akrab Catherine semenjak duduk di bangku kuliah. Laki-laki kemayu ini tipikal sahabat setia, selalu menemani Catherine dalam keadaan apa pun. Salu buat Joe. Oya, jadi pengen nyicip nasi goreng ama kentang goreng buatan Joe yang sering dibahas dalam novel ini x))

Mulanya saya pikir akar permasalahan dari tema yang diangkat dari novel ini seperti kisah Cinderella yang harus hidup dengan saudara tiri dan ibunya. Salah, ternyata ada permasalahan tersembunyi lainnya yang jauh lebih menarik menjadi isu utamanya. Ini adalah buku kedua dari penulisnya yang saya baca, sebelumnya ada Dangerous Games. Dua buku ini memiliki rumus yang sama; masa lalu, balas dendam, dan perselingkuhan. Oya, di buku ini ada sedikit trivia dari buku sebelumnya. Cek di BAB 9 ada Cecil dan Dani yang juga merupakan tokoh selingan di buku Dangerous Games.

Banyak pesan moral yang disampaikan buku ini; jangan terlalu percaya dengan sikap seseorang yang baru kita kenal karena kita tidak tahu apakah orang tersebut menyimpan dendam kepada kita, jangan pernah lari dari kenyataan terutama dari masa lalu karena dengan menghadapi masalahnya sebenarnya masalah akan cepat selesai daripada bertahun-tahun lari dari suatu masalah dan satu lagi jangan pernah membenci sesuatu terlalu berlebihan karena sesunggunya benci dan cinta itu hanya beda tipis.

Keterangan Buku:

Judul                                                     : Dangerous Love

Penulis                                                 : Christina Tirta

Editor                                                    : Donna Widjajanto

Desain sampul                                   : Marcel A. W.

Penerbit                                              : PT. Gramedia Pustaka Utama

Terbit                                                    : 2015

Tebal                                                     : 296 hlm.

ISBN                                                      : 978-602-03-1679-6

dangerous love

MAU BUKU INI?!?

Simak syaratnya:

1. Peserta tinggal di Indonesia

2. Follow akun twitter @lucktygs dan @MVFShop. Jangan lupa share dengan hestek #DangerousLoveBlogtour dan mention via twitter.

3. Follow blog ini, bisa via wordpress atau email.

4. Jawab pertanyaan di kolom komentar di bawah, plus nama, akun twitter, dan kota tinggal. Pertanyaannya adalah bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!? 😀

5. Giveaway ini juga boleh di share via blog, facebook, dan sosmed lainnya. Jangan lupa sertakan hestek #DangerousLoveBlogtour yaaa… 😉

Event ini gak pake helikopter, eh Rafflecofter yang ribet itu. Jadi pemenang ditentukan dari segi jawabannya ( ‘⌣’)人(‘⌣’ )

#DangerousLoveBlogtour ini berlangsung lima hari saja: 22-26 Juni 2015. Pemenang akan diumumkan tanggal 28 Juni 2015.

Akan ada satu pemenang yang akan mendapatkan buku ini plus tanda tangan penulisnya serta blocknotes unyu. Hadiah akan langsung dikirimkan oleh penulisnya… ;)

Silahkan tebar garam keberuntungan dan merapal jampi-jampi buntelan yaaa… ‎(ʃƪ´▽`) (´▽`ʃƪ)!

-@lucktygs-

blogtour dangerous love

blogtour dangerous love merchandise

 

 

52 thoughts on “REVIEW Dangerous Love + GIVEAWAY”

  1. Nama: Bintang Permata Alam
    Twitter: @Bintang_Ach
    Kota: Ngawi, Jawa Timur.

    Jawaban:
    Benci dan cinta? Ehm..
    Aku nggak setuju. Kenapa?
    Banyak orang yg bilang kalau benci itu adalah awal dari cinta, dan cinta itu adalah berawal dr benci. Menurutku tidak tentu seperti itu. Menurutku, yg namanya benci adalah suatu sikap yg sgt bertolak belakang dg cinta. Sangat beda 180 drjt. Mskpn ada bbrp rasa benci yg kian berubah mjd cinta, namun pd awalny kedua rasa ini sgt berbeda kan. Apa ada org yg ingin dibenci? Apa ada org yg tdk mau dicintai? Cinta nggk hrs tumbuh dr rasa benci dan benci tdk selamanya akn mjd cinta. Semua itu sih trgntung pd stiap imdividu, bgmn dia bertindak & menjalaninya.
    Apa aku pernah mengalaminya? Jawabnya….. pernah. Urusan benci atau cinta tdk hrs berhubungan dg pacaran atau kekasih kan? Pada tmn aja kita bs benci, pd org tua aja kita bs cinta. Begitupun sebaliknya.
    TERIMA KASIH ^^

  2. nama: Annisa Nurjannah
    twitter: @icajahe
    domisili: Cileungsi, Bogor

    bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!?

    jawaban: saya tidak setuju dgn pernyataan diatas, soalnya saya blm pernah ngalamin jatuh cinta dgn org yg saya benci =D

  3. nama : siti zulaikhah
    twitter: @kimzujonghee
    domisili : tuban jawa timur

    Jawabannya YA
    karena semakin kita membenci seseorang, maka kita akan sering memikirkan atau mencari tahu tentang seseorang yang kita benci, otomatis secara perlahan rasa benci itu akan semakin pudar dengan seiring waktu berjalan.
    kalau saya belum pernah ngalamin kata benci menjadi cinta. Tapi kalau benci menjadi sayang itu berulang kali.

  4. Nama : Mentari Izzati
    Twitter : @mentariizzati_
    Kota : Tegal

    bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!?

    SETUJU.
    Pada dasarnya seseorang yang saling mencintai itu berawal dari benci.saya tahu tidak semua orang mencintai seseorang itu dengan benci. namun bisa saja seseorang membencinya karena ia tak mau kehilangan orang tersebut. dan segala sesuatu yang ada didunia ini pasti seimbang. orang yang benar-benar mencintaipun tidak akan terpisahkan pada kata “benci”.

    Apakah pernah mengalaminya?!? Tentu! Saya pernah mengalaminya. Mengapa saya benci tetapi cinta? karena saya tidak ingin kehilangan orang tersebut (mengkin karena banyak yang deketin dia) dan setiap kali saya semakin membenci orang tersebut, rasanya sakit sekali. Jadi, CINTA itu tidak akan terpisah dari kata BENCI. dan BENCI tidak akan terpisah dari kata CINTA karena segala sesuatu didunia ini pasti seimbang. 🙂
    Thx^^

  5. Nama : Tasya Permata Sanjaya
    Twitter : @tasyatasa_
    Kota : Klaten

    Jawaban:
    SETUJU ,cinta dan benci itu beda tipis . Karena saya pernah mengalaminya. Mula-mulanya sih benci banget tapi lama-kelamaan saya mulai mempunyai perasaan berbeda. Perasaan itu mungkin cinta,tapi trkadang saya juga bisa membenci entah kenapa benci dan cinta itu saling berdampingan tapi tidak menyatu. Jika membenci itu sangat mudah begitu pula dengan mencintai itu sangat mudah. Jadi benci dan cinta itu beda tipis. Berdampingan tapi tidak saling menyatu. Begitu pendapatku.
    WISH ME LUCK .

