buku, resensi

REVIEW Wedding Rush + GIVEAWAY

WP_20150605_003

Banyak persahabatan yang berujung jadi cinta, karena kamu tidak perlu mencari ke ujung dunia untuk menemukan pendampingmu kelak. Cukup dengan lihat dulu di sekitarmu. Siapa tahu dia sudah ada di sampingmu sejak dulu. (hlm. 1)

Kalimat di atas #PLAKK banget ya. Hayo ngaku siapa yang pernah mengalami friendzone?!? X)) Nggak salah kalo dua manusia lawan jenis yang awalnya hanya teman, kemudian jadi sahabat, kemudian berubah status naik lagi menjadi pasangan dan berakhir ke pelaminan. Ada, ada banget kayak gini sering kita temukan di kehidupan nyata.

Sebenarnya nggak masalah kalau satu sama lain memang saling memiliki atau memendam rasa yang sama, permasalahannya adalah jika salah satunya hanya bertepuk sebelah tangan, seperti yang dialami Padma ini. Lebih sakit lagi jika sahabat yang kita sukai itu justru mencintai sahabat kita yang lain. #PukPukPadma

Persahabatan Padma, Resita, Rajata, dan Daka seperti lingkaran setan. Kenapa? Karena dibalik persahabatan mereka sebenarnya saling menyukai satu sama lain. Ada yang berbalas, ada juga yang tidak. Patah hati karena orang lain memang sakit, tapi patah hati karena sahabat sendiri, pasti lebih luarbiasa lagi sakitnya. #PukPukPadmaLagi

Tidak mudah bagi Padma untuk move on dan mencoba menjalani hidup normal seperti dulu. Dua tahun ternyata tidak membuat perasaannya luntur. Demi kebaikan mereka, dia memang menjauh dari semuanya, termasuk persahabatannya dengan Resita, Rajata dan Daka.

“Untuk apa lo balik lagi? Udah capek kabur-kaburan, Padma?”

“Bahkan udah dua tahun gue kabur, gue capek. Tapi sakitnya nggak hilang juga, Ka. Sekarang, kasih tahu gue, gimana caranya gue nggak ngerasain sakit sialan ini tanpa harus berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja.” (hlm. 16)

“ Sakit hati itu mengendap dan terus menerus, nggak mau berhenti sampai sekarang. Padahal gue cuma mau mereka bahagia. Dan… berharap kalau suatu saat nanti gue juga bisa nemuin cowok yang juga sayang sama gue. Yang bisa bales perasaan gue.” (hlm. 26)

Untuk orang yang belum mengalami patah hati, pasti rasanya menye-menye banget lah Padma ini. tapi buat yang sudah pernah merasakan patah hati (uhuk, seperti baru-baru ini saya rasakan), apalagi ditambah patah hati karena sahabat sendiri kayak Padma ini, pasti sakitnya pangkat dua. #LagiLagiPukPukPadma

Sebenarnya yang butuh move on tidak hanya dialami Padma, tapi juga Daka. Jika Padma harus move dari patah hati melihat Rajata dan Resita menikah, lain lagi soal Daka. Berasal dari keluarga yang broken home, memberikan dampak yang cukup besar sampai Daka di usia matang. Kegagalan rumah tangga orangtuanya, memberikan rasa cemas dalam dirinya. Dia khawatir jika menikah nanti, akan berperilaku seperti papanya terhadap mama dan dirinya. Hal ini terus menghantuinya.

“Bukan mama yang seharusnya meminta maaf. Harusnya aku yang minta maaf karena belum bisa bikin mama bahagia dengan aku yang menikah. Maaf untuk itu, Ma. Aku belum siap untuk mencintai seseorang dan nantinya aku berubah sebagai orang yang menyakitinya.” (hlm. 12-13)