  6. Nama : Siti Nuryanti
    Twitter : https://twitter.com/NelyRyanti
    domisili: Cimanggis,Depok

    Apakah setuju cinta dan benci itu beda tipis ?
    Jawaban saya setuju, selain dari kata “benci dan cinta ” yang mempunyai susunan huruf berbeda tetapi mempunyaii jumlah suku kata yang sama yaitu 5 huruf.
    Cinta dan benci itu juga membuat orang yang sedang mengalaminya biasanya sama-sama memikirkan orang tersebut, misalkan si A sedang jatuh cinta sama B, pasti yang ada di kepala dan pikirnya selalu tentang si B. Demikian juga jika A membenci si C karena C telah membuat sakit hati, mungkin dia akan terus memikirkan si C ,bagaimana bisa membalas sakit hatinya kepada si C
    Perbedaanya kalau mencintai bersifat positip dan bisa menyehatkan tetapi kalau membenci makin membuat hati tersakiti.
    tetapi apabila “Terlalu” cinta atau benci, sama-sama tidak baik efeknya. jadi cintai dan benci sewajarnya saja, karena bisa saja apa yang kamu benci suatu saat dapat menjadi cinta.
    Dalam kehidupan nyata saya belum pernah mengalaminya, saya jarang membenci seseorang, apalagi yang berubah menjadi mencintainya 🙂

  7. Nama: Agnes Budianto
    Twitter: @agnesb0702
    Domisili: Jembatan Lima, Jakarta

    Saya setuju bahwa ‘cinta dan benci itu beda tipis’ karena saya pernah mengalaminya. Saya pernah benci sekali dengan salah seorang kakak kelas saya karena kelakuannya yang sok gaya, sok ganteng, dan sok-sok lainnya. Sampai saya berkata bahwa saya tidak akan pernah menyukainya. Sampai saat kepindahan saya, saat mendengar dari teman-teman saya bahwa dia mencari saya, saya menyadari bahwa saya jatuh cinta pada dirinya. Saat saya menyatakan bahwa saya menyukainya, dia sudah menyukai orang lain. Oleh sebab itu saya mendukung dia mendapatkan perempuan tersebut dan saya mundur. Sebenarnya, memiliki saya menyesal telah membencinya karena itu yang membuat saya merasa tersakiti saat dia mengatakan bahwa dia menyukai orang lain. Jadi, saya harap tidak ada orang yang mengalami hal seperti saya yang malang ini. Oleh sebab itu juga, saya tidak ingin membenci orang lagi, terutama para kaum Adam.

  8. Irmawati
    @irmaa_waati

    Hm, oke karena aku udah menang di GA Eleanor kemarin, jadi aku ga mungkin menang kali ini di blog ini hehe. Tapi aku mau ikut meramaikan juga dong :p. Benci dan Cinta? Dua hal yang sangat berbeda. Namun hanya setipis helaian benang jaraknya, eh bahkan lebih tipis lagi mungkin? Hihi. Hm, kalo aku belum pernah merasakan hal itu. Karena aku orang yang kalo udah benci yaudah. Susah buat merubah rasa itu, boro-boro mau ngerubah jadi cinta, memaafkan dia aja udah syukur deh. Ih jahat ya? Ya maaf deh, tapi itulah diriku. Ckck

    Eh iya mba Luckty, aku mau koreksi, ada kesalahan ketik tuh, ini bukan dari mba Arumi, kayanya mba lupa di edit hehe 😀 Sukses GAnya mba :))

    1. Makasih koreksinya, iya nih tadi pagi abis sahur buru-buru posting, soalnya seharian ada perlu penting gak sempet online. Baru cek jam segini, makasih yaaa… 😉

  9. Nma : Veny
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Kota : Balikpapan, Kal-Tim

    Benci dan cinta itu memang beda-beda tipis kok, saya setuju itu :). Coba kalau ada orang yang jatuh cinta pasti langsung berubah jadi stalker handal, buat cari info tentang orang yang dicintainya sperti makanan kesukaannya, hobinya, aktivitasnya, dsb. Sama tuh seprti kalau ada orang yang benci pasti rajin stalking orang yang dibencinya buat mengetahui kekurangan atau kelemahan yang bisa dibuat jadi bahan celaan 😀
    Dan lagi banyak kok pengalaman orang-orang disekitar saya yang awalnya benci setengah mati malah jadi jatuh cinta, dan begitu pula sebaliknya. Saya termasuk yang pernah mengalaminya :v, karenanya sekarang kalau mau cinta atau benci sama seseorang gak akan berlebihan lagi, takutnya termakan sama perasaan sendiri.

  10. Nama: Lois Ninawati
    Twitter: @_loisninawati
    Domisili: Situbondo,Jawa Timur

    Aku sih nggak setuju, soalnya, Benci dan Cinta itu udah beda jauh banget. kalau Benci mau diubah jadi cinta, pastinya susah banget ya, nyebut namanya aja mikir-mikir dulu. lain lagi kalau cinta. kalau cinta, pasti, yang di pikirin siang malem, pasti si doi 😀
    Tapi, ada juga loh, yang benci jadi cinta, bukan cuma di cerita-cerita aja, di dunia nyata juga ada 😀 tapi nggak banyak sih. mamaku pernah cerita, kalau temennya menikah dengan musuh bebuyutan wktu SMA, eh, setelah sekian lama tak bertemu, ketemu lagi di salah satu depot, jadi kepincut tuh 😀 *sekedar cerita:D*
    kalau menurutku itu sih, benci dan cinta bedanya jauh 😀

  11. Nama: Wulida
    Twitter: @jm_nim
    Domusili: bojonegoro-jatim

    Saya kurang setuju cinta dan benci itu beda tipis. Menurut saya cinta dan benci itu jaaaauuuh berbeda. Karena orang yang sudah membenci seseorang itu jangankan buat ngebahas tentangnya, gak sengaja melihat mukaya sudah cepet-cepet kabur, denger namanya pun sudah pengen mutah. jadii gak mungkin benci dan cinta itu beda tipis, karena cinta itu datang dari komunikas dan keterbiasaan.

  12. Nama : Naning Pratiwi
    Akun twitter : Nhaning CFCLovers @chelseas_lovers
    Kota tinggal : Tulungagung, Jawa Timur
    Benci dan Cinta itu beda tipis.
    Ehm.. Menurutku,.. Enggak. Benci dan Cinta itu beda. Sangat dan sangat beda. Mereka berdiri sendiri-sendiri tanpa harus dibolak balikkan atau dibilang beda tipis. Yang namanya benci, ya tetap benci, cinta ya cinta.
    Cuman, terkadang yang membuatnya menjadi beda tipis itu adalah mereka yang menyimpulkan dari sudut pandang berbeda.
    Mereka yang bilang cinta dan benci itu beda tipis, hanya karena mereka tidak bisa tegas pada diri sendiri, tidak bisa mendeskripsikan rasa yang muncul secara benar.
    Untuk pengalaman pribadi,, yaa.. Semua orang pasti pernah berada pada saat-saat dimana dirinya “membenci seseorang” dan ‘jatuh cinta’ pada seseorang. Dan mereka bisa merasakan hal-hal yang berbeda dari kedua perasaan itu.
    Nah, masih mau bilang cinta dan benci beda tipis?? Coba deh refresh lagi!!!

  13. @ishavanisa

    setuju. sama2 bikin kita stalking, bikin hati ga karuan.. berasa jungkir balik deh! 😛 hahaha cuma bedanya ya.. jenis nya aja, alesan bikin hati kayak gitu. yang satu krn saking senengnya, yang satu lagi karena, dari dunia seluas ini knp musti ketemu dia lagi 😀

  14. Ikutan lagi ya mbak. Smoga aja di kesempatan ini beruntung

    Nama: Ryan Ahmad Augi
    Twitter: awwgie
    Domisili: Banjarbaru, Kalimantan Selatan

    Benci dan Cinta beda tipis? Menurut saya tidak. Kalo sebal dan cinta baru bisa iya. Soalnya kalo benci menurut saya adalah hal yang sangat bertentangan dengan perasaan cinta. Kalo diitung pake derajat mungkin bedanya 180derajat 🙂

    Apakah saya pernah mengalami kejadian yang bermula dari benci kemudian menjadi cinta? Jawabnya adalah tidak.

    Kalau perasaan sebal kemudian menjadi cinta? Saya pernah. Soalnya sebal dan benci menurut saya sudah beda. Sebal itu 1 per 3 nya dari benci.
    Apalagi kalau sudah menyangkut dengan zodiak saya yang Aquarius. Karena orang aquarius itu kalo udah benci, pasti bencinya ga pernah sedikit, langsung banyak. Tapi aquarius orangnya mudah memaafkan, tapi untuk menjadi rasa sayang atau cinta, kayaknya gak mungkin. Hehe.

  15. ikutan semoga berkah ramadhan 😀

    Nama : Mila Rhmatunnisa
    Twiiter : @milehyaa
    Domisli : jakarta timur

    Buat aku CINTA & BENCI adalah satu paket. Dan tidak bisa di pisahkan. Setuju sama mba lucky hehe cinta & benci itu beda tipis, bahkan sangat sulit di bedakan mana cinta dan mana benci. Kenapa? karena faktanya mencintai orang terlalu dalam malah akan membuat kita membencinya kelak ketika dia melakukan sesuatu yang salah. seperti selingkuh contohnya. Akan sulit bagi kita untuk memafkaan dan menerimanya kembali. Dan membenci seseorang dengan teramat dalam akan timbul perasaan yang dinamakan cinta. Karena kita pasti akan tau segala sesuatu tentang dirinya, seluk beluk dirinya, juga kebiasaan dan hal-hal kecil yang dia suka. Tanpa sadar, ternyata kita adalah orang yang justru lebih mengetahuinya dibandingkan dengan orang yang mencintainya. Mau disangkal juga susah toh banyak kok 2 orang yang bencinya bukan main, eh ujung-ujungnya malah saling cinta ckck. Karena mereka merasa apabila salah satunya hilang maka yang satu juga akan merasa kehilangan. Dan Seperti ayat dalam Al-Qur’an 🙂

    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

    Aku pernah ngalamin mba hehe sempet kesel sama Allah kok enggak kasih apa yang aku inginkan malah memberikan yang aku benci. Tapi kedepannya aku sadar justru apa yang aku benci adalah hal yang benar-benar terbaik buatku itulah skenario Allah untuk umatnya.

  16. Nama: Muhammad Ichsan
    Twitter: @ichsan_kaira
    Kota: Bojonggede

    Jawaban:
    Setuju, Karena benci itu berawal dari cinta ketika seorang membenci dia akan selalu memikirkannya lama kelamaan timbul rasa cinta dari dalam hatinya
    itulah yang aku rasakan aku pernah membenci seseorang tapi lama kelamaan aku merasakan jatuh cinta yang amat dalam kepada seseorang tersebut sehingga tiap detik, menit dan jam aku selalu memikirkannya.

    Rasanya aku ingin melihatnya dan memikirkanya tiap hari karena dia membuat hari-hariku berwarna dan indah.

  17. nama: Afifah
    twitter: @fifnoor
    kota: Bogor
    jawaban:
    mungkin dibilang beda tipis karena sama-sama jadi sering mikirin. cinta jadi sering mikirin karena bahagia, benci jadi sering mikirin karena kesal.
    dari segi perasaan, dua perasaan itu kan beda banget, yang satu positif, yang satu negatif. yang satu mau ketemu terus, yang satu papasan di jalan aja malas. kalau cinta juga bisa sih ga mau ketemu karena malu-malu kucing. kalau benci bisa juga mau ketemu buat ngebully.
    kalau diibaratkan, hati yang mencintai itu warnanya cerah dan ringan, sedangkan hati yang membenci warnanya gelap dan berat. makanya, hati yang membenci harus buru-buru dinetralisir dengan tetesan-tetesan cinta dan jangan sampai tetesan-tetesan benci mengontaminasi hati yang penuh cinta #tsaaah.
    tapi, dua perasaan itu bisa berbalik. namanya juga hati manusia, bisa berubah, apalagi ada Tuhan yang bisa membolak-balikkan hati. kalau benci lalu nemu sisi positif orang yang dibenci, malah bisa cinta, bahkan nyesel kenapa dulu benci. benci bisa jadi cinta juga karena sering mikirin loh. kan makin sering mikirin, makin dalam tuh yang dipikirin, eh salah arah deh mikirnya, malah ke arah untuk cinta.
    cinta bisa jadi benci sebagian besar karena kecewa. udah terlalu percaya dia mr/miss right, eh ada hal yang bikin kepercayaan itu hilang, atau ada hal yang bikin ilfeel yang ga bisa ditoleransi. yaudah tutup buku deh love story nya. tapi, kalau udah terlanjur cinta, mau dicari-cari kesalahan dan keburukannya juga tetap ga bisa benci *ini sih cinta dalam diam kamu, fah*
    aku sih belum pernah benci jadi cinta atau cinta jadi benci. aku ga mau terlalu benci sama orang. kalau tiba-tiba suka dengan orang yang awalnya ga disuka masih wajar dan ga bisa dibilang karma.
    kalau tiba-tiba benci dengan orang yang dicinta . . . ga bisa-bisa. hehe.