Padma, Daka, Resita dan Rajata mencoba untuk bersahabat kembali. Meski tidak sama persis seperti dulu lagi, minimal mereka mulai kembali bersahabat dan bersama-sama. Memang tidak mudah. Tidak hanya dialami dari Padma semata, tapi juga dari pihak Resita dan Rajata. Dari empat tokoh ini, saya justru paling suka sama tokoh Resita, dan wajar saja jika Rajata sangat menyukainya hingga menyuntingnya. Sikap Resita lebih dewasa dibandingkan Padma yang terkesan rada kekanakan, atau mungkin pengaruh Padma ini adalah artis ya, jadi hidupnya rada drama queen dalam menghadapi hidup. Eh, ini terlepas dari hobi Resita yang demen gonta-ganti lipstik tergantung suasana hati yaaa… x))

“Sekarang, gue cuma mohon satu hal, Ma. Kasih diri lo dan kita semua kesempatan. Kita bangun lagi persahabatan ini, dan kita robin tembok bernama masa lalu yang ada di antara kita bertiga.” (hlm. 71)

Banyak banget kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Makanan adalah obat paling mujarab untuk penyakit patah hati. (hlm. 15)
  2. Karena tak ada namanya bekas sahabat selama apa pun kita meninggalkan mereka. Sahabat tetaplah sahabat. (hlm. 37)
  3. Cinta bisa datang dengan sangat cepat namun sangat lama untuk membuat perasaan itu pergi dari hatinya. (hlm. 41)
  4. Memanglah karena memang hati kamu memilih dia. Bukan hanya karena kamu dicecar sana sini. (hlm. 55)
  5. Tidak ada sahabat yang rela melihat sahabatnya sakit hati. (hlm. 64)
  6. Setiap orang berhak mengekspresikan dirinya. (hlm. 69)
  7. Perasaan nggak bisa dicegah, nggak ada tindakan pencegahannya. (hlm. 83)
  8. Move on emang bukan masalah nemuin penggantinya, tapi mungkin dengan ada penggantinya bisa bikin lo mikirin langkah untuk ke depan, bukan untuk nengok ke belakang. (hlm. 111)
  9. Namanya juga hati, nggak pernah ada alasan logis di balik semua perasaan kan? (hlm. 136)
  10. Cinta itu ada banyak caranya untuk datang. Ada yang tiba-tiba, ada yang karena terbiasa, ada juga yang pas pertama kali lo ngeliat dia lo ngerasa kalau cuma orang itu yang bisa bikin lo bahagia walaupun cuma dengan ada di sampingnya. (hlm. 136)
  11. Jatuh cinta bisa membuat seseorang menjadi berbeda. (hlm. 137)
  12. Belajar untuk membuat laki-laki merasa dibutuhkan. (hlm. 144)
  13. Hatilah yang paling banyak memegang kendali dari orang-orang yang sedang jatuh cinta. (hlm. 145)
  14. Namun Tuhan selalu punya rencananya sendiri untuk setiap orang. (hlm. 146)
  15. Orang di masa lalu, itu hal yang jadi ketakutan seseorang dalam menjalin hubungan. (hlm. 148)
  16. Kenyamanan adalah hal pertama yang dibutuhkan dua orang untuk menjalin hubungan. (hlm. 149)
  17. Sebesar apa pun kepercayaan dua orang dalam satu hubungan, bertemu langsung juga sangat dibutuhkan. (hlm. 161)
  18. Pernikahan memang nggak akan seindah dongeng-dongeng. Ada kalanya dua orang yang terikat nantinya ingin lepas dari satu sama lain. Tapi kamu nggak akan tahu kamu akan jadi seperti apa di pernikahanmu kelak, kalau kamu bahkan nggak mau kenal dengan perempuan lain di hidup kamu. (hlm. 176)
  19. Cinta itu bukan sesuatu yang harus dipahami, tapi diresapi sampai lo benar-benar ngerasain cinta itu sendiri di hati lo. (hlm. 215)
  20. Jangan tanyakan apa yang udah kamu tanya jawabannya. (hlm. 237)
  21. Jatuh cinta itu adalah ketika lo berusaha untuk selalu bisa bareng sama dia. Mencintai itu adalah ketika lo mau lihat dia bahagia. (hlm. 249)
  22. Ketika kita ingin sembuh, jangan jauhi penyebab sakitnya, tapi dekati dan coba berdamai dengannya. (hlm. 264)
  23. Lebih mudah hidup dengan orang yang kita cintai. (hlm. 293)
  24. Ada daya tahan hati seseorang dengan orang lainnya adalah sama? (hlm. 302)
  25. Orang memang bisa berubah, tapi dia juga bisa tetap menjadi yang dulu. Perubahan adalah pilihan, kamu yang memilih mau berubah atau nggak. (hlm. 310)
  26. Seseorang yang kita cintai adalah kekuatan sekaligus kelemahan kita. (hlm. 315)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Benar rupanya, tidak akan pernah ada persahabatan antara lelaki dan perempuan tanpa cinta dan nafsu di dalamnya. (hlm. 2)
  2. Pernikahan itu mengandung kompromi dan toleransi seumur hidup. (hlm. 3)
  3. Lo terlalu baik kadang-kadang, mungkin kalau dia nggak pergi, lo akan terus mikirin perasaan dua perempuan itu tanpa benar-benar ambil tindakan seperti apa yang lo lakukan saat ini. (hlm. 8)
  4. Menikah itu harus membutuhkan alasan logis? (hlm. 12)
  5. Salah siapa coba yang sok-sokan pengen ikutan demo? (hlm. 18)
  6. Tapi siapa yang bisa mengatur perasaan seseorang? (hlm. 21)
  7. Orang jatuh cinta, emang jadi bodoh dalam segala hal. (hlm. 23)
  8. Hidup lo kadang terlalu monoton tanpa lo sadari, dan jangan jadiin patah hati kronis sebagai template untuk hidup lo itu. (hlm. 33)
  9. Jakarta memang sangat lihai membuat orang-orang menua lebih cepat di jalanan. (hlm. 34)
  10. Umur udah lewat dari seperempat abad, masih aja lo nanyain kado? (hlm. 47)
  11. Kenapa sih demen banget nyuruh orang nikah? (hlm. 96
  12. Jangan seenaknya nyuruh orang lain ngelakuin hal yang jadi ketakutan tersendiri buat lo. Jangan. (hlm. 97)
  13. Nikah itu bukan cuma tentang cinta dan kesiapan materi. Tapi juga mental. (hlm. 103)
  14. Kebersamaan lebih dari sekedar nilai sebuah nomor handphone kan? (hlm. 108)
  15. Nggak perlu jadi romantis untuk bikin seseorang nyaman saat bersama kamu. (hlm. 133)
  16. Kerja itu ada waktunya, istirahat juga. Jangan kerja di waktu istirahat. (hlm. 141)
  17. Jangan berhenti di jalan sepi, nanti dikira mesuman. (hlm. 198)
  18. Katanya, kalo lo nyambut tahun baru dengan keadaan hati yang buruk, sepanjang tahun itu bener-bener nggak bagus buat lo. (hlm. 214)
  19. Cinta itu, bukan sesuatu yang harus dipahami, tapi diresapi sampai lo bener-bener ngerasain cinta itu sendiri di hati lo. (hlm. 215)
  20. Menikah itu dianggap sebagian orang untuk menjerat kebebasan individu di dalam pernikahan itu. Padahal pernikahan sebenarnya adalah kebebasan. Karena kita udah saling pegang janji sehidup-semati dan saling berkomitmen untuk jujur, percaya, dan setia. (hlm. 247)
  21. Ada orang yang bilang, semakin sering merasakan sakit, semakin imun diri kita terhadap rasa sakit itu. Ada juga yang bilang, kita justru harus bertahan dengan penyebab rasa sakit itu. Karena bisa saja rasa sakit itu diberikan sepaket langsung dengan penyembuhnya. (hlm. 302)
  22. Perasaan tidak bisa disetir hanya dengan sebuah cincin yang melingkari jari manis seseorang. Fisik mungkin selalu ada di dekatnya, tapi siapa yang tahu kalau hati bisa saja menyebut nama orang lain. (hlm. 305)