  18. Nama : Irdha Sadri
    Twitter : @karetegelang28
    Domisili : Makassar

    CINTA dan BENCI beda-beda tipis ? Aku setuju ! Gimana mau nggak setuju, toh keduanya berasal dari sumber yang sama HATI. Dan setahuku, HATI itu nggak ada sekatnya (terbagi-bagi) menjadi beberapa bagian yang berbeda layaknya jantung yang memiliki banyak serambi. Apalagi, CINTA dan BENCI itu berkaitan erat dengan ngomongin perasaan. Dimana perasaan menurut aku adalah suatu hal yang paling lembut di dunia, saking lembutnya jadi gampang berubah-ubah dengan sekali sentuhan.

  19. *walau gak pernah menang tetep ikut!!

    Nama: Cyntia Caroline
    Twitter: @cyntiacaroline6
    Kota: Medan

    Pertanyaan: bagaimana anggapan tentang
    pernyataan BENCI dan CINTA itu beda
    tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah
    pernah mengalaminya?!?

    Jawab: SETUJU aja sih,tapi dalam konteks Lawan Jenis,kalo cewek sama cewek/cowok sama cowok kalo udah benci mah SUSAH baget untuk damai.Apalagi Cinta(+)!!Karena egonya pada tinggi kali ya.

    Tapi dalam konteks “lawan jenis” yang namanya BENCI DAN CINTA itu memang wajar saja terjadi.Karna kalo kita benci sama seseorang perasaan yang kita rasakan akan sama dengan orang yang jatuh cinta.
    Misalnya:
    -Sama – sama memikirkannya
    -sama-sama deg-degan

    Tapi yang membedakan hanya, 1. EMOSI,
    bedanya jika kita mencintai seseorang maka kita akan meluapkan perasaan yang RAMAH dan menyenangkan,tetapi jika kita sedang membenci seseorang maka kita akan melupkan perasaan AMARAH dan menyebalkan.

    JADI BENCI & CINTA ITU:
    MARAH KE RAMAH&
    MENYENANGKAN KE MENYEBALKAN

    Kalo aku sih gak pernah ngalamin hal yang seperti itu,tapi temen aku serring banget.haha mungkin kena kutukan kali dia ya.
    Dia itu kalo udah benci ke orang gak bakal dilupain seumur hidup*katanya
    ya gimana gak jadi cinta coba,nyampe hapal semua nama-nama musuhnya bussett.
    *eh,ngapain jadi ceritain orang ya

    Pokoknya aku YES!

  20. Nama: Anis Antika
    Twitter: @AntikaAnis
    Kota: Surabaya

    TIDAK SETUJU. Karena buatku beda cinta sama benci itu jauuuuh banget. Kalau aku cinta sama orang, aku ingin dan akan membuat orang itu bahagia. Aku juga ingin selalu dekat dengan mereka. Sedangkan kalau aku benci sama orang, rasanya pengen banget mengenyahkan orang itu dari muka bumi dan berharap dia nggak bahagia.

  21. Nama: Thia Amelia
    Akun twitter: @Thia1498
    Kota tinggal: Bogor
    Link: https://twitter.com/Thia1498/status/613275021604057089

    bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!?

    Benci dan cinta itu beda tipis? Ya, saya setuju dengan ungkapan itu. Karena banyak orang yang membenci tapi ternyata dibelakang nya ia selalu mencari tau tentang orang itu, tapi banyak juga orang yang bilang cinta, tapi dibelakang nya ia justru merasa tidak terlalu peduli pada orang itu. Mereka bilang benci pada dia, mereka bilang cinta pada dia, tapi yang ada dibelakang nya justru sebaliknya, kenapa? Karena mereka belum terlalu mengerti apa itu artinya benci dan cinta. Kita seenaknya saja bilang cinta pada dia, tapi yang kita tidak sadar justru kita membenci dia, kita semaunya saja bilang bahwa kita benci dia, tapi ternyata tanpa kita sadari benci itulah yang membuat kita menjadi cinta. Pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis menurutku benar adanya, karena mereka tidak bisa membedakan mana yang dikatakan CINTA dan mana yang dikatakan BENCI.

  22. Nama : Ree Kurnia
    Twitter : @kureeniaa2
    Kota : Bandung

    Setuju.
    Jika dilihat secara harfiah, keduanya memiliki makna yang berbeda. Mengingat keduanya merupakan sifat yang saling berlawanan, tapi juga merupakan ‘pasangan’ yang serasi.
    Lalu, bagaimana ‘tipisnya’ perbedaan dari Si Cinta dan Si Benci?
    Cinta. Manusia yang menyebut dirinya seorang pecinta, memuja objeknya dengan penuh gairah, emosi yang meluap-luap, mendorong dirinya untuk melakukan sebuah pengorbanan untuk objek yang dicintainya/dipujanya.
    Benci. Manusia yang memang pantas disebut pembenci, senantiasa melemparkan sumpah-serapah pada objek yang dibencinya, sering mengumpat, merutuki setiap hal yang berkaitan dengan yang dibencinya, emosi para pembenci juga sama-sama memburu.
    Tapi, bagaimana jika Cinta dan Benci berkadar lebih pada diri seseorang?
    Umumnya, kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Ketika kadar cinta begitu tinggi hingga diri seseorang sulit terkendali, cinta tersebut bisa berbalik menjadi sebuah kebencian. Begitu pula sebaliknya, kadar benci yang teramat (berlebihan) secara tidak langsung akan membuat seorang pembenci meniru hal-hal yang semula dibencinya. Entah ia akan berperilaku sama atau sekadar melakukan penguntitan yang intens.
    Cinta akan ada masanya menjadi benci, begitupun sebaliknya. Keduanya sama-sama menggunakan emosi yang memburu yang murni bersumber dari hati.

    Pengalaman?
    Saya pribadi pernah mengalaminya. Merasakan Cinta dan Benci pada waktu yang sama lebih menguras emosi.