Ini adalah novel ketiga dari seri Le Mariage terbitan Elex Media yang saya baca, sebelumnya ada Jodoh Untuk Naina dan Love Fate yang dua-duanya memang ditulis oleh penulis yang sudah berkeluarga. Tema friendzone, endingnya selalu bisa gampang ditebak. Yang bikin agak syok adalah penulisnya masih unyu bingit. Pas nulis buku ini masih berumur 18 tahun. Owmegad…remaja unyu udah mahir nulis buku bertema ‘pernikahan’, sungguh istimewa… :))

Keterangan Buku:

Judul                                     : Wedding Rush

Penulis                                 : Jenny Thalia Faurine

Editor                                    : Afrianty P. Pardede

Penerbit                              : PT Elex Media Komputindo

Terbit                                    : 2015

Tebal                                     : 328 hlm.

ISBN                                      : 978-602-02-6349-6

MAU BUKU INI?!?

Simak syaratnya:

1. Peserta tinggal di Indonesia

2. Follow akun twitter @lucktygs dan @JennyThaliaF. Jangan lupa share dengan hestek #GAWeddingRush dan mention via twitter.

3. Follow blog ini, bisa via wordpress atau email.

4. Jawab pertanyaan di kolom komentar di bawah, plus nama, akun twitter, dan kota tinggal. Pertanyaannya adalah jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya 😀

5. Giveaway ini juga boleh di share via blog, facebook, dan sosmed lainnya. Jangan lupa sertakan hestek #GAWeddingRush yaaa… 😉

Event ini gak pake helikopter, eh Rafflecofter yang ribet itu. Jadi pemenang ditentukan dari segi jawabannya ( ‘⌣’)人(‘⌣’ )

#GAWeddingRush ini berlangsung delapan hari saja: 24-31 Agustus 2015. Pemenang akan diumumkan tanggal 2 September 2015.

Akan ada LIMA PEMENANG yang akan mendapatkan buku ini. Hadiah akan langsung dikirimkan oleh penulisnya… ;)

Silahkan tebar garam keberuntungan dan merapal jampi-jampi buntelan yaaa… ‎(ʃƪ´▽`) (´▽`ʃƪ)!

-@lucktygs-

81 thoughts on “REVIEW Wedding Rush + GIVEAWAY”

  1. nama : adisty nur afni
    akun twitter @adisSFJ
    tempat tinggal : tangerang

    bismillahirrohmanirrrohim semoga yang kali ini beruntung.
    kalo kejebak di friendzone kaya gini mah aku lebih milih nyatain persaan ku kak yang penting lega ga nyesek kaya dicekek digantungan baju. soalnya pernah kaya gini, bukan ditolak sih tapi dia bilangnya ga nyangka. lebih baik sahabatan aja karna kita berdua juga saling nyaman. yaudah aku mah, sedih si awalnya tapi dia hibur lagi wkwk eh sekarang perasaan pengen milikin itu juga lenyap

    daripada ga dinyatain, ntar bawaannnya baper mulu, muka lusuh kaya cucian baru diperes . kan kalo saling tau perasaan masing-masing enak, tapi kebanyakan cewek tuh malu malu jaim minta di getok. tapi aku engga, kadang aku mikir aku yang gatau malu apa gimana 😂😂😂 hahaha
    menurut kaka kalo cewek bilang perasaannya malu-maluin ga???? jatuhin harga diri kita sebagai wanita ga? tapi aku ga asal nyatain aja sih, kalo udah bener-bemer baru jujur ama perasaanku. tapi ga nembak ko ka cuma nyatai aja hehe

  2. Nama: Nadia Puspaningtyas A.
    Twitter: @Nadia48nafla
    Fb: Nadia Puspaningtyas Ashari
    Kota: Surakarta

    aku sendiri pilih tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan, apalagi kalau persahabatan itu sudah dari kecil sampai sekarang. Lebih baik cinta dalam diam walaupun memendam perasaan itu sakit rasanya…