    Rgrds,
    Ree

  23. Nama : Gestha Reffy
    Twitter: @AltGST

    Setuju benci beda tipis dengan cinta?
    Aku sih yes.. 😀

    Emang sih benci dan cinta itu beda. Kalo benci ya benci, cinta ya cinta. Tapi menurut saya bedanya tipis banget. Setipis tissue. Contohnya aja seorang HATERS dan FANS. Haters yang berarti orang yang membenci diri kita tapi berusaha mengulik-ngulik apapun yang berhubungan dengan kita, yang mengurusi masalah dan hidup kita. Apa bedanya dengan fans? Fans juga mengulik-ngulik apapun yang berhubungan dengan kita, mengurusi masalah dan hidup kita, bedanya seorang fans mencintai kita. Beda tipis kan? Jadi bisa dibilang haters itu fans yang amat mencintai kita 😀 *loh kok jadi bahas ini*

    Kalo yang aku alami sih pernah, kepada seorang cowok. Dulu waktu SMP cowok itu suka banget menggangguku, jahil, usil, tingkahnya kekanak-kanakan bikin eneg. Pokoknya pesona dia tuh gak ada keren-kerennya sama sekali dimataku. Dan semakin hari dia semakin menjengkelkan. Aku pun sampai menobatkan dia sebagai orang yang paling aku benci di seluruh dunia. Tapi setelah SMA aku sayangnya masih kebagian satu kelas dengannya. Tingkahnya udah perlahan mulai berubah, nggak pernah usil, jahil, dan jengkelin lagi. Bahkan aku sering nyuri-nyuri waktu di kelas untuk curcol masalah hidupku ke dia. Dia jadi pendengar yang baik.

    Ya walaupun perubahan benci ku ini nggak sampai ke cinta banget sama dia, seenggaknya emang perasaan benci ku semakin hari pun makin berkurang. Sampai someday, aku pernah ngungkapin ke dia.. “Eh dulu SMP jujur gua benci bed sama lo. Tapi sekarang.. Lo mau kan gue anggep sebagai kakak gue yang bakal terus-terus ngedengerin curhat gue dan ngasih masukkan untuk gue?”

    Benci ke cinta bisa aja terjadi. Cinta ke benci juga bisa aja terjadi. Itu semua terjadi karna ada faktor yang berperan, bisah dari tingkah lak, perasaan, pemikiran, dll. Dan yang pasti itu bisa terjadi karna ada tangan Tuhan yang mengatur. Anything nothing impossible.

    Manttaff GA nya, moga makin banyak yang ikutan curcol :p Salam cantik Kak Luckty 🙂

  24. Nama : athalia jessica
    Twitter : @jessicaquamarin
    Domisili : DIY

    Dengan pernyataan ‘Benci & Cinta itu beda tipis’, aku sih setuju ga setuju, 50 : 50..
    Bukannya plin plan ato ga tegas, tapi punya alasan..^^

    Setujunya karena benci maupun cinta adalah 2 macam perasaan yg bisa timbul di hati seseorang, sebagai feedback dari sesuatu yg dialami, dan sesuai respon hati orang yg bersangkutan..
    Bedanya, kalo cinta itu cenderungnya positif, kalo benci itu cenderungnya negatif..
    Jadi bener kan benci & cinta itu beda tipis ? Sama-sama jenis perasaan manusia, hanya berbeda arahnya.. 😀

    Ga setujunya karena benci dan cinta itu emang dasarnya beda aja.
    Dasar dari cinta adalah kasih sayang yg seharusnya rela memberikan yg terbaik buat yg tercinta, bahkan kasih itu menutupi segala kesalahan.
    Sedangkan dasar dari benci itu adalah ketidak sukaan terhadap seseorang/sesuatu, yg bahkan bisa melihat semua yg baik menjadi buruk karena kebencian menutupi mata hati nurani.
    Jadi beda lah benci & cinta itu..dasar & arah condongnya udah beda, maka akan menuntun pada kognisi & afeksi yg berbeda pula, beda total, bukan beda tipis,
    Karena cinta bisa melihat hal baik dari yg terburuk sekalipun, sedangkan kebencian hanya akan melihat hal terburuk meskipun dari sesuatu yg terbaik..

    So, it’s all depends on the context..
    ^-^

  25. Nama : Dias Shinta Devi
    twitter : @diasshinta
    domisili : Bogor

    SETUJU.
    sebenarnya ini pengalaman pribadi sih..
    awalnya sih ngga percaya sama omongan orang yang katanya “benci setengah mati bisa bikin cinta sampai mati”
    eh ternyata aku ngalamin sendiri hehe
    ya walaupun nggak ‘cinta sampai mati’ sih. tapi setidaknya, Allah itu bener-bener Maha Pembolak-balik hati. waktu itu aku benci banget sama seseorang, segala yang dia dilakukan selalu salah di mataku. tapi ketika Allah membalikkan hati, kehidupanku berubah total. Allah melakukannya seperti hanya menyentuh kaca tipis yang rapuh, kebencian di hatiku langsung runtuh. cinta dengan mudahnya tumbuh dan segala yang ia lakukan selalu membuatku senyum-senyum sendiri.

  26. Nama: Adinda Putri Citradewi
    Akun Twitter: @Adindaputri29D
    Kota tinggal: Cerme, Gresik, Jatim

    Setuju. Karena semakin engkau mencintai seseorang maka engkau juga akan semakin membenci seseorang. Selain itu, ada juga hadist tentang hal ini untuk jangan mencintai dan membenci terlalu besar, karena bisa saja tertukar kapan saja. Tetapi, kalau aku sih belum mengalami, hihi X)

  27. Nama: Ana Nurul
    Akun twitter: @anaanum19
    Kota tinggal: Jember, Jawa Timur

    Jawaban:
    Saya setuju jika benci dan cinta itu beda tipis, karena saat seseorang membenci berarti ia telah merelakan ruang di dalam hati juga pikirannya untuk orang yang dibencinya, hingga tanpa ia sadari orang yang ia benci itu menjadi bagian dari dirinya (kebiasaannya), dan kemudian perlahan perasaan benci menjadi takterdefinisi (cinta).

  28. Nama : Mahmudatul Khasanah
    Twitter : @mahda_khasanah
    Email : mahmudatul_kh@yahoo.com
    Kota : Tanah Grogot, Kaltim

    Tidak Setuju, kenapa?
    Karna Cinta kita merasa bahgia sedangkan benci kita merasa sangat-sangat kesal hingga tak bisa melihat sisi baiknya seseorang. Cinta itu indah dan tumbuh dengan sendirinya sedangkan Benci bisa timbul karna adanya penghianatan, kesalahan, ketidaksukaan. Jadi Cinta dan Benci adalah hal yang berlawanan.