  3. Nama =Nurlis
    Twitter =@talaonurlis1
    tempat tinggal=Sumatera Barat

    Kalau terjebak Frienzone aku lebih memilih memendam perasanku karna walaupun takkan sampai merusak persahabatan namun itu akan menciptakan kecanggunggan antara kami,mungkin dia akan merasa berat bercerita padaku bila nanti dia menyukai seseorang karna takut aku akan terluka,akan ada jarak antara kami jadinya.lagipula aku tak pandai menyatakan isi hati dengan benar,ntar tujuan aku kesini eh omongan ku malah pergi kemana-mana…hehehehe
    udah itu aja mau merapal jampi-jampi dulu
    *mdh2han menjadi 5 orang beruntung mendapatkan”WEDDING RUSH”

  4. Nama : naning Pratiwi
    Akun twitter : @chelseas_lovers
    Kota tinggal : Tulungagung

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?

    Namanya friendzone itu nggak enak. Mau nggak suka, tapi perasaannya suka. Mau jealous dia sama yang lain juga nggak bisa.
    Karena “Rasa penasaran yang tak terjawab lebih menyakitkan dari patah hati.”
    Jadi, mending diungkapin (dengan resiko ditanggung sendiri. hehehhe.. ). Siapa sih yang bisa ngira kalau akhirnya suka sama temen sendiri?
    Kalau takut persahabatan rusak,… Sebentar.. Ini kan sudah pada gedhe yaa.. Masak gara-gara gitu doang jadi musuh? 😀 Namanya ditolak atau diterima ya harus fair dong.. Kalau berabi nyatain berarti berani ditolak juga. Sukur sukur, kalau diterima. Hehehee..
    Mungkin canggung awalnya, tapi, masak mau gitu terus? Kan kalau udah jelas ditolak, kita bisa melangkah lebih enak. Mau suka sama yang lain juga nggak ada beban, terus si dia sama yang lain juga nggak jealous-jealous amat (ya, mungkin awalnya sih ada rasa gimanaaaa gitu.) Tapi.. Kan yang penting JELAS. Nggak friendzone, atau apalah namanya. Tapi ingett.. Kita harus tahu batas-batasnya. Jangan agresif! Kita itu cewek. Masak nembak duluan>???? Kalau cuma pengen tau jawabannya, ya udah.. Setelah dapet jawaban baru deh.. Menbuat ancang-ancang untuk selanjutnya.. Inget.. Jangan kelewat agresif!!!!

    Dan,, kalau udah diungkapin.. Legaaaaaaa rasanya….. Bener deh.. Coba saja..

  5. 1. Saya tinggal di Jakarta
    2. Saya sudah follow akun twitter @lucktygs dan @JennyThaliaF dan juga sudah di share serta mensen ke kedua akun tersebut.
    3. Sudah follow blog ini via email.
    4. Oke, saya akan mencoba menjawab sebaik mungkin. Jika saya terjebak friendzone, saya akan menyatakan perasaan saya. Jika diterima ya syukur. Jika ditolak ya gpp. Yang penting dia sudah tahu perasaan kita ke dia.
    Jika kita belum pernah menyatakan perasaan kita, kita akan terus berandai andai bagaimana jika ternyata si dia juga suka sama kita. Padahal mah kagak. Hahaha
    Kita akan terus dihantui rasa penasaran bgaiman perasaan dia sebenarnya ke kita. Entar kalau mati bisa-bisa jadi arwah penasaran. Sereeeemmm.

    Nama saya Yudha. Akun twitter @yudpewe . Kalau saya menang, hadiahnya bisa dikirim ke Jakarta. Itu adalah kota tiggal saya sekarang

    5. Berhubung saya orangnya (semoga) baik, maka saya share lagi via fb. bisa di cek di sini (https://www.facebook.com/yudha.prawira.100?fref=nf)

  6. nama: aulia
    twitter: @nunaalia
    kota: serang

    Pertanyaan:
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya.