  29. Nama: Ria
    akun twitter: @goodenoughoks
    kota tinggal: Surabaya
    Pertanyaannya adalah bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!? 😀

    Tidak setuju, aku tidak pernah mengalaminya 🙂
    Tapi kalo liat di ftv sudah sering sih… hehehe… ato kadang baca ato denger dari orang-orang yang kadang suka menyebut-nyebut “benci dan cinta itu beda tipis lho”
    Pikirku… “Masak Sich? Perasaan beda banget dech” hehehehe…

  30. Nama: Insan Gumelar Ciptaning Gusti
    Akun: @san_fairydevil
    Kota Tinggal: Jember, Jawa Timur

    Jawaban:
    Setuju. Benci dan cinta itu memang beda tipis, bagaikan dua sisi di koin yang sama. Mungkin karena perbedaan yang tipis itulah sering terdengar plesetan seperti benci adalah benar-benar cinta, ya kan?
    Kejadian yang sering muncul. Di kehidupan nyata maupun kehidupan fiksi, tapi pada dasarnya cerita kehidupan fiksi memang diambil dari cerita di kehidupan nyata..
    “Jangan terlalu membenci, nanti malah jatuh cinta…”
    “Jangan terlalu sayang, nanti sakit hatinya malah enggak tertolong…”

    Soal pernah mengalaminya atau tidak itu… mungkin iya, mungkin enggak. Soalnya aku aku sendiri enggak yakin. Soalnya aku hanya ingat pernah mengalami hal itu saat menulis cerita. Hehehe 😀

  31. nama : Eny
    twitter : @Enythxz
    email : enytok03@gmail.com
    kota :jogja

    jawaban: SETUJU
    dari pengalaman saya emang bener kadang benci bisa berubah jadi Cinta. Dulu saya punya temen cowok ,awalnya benci banget sama dia soalnya dia sering jahil sama saya disekolah. Tapi lama kelamaan jadi sering perhatiin,kangen kalo gak dijahil’in lagi dan malah berubah menjadi suka.yah mungkin itu namanya i hate yo but i love you . Dan semenjak itu aku gak mau terlalu benci pada siapapun. . sama seseorang, gak mau pengalaman lama terulang lagi.

  32. Iya, betul.
    Cinta dan benci itu beda tipis.
    Itu betul sekali.
    Saya sendiri berkali-kali mengalaminya.
    Dulu saya ilfil sekali sama semua yang berbau masakan Jepang. Kalo di TV lagi menayangkan masakan-masakan Jepang, saya langsung ganti channel-nya.
    Tapi kemudian salah satu teman saya nraktir saya makan suki. Awalnya saya nolak, tapi kemudian dia maksa. Pokoknya saya harus ikut.
    Eh, ndak taunya, sejak saat itu saya jadi jatu-cinta-setengah-mampus sama suki. Saya jadi malu sendiri sama temanku itu.
    Nah sekarang, tiap bulan setelah gajian, ada aja alokasi dana saya buat makan suki. Liat kan betapa tipisnya perbedaan cinta dan benci. 😀
    Jadi pesanku, jangan kelewat benci sama sesuatu. Dan sebaliknya, jangan kelewat cinta sama sesuatu!

    Nama: Dian Maya
    Domisili: Makassar
    Twitter: @dianbookshelf
    Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/613885278172766208

  33. Nama : Renzy Ardyanti
    Twitter : @ardyantiR
    E-mail : renzyardyanti3@gmail.com
    Kota : Ponorogo

    Jawaban : Setuju
    Karena semakin kita benci sama seseorang semakin membuat kita terus memikirkan orang tersebut,mencari semua keburukannya dan jadi terbiasa dengannya.sedangkan benci sendiri sifat yang khusus yang hanya untuk beberapa orang jadi karena sifat yg jarang tersebut tanpa kita sadari membuat kita tertarik seperti hal-nya ketika jatuh cinta.

    Pernah mengalaminya,ketika seorang teman sd terbiasa jahil setiap hari.aku membencinya tapi lama kelamaan ada perasaan rindu ketika dia tidak masuk sekolah sampai akhirnya dia pindah sekolah -_-”
    miss him and his foolish..

  34. Neneng Lestari
    @ntarienovrizal
    Aceh

    Sebelum menjawab setuju atau gak, saya pengen kaji dulu benci macam apa yang menjadi cinta. Biasanya rasa cinta yang di awali dari dasar benci adalah karena kita mengetahui kekurangan kita apa dan merasa iri hati dengan orang yang kita benci. Ada aja segala tindak tanduk dia yang membuat kita benci, karena kita sadar kita gak pernah bisa seperti dia. Lambat laun, seandainya kita mengenal dia lebih jauh, bakal kelihatan segala kelebihan dia itu adalah benar-benar baik (tulus) maka dari situlah perasaan cinta akan timbul. Tapi selama hati kita tidak terbuka untuk menerima kelebihan itu, di pastikan benci tetap akan menjadi benci, tapi sebaliknya. Kalau kita mau mencoba belajar menerima kekurangan kita dan menerima kelebihan dia, maka benci bisa menjadi cinta.

    Dan jawaban final saya, setuju.

    Pernah mengalami? Pernah ….

    Waktu masih duduk di bangku SMP saya selalu di bandingkan dengan anak laki-laki yang nilai-nilainya selalu di atas rata-rata. Padahal sebelumnya saya yang menempati posisi itu. Benci? Iya pasti …. sebenarnya lebih tepat iri. Tapi rasa benci itu membuat saya jadi obsesi untuk berbuat lebih baik dan baik lagi. hingga akhirnya saya menyerah dan menerima kelebihan anak laki-laki itu. Menjadi cinta sich tidak, tapi kami menjadi teman baik yang saling melengkapi.

  35. Nama : Frida Kurniawati
    Akun Twitter : @kimfricung
    Domisili : Yogyakarta

    BENCI dan CINTA beda tipis, saya tidak setuju. “Tebal-tipis”-nya itu tergantung pada tingkat kedewasaan seseorang yang mengalaminya, dan dalam hal ini menurut saya bedanya nggak tipis (ngerasa udah dewasa soalnya, haha). Gini, yang awalnya cinta terus jadi benci. Ini namanya tidak dewasa. Misalnya sudah putus tapi putusnya nggak baik-baik, terus masih memendam benci pada sang mantan. Seharusnya, jika sudah putus, masa lalu adalah masa lalu. Jangan memerangkap mantan dengan kenanganmu. Kalian berdua berhak membuka lembaran baru. Dalam kasus ini, sebenarnya itu bukan benci, melainkan belum rela aja, sehingga menjadikan “benci” sebagai tameng harga diri.
    Kalau benci jadi cinta, bedanya nggak tipis. Ia harus melalui serangkaian proses–yang menurut pengalaman saya proses itu lumayan panjang–untuk bisa jadi cinta.
    Nggak beda tipis, sih, tapi BENCI dan CINTA sama-sama suatu jenis perasaan yang dalam, dan efeknya ke seseorang mungkin sama: jadi lebih perhatian dan kepo terhadap target, baik itu orang yang dibenci atau yang lagi ditaksir.
    Saya pernah mengalami benci jadi cinta, terhadap boyband Super Junior, dan K-pop pada umumnya. Tapi, seperti saya bilang tadi, prosesnya cukup lama. Tapi kalau sudah kadung cinta, cintanya mendalam :’)