    Jawaban:
    Kalo dulu aku selalu memendam perasaan kalo suka/cinta sama cowo, dan rasanya tuh ga enak bgt! Nyiksa sendiri!
    So belajar dari pengalaman, kalo kejadian lagi aku bakalan ungkapin aja ke cowo ybs, apalagi ini teman sendiri yg udah kenal gmn pribadinya. Tentang hasilnya nothing to lose lah, yg penting perasaan plong dan ga terus penasaran atau bakalan nyesel besok-besok karena ga pernah berusaha. Siapa tau perasaan aku ga bertepuk sebelah tangan, dan dia juga suka/cinta sama aku, cuma kalah cepet aja ngomong suka/cintanya ke aku, krn aku ngebet bgt! hahahaaaa….
    Tapi kalo ternyata ditolak ya begitulah resiko jatuh cinta, kalo berani jatuh cinta ya harus berani patah hati. Mungkin awalnya hubungan kita akan ga enak banget setelah ini, karena aku yg kecewa dan dia yg merasa bersalah, yang biasanya ini yg jadi pemicu merusak persahabatan. Tapi aku harus bisa menguasai diri, kalau istilah dalam pekerjaan harus profesional gitu deh hehe, dan meyakinkan dia kalo ini ga akan merusak persahabatan kita. Soal rasa sedih dan kecewa yg aku rasain, seiring berjalan waktu pasti akan memudar, walau mungkin ga akan mudah.

  7. nama : pramestya
    twitter : @p_ambangsari
    kota tinggal : temanggung

    jawaban: aku pilih memendam soalnya aku pernah friendzone dan menyatakan, rasanya nggak enak banget! Sampai sekarang aku sama dia jadi jarang ngobrol, kalau ketemu nyapa pun enggak. Kayak musuhan gitu, padahal udah berkali-kali saling minta maaf… Eh, tetep aja nggak berubah.

  8. tambahan : memendam perasaan juga seru, bisa mata matain dia sesukaku, bisa gosipin dia, bisa taaruf juga 😀

    kalau memendam perasaan itu resikonya cuma buat diri sendiri. Kecewa ternyata dia suka cewek lain, nangis sendiri. Cemburu dia digosipin deket/pdkt ke cewek lain, marah-marah sendiri.
    Dan yang penting, nggak ada yang namanya ditolak, nggak ada musuhan kalau udah tau perasaan masing2.

    terakìr : buat friendzone dimana2 juga bisa, gk ribet kalau dia udah tau kan harus japer.#guebaper

  9. nama: Titin Matun Nuraini
    twitter: @titim_nuraini
    kota: Pamekasan, Madura

    Aku ingin memilih untuk menyatakan perasaan. Alasannya karena diam dalam ketidakpastian itu lebih menyakitkan dari pada penolakan yang pasti

  10. Nama: Anis Antika
    Twitter: @AntikaAnis
    Kota: Surabaya

    Lebih memilih diam-diam mencintai daripada mendapati kenyataan ditolak dan akhirnya hubungan persahabatan kami yang jadi korbannya. Akan lebih baik tetap memendamnya, dan persahabatan kami baik-baik saja. Tetap bersamanya, tertawa bersama, sedih bersama, main bareng, kerja bareng. Asal bisa selalu sama dia dan kami baik-baik saja, buatku itu nggak masalah. Karena aku lebih nggak bisa kehilangan sahabat daripada orang yang kucinta. Lama-lama toh perasaanku padanya bakal hilang juga.

  11. nama: Nurina Widiani
    twitter: @KendengPanali
    domisili: Yogyakarta

    Terjebak friendzone itu nyebelin abis. Masalahnya saya orang yang gampang dibaca perasaannya. Nggak bakalan bisa nyembunyiin perasaan. Makanya lebih sering ngomong jujur ke orangnya. Wkwwkkk
    I hate become lie. Nggak mau bohong apalagi soal perasaan. Tapi bukan nembak lho ya cuma ngungkapin aja. Kalau dia tetep mau temenan ya nggak masalah yang penting udah lega. Dan nggak sampai menyesal karena ketikung cewek lain. Haha.
    Cowok kan nggak paham kode-kodean, kalau kita nggak ngomong gamblang ya nggak nyadar-nyadar ^^

  12. Nur Halimah, @KyuuQueenAra, Bandung

    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya.