  36. Nama :Dini Auliana Putri
    Twitter :@Dini_AP28
    Kota :Metro, Lampung Tengah

    Jawaban:Setuju
    Menurutku bukan hanya beda tipis, tapi ‘sama’. Benci dan cinta sama-sama melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ketika kita membenci seseorang, kita akan terus-terusan melihat dia dari sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Kita hanya akan melihat semua keburukan yang dia lakukan. Selalu mencari-cari kesalahan supaya benci itu semakin melekat.

    Begitu pula dengan cinta, ketika kita mencintai seseorang, kita akan melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Kita hanya akan melihat kebaikannya. Tak perduli dengan keburukan yang pernah dia lakukan. Yang kita tahu dia begitu sempurna.

  37. Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Kota: Palembang

    Nggak setuju. Benci dan cinta itu memang berbeda. Tapi nggak tipis begitu. Benci ya benci, cinta ya cinta. Meski banyak yang bilang perbedaannya setipis kertas. Tapi aku beropini hanya berdasarkan apa yang kualami saja. Sejauh ini sih aku nggak pernah ngerasain yang dari benci jadi cinta atau dari cinta jadi benci, karena sesungguhnya manusia tidaklah dianjurkan untuk membenci sesamanya *ciyelaaah XD* dan aku nggak pernah/mau membenci seseorang. Jadi hal itu nggak pernah terjadi sama aku. 🙂

  38. Ananda Nur Fitriani
    @anandanf07
    Bogor

    Setuju.
    👉 Karena dibalik perasaan cinta, pasti terselip rasa benci. Jika kita mencintai seseorang, kita selalu ingin bersamanya. Namun, bagaimana jika ternyata dia mencintai orang lain? Atau dia memutuskan hubungan dengan kita demi orang lain? Kita akan merasa dikhianati dan tanpa sadar mengubah perasaan cinta itu menjadi benci. “Jangan terlalu mencintai seseorang, karena perasaan cinta itulah yang akan membunuhmu.”

    👉 Dan dibalik perasaan benci, pasti terselip rasa cinta. Coba pikir, apa alasan kita membenci seseorang? Iri? Sakit hati?
    Jika kita membenci seseorang, kita akan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang dirinya. Walaupun untuk mencari sisi buruknya dan menjelek-jelekan dia, tapi coba deh intip hati kita. Disana pasti tersembunyi suatu hal yang hanya bisa dirasakan oleh kita. “Jangan terlalu membenci seseorang, karena perasaan benci itulah yang akan membodohimu.”

    👉 Kalau untuk pengalaman sih yaa.. Hmm, saya pernah pernah mencintai seseorang. Dia sudah berkali-kali menyakiti saya (hahaha), dan saya juga sudah berusaha berkali-kali untuk membencinya. Namun kenyataannya selalu gagal. Akhirnya, saya selalu teringat orang itu, menangis karena rasa sakit yang diberikannya. Saya sadar itu tindakan yang sangat bodoh, tapi saya tetap melakukannya.

    👉 Saya juga pernah mengalami benci kepada seseorang. Saya mencari tahu tentang dia lewat media sosial. Dan setiap saya menjelek-jelekan atau berkata “benci” kepada orang itu, saya merasakan sesuatu yang aneh. Hati saya degdegan seakan-akan saya sedang mengatakan kebohongan.

    👉 Tidak semua rasa cinta akan menjadi benci ataupun sebaliknya. Semuanya tergantung dengan cara kita menyikapi perasaan cinta dan benci itu. Intinya, jangan terlalu mencintai atau membenci seseorang ya, mbak 😀 yang sewajarnya saja, supaya tidak dibunuh dan dibodohi oleh perasaan sendiri, hihi xD

  39. Nama: rizqa nurul hidayanti
    Twitter: @nurul_rizqa
    Kota: magetan
    Aku stju dengan prnyataan benci dan cinta bedanya tipis krn akupun prnh mengalaminya.
    Dlu ada cowok yg aku benci krn dia usil, cerewet dan ngapak. Hehehe
    Dia usil bgt sering gngguin aku dan manggil2 g jls cuma buat bilang, “cuma ngetes”. Aku semakin benci krn dia orangnya cerewet banget dan ngomongnya pke bhsa nhapak gitu, terasa aneh dan lucu tapi kurang sreg krn aku g ngerti saat mereka ngmg.
    Eh… karena keusilan, crewet dan ngapaknya itu mlah membuatku suka sama dia. Hehehe… sifatnya yg kubenci mlah buatku jtuh cinta
    #tengok kanan kiri
    #moga,dia gak bca,curhatanku
    Hehehe

  40. Nama : Aprilia Rizki
    Twitter : @Ritzkiaprilia
    Lokasi : Bandung

    Cinta dan benci itu bener-bener beda banget, aku ga setuju sama pernyataan cinta dan benci itu beda tipis. Why ? dilihat dari pengertiannya aja udah beda, Cinta itu sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi serta kepedulian sehingga seseorang akan berusaha untuk mencurahkan kasih sayang dan melindungi orang tersebut, sedangkan Benci itu merupakan emosi yang sangat kuat melambangkan ketidaksukaan atau antipati untuk seseorang sehingga akan berusaha untuk tidak peduli atau malah menghancurkan dan menghilangkan orang yang dia benci. Aku lebih setuju kalau ada yang bilang cinta bisa jadi benci dan sebaliknya, itu bisa aja terjadi, karena emosi manusia selalu berubah-ubah. Tapi benci dengan cinta beda tipis itu aku ga setuju, karena mereka benar-benar bertolak belakang :3
    Pernah mengalaminya? Tentu saja iya, aku mencintai keluarga dan teman-temanku (cinta ga selalu buat kekasih kan? 😉 ) sampai saat ini dan tentu saja aku pernah membenci seseorang, walaupun sekarang sudah tidak benci lagi, tapi bukan berarti aku berubah jadi peduli atau cinta dengan orang itu kan 😉

  41. Nico Pardamean
    @PardaNiks93
    Bandung

    Well, sebelum aku jawab sertuju atau ga setuju, aku utarakan dulu dasarnya
    Bukankah BENCI itu singkatan dari BENAR-BENAR CINTA?
    Heheh
    Tapi, makna BENCI sendiri malah dikaburkan dgn CINTA.

    Sebenarnya, ada orang yang iri pada suatu hal atau pada seseorang. Padahal, dalam hatinya pingin bgt deket ma orang itu atau punya hal itu. Sayangnya, dia malu ngungkapinnya. Jadi, dengan kedok BENCI lah dia membohongi perasaannya. Dengan kedok BENCI dia berusaha mendekati orang yang disukainya.
    Itu pengalamanku sendiri. Heheh

    Tuhan membuat segala sesuatu berpasangan. Well, CINTA dan BENCI itu berpasangan. Meski beda bisa tetap bersatu.

    Jadi, aku KURANG SETUJU 🙂

  42. Ade Risti
    @ade_risti
    Sumedang
    Saya sebenarnya tidak setuju dengan anggapan cinta dan benci itu beda tipis. Mungkin karena saya tidak pernah mengalaminya. Saya pribadi sekalinya gak suka sama orang, bakal hilang respect seterusnya. Susah buat balik ke keadaan awal. Untuk kenal saja susah apalagi cinta.

    Kalau ada yang bilang dari benci berubah jadi cinta sepertinya dia tidak benar-benar benci dari awal. Atau memang sudah ada rasa deh sebelum dia benci. Saya sih masih sulit membayangkan untuk cinta sama seseorang yang kurang suka atau benci.

  43. Nama: Ani Purditasari
    Twitter: @Anny_Tears
    Kota tinggal: Jambi

    Cinta dan benci itu 180° berbeda.

    Benci menurut kbbi: sangat tidak suka.
    Cinta menurut kbbi: suka sekali

    Jelas sekali kalau cinta dan benci itu adalah dua hal yang berbeda. Tapi karena cinta dan benci 180° berbedalah yang membuat dua hal bertolak belakang itu perbedaannya sangat tipis, cinta dan benci berada pada satu garis yang sama. Salah satunya sama-sama ada kata suka.

    Kalau benci suka memperhatikan orang yang dibenci untuk mencari tau keburukannya, sedangkan cinta suka memperhatikan orang yang dicintai untuk semakin mengenal hal-hal tentang orang yang dicintainya (dalam arti kebaikannya).

    Jadi menurutku cinta dan benci itu berbeda, iya beda tipis karena berada dalam satu garis yang sama, dan aku SETUJU.

    Aku sendiri pernah mengalami bagaimana perasaan yang semula benci akhirnya menjadi cinta.

    Awalnya aku benci dengan tipe cowok yang sangat suka ngegodain cewek di jalan, menurutku tipe2 cowok seperti itu adalah tipe playboy.

    Tapi karena setiap yang kita lakukan akan ada timbal-baliknya, aku akhirnya malah jatuh cinta dengan orang yang menggodaku di jalan, bahkan aku sekarang hidup dengannya, orang yang semula aku benci :3

  44. nama: A’immatul Ummah
    twitter: @Aimimma1
    domisili: Pekalongan Selatan, Jawa Tengah
    bagaimana anggapan tentang pernyataan
    BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau
    TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!?

    SETUJU. Kadang ssorang yg lagi jatuh cinta, ketika mengalami pertengkaran dlm hubungannya, pasti dia akan melontarkan kata” kasar. apalagi kata “aku benci sama kamu” pdhl in fact. dia cinta.
    Kadang ssorang yg benci sm org lain, merasakan kehilangan. pdhl sbrnya dia nggak ingin membenci org itu. bahkan sampai bisa menyesal krn tlah menunjukkan kbncian pdhl jauh dr hatinya ada cinta. Ego menjadikan cinta dan benci jd tipis.
    Aku pernah mengalaminya, aku benci seseorang krn dia telah melukaiku, tp jauh dr lubuk hatiku masih ada cinta untuknya :’)

  45. nama: Putri Adinda Biantin
    twitter: @biantin12
    domisili: Jakarta Timur

    PERTANYAAN : bagaimana anggapan tentang pernyataan BENCI dan CINTA itu beda tipis, SETUJU atau TIDAK? Apakah pernah mengalaminya?!?

    JAWABAN : Setuju karena saya sendiri pernah mengalaminya.

    Saya rasa cinta bisa berubah jadi benci karena saat kita mencintai seseorang, secara tidak sadar kita menggantungkan banyak harapan pada orang tersebut. Karena cinta, kita bisa berkorban tanpa diminta. Karena cinta, kita menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk orang tersebut. Dan karena cinta, kita bisa mencintai orang tersebut lebih dari pada diri kita sendiri.
    Itulah mengapa, saat orang tersebut melakukan sesuatu yang tidak kita harapkan, yang menyakiti kita, semua pengorbanan yang pernah kita lakukan mungkin saja terasa sia2. Kita marah dan benci, sebenarnya lebih pada diri kita sendiri karena membuang2 tenaga dan perasaan, tapi seringkali kita mencari objek pelampiasan amarah, dan siapa lagi kalau bukan orang yang (dulu) pernah kita cintai.

    Sedangkan untuk kebalikan kasusnya, dimana benci berubah jadi cinta, saya rasa itu bisa terjadi karena saat kita membenci seseorang untuk alasan apapun, secara tidak sadar kita menghabiskan banyak waktu untuk mencari2 kelemahan orang tersebut. Kita menghabiskan lebih banyak energi untuk memikirkan orang tersebut, bahkan mungkin lebih dari orangtua dari orang yang kita benci :)). Witing tresno jalaran seko kulino, kalau udah kenal banget ya bukan gak mungkin bakal jatuh cinta kan? 🙂

    Dua fenomena di atas (benci-> cinta, cinta-> benci) menurut saya bisa dihindari kalau mau. Ya kuncinya sebelum benci/suka dengan seseorang, pikir2 lagi seberapa banyak kita mau menghabiskan energi untuk menumbuhkan rasa itu. Kalau worth it ya teruskan, kalau enggak ya kontrol diri 😉

    Tapi itu kalau bisa ya, jangan2 tanpa sadar udah jatuh cinta 😀

  46. Membenci seseorang itu seperti menambatkan beban berat di hatimu. Dan saat kau berhasil menggergaji salah satu rantai besi dan membiarkan jangkarnya terlepas darimu, kau sudah siap untuk maju kembali dan melanjutkan perjalananmu. Kini tinggal satu jangkar lagi yang harus kulepas. (hlm. 277) kata2 nya dalem banget jadi pengen baca. apalagi di noel ini punya banyak amanat dan sindiran. tapi sindiran disini adem didenger jad nyaman bacanya

Leave a reply to Eny Cancel reply