    The second is my choice. ditolak itu memang resiko, terlebih kalo temen sendiri emang nganggep kita cuma seorang temen. Tapi setidaknya dengan penolakan yang kita dapetin, kita bisa lebih yakin untuk mengambil langkah kedepannya gimana. Diam diam mencintai toh lama lama nanti juga bakalan terungkap. Ibarat tupai, sepandai-pandainya tupai melompat bakalan jatuh kita. Sepintar-pintarnya kita nyembunyiin perasaan, bakalan bisa terungkap. Orang yang menyimpan rasa pada orang lain, bisa terlihat dengan cara kita menatap. Kalopun bukan temen kita yang nyadar, ada orang lain yang bisa ngeliat hal itu. Jadi daripada temen tau dari orang lain, lebih baik dari kita sendiri.

  13. Nama : alvina
    Twitter : @alvina13
    Domisili : solo

    Yaah kalau aku sih mending nyatain di awal. Biar kata kita cewek, tapi kalau “digantung” kan makin makan hati . Lagian kalau makin cepet jelas statusnya, kalaupun kita ditolak, makin cepat pula kita cari penggantinya. ((Eaaaa))
    X))

  14. Nama : Lois Ninawati
    Twitter : @_loisninawati
    Kota tinggal : Situbondo

    Jawabanku, aku lebih milih diem, dan perasaan itu dipendam sendiri, karena, nggak mau merusak persahabatan yg ada, dan, gak mau antara aku dan dia ada yang berubah. 😀
    Lebih baik disimpen sendiri daripada diutarakan, tetapi, ada yang berubah di hidup. 😀

  15. Nama : Yessie Larisa Rismar
    Akun twitter : @yessie_Lrismar
    Domisili : Bandung

    Terjebak friendzone?? Hmmm..
    Pernah denger kalimat orang bijak yang isinya, orang paling menyedihkan adalah orang yang nggak mengungkapkan perasaan cintanya. Setuju sih, sama kalimat itu. Tapi kalau mikir lagi, emangnya berani, bilang duluan? Naaah, jawabannya nggak. Hahaha. Biar deh, disebut menyedihkan juga. Soalnya menurut saya sih, nggak semua perasaan harus diungkapkan. Kalau dia-nya udah ngasih sinyaaal, baru deh kasih sinyal balik. Hahaha. Tapi kalau nggak … cukup dipendam. Eh, memendam perasaan cinta itu rasanya lebih mantap lho, hahaha…

  16. nama: khusnul
    twitter: @imahreana
    kota: lumajang, jatim

    memilih mengungkapkannya, karena saya ingin mendapatkan kejelasan mengenai kelanjutannya dan sejauh mana hubungan kita ini. Kurasa tidak ada salahnya jika bersikap lebih terbuka untuk memberikan sinyal “lampu hijau” ke dia. Memang ada kemungkinan jika dia menolak dan akhirnya hubungan kita menjadi lebih renggang. Tapi, kita juga harus ingat, kemungkinan tersebut sama besarnya dengan peluang dia menerima kita dan hubungan kita menjadi lebih erat ataupun sebaliknya. Jadi menurut saya tidak perlu ada yang ditakuti. Sebaliknya, apabila kamu bersikap pasif dan diam, peluang kamu kehilangan dia akan lebih besar daripada sekadar 50% dan ada kemungkinan kamu juga akan menyesalinya.

  17. Nama : Fransisca Susanti
    twitter : @siscacook
    Kota : Bogor

    Aku memilih menyatakan perasaandengan resiko ditolak ^.^ Lebih baik sakit ditolak daripada menyesal tidak berusaha, tidak berbuat apa-apa untuk meraih kebahagiaan kita. Lagipula mungkin saja teman kita juga memendam perasaan yang sama, tapi ragu-ragu untuk menyatakan perasaan. Jika ditolak pun, tidak perlu merasa sakit hati karena cinta memang tidak bisa dipaksakan. Tapi, setidaknya kita sudah selangkah lebih maju karena berani hidup dalam kenyataan, bukan dalam mimpi indah yang sewaktu-waktu bisa buyar ^.^ Lebih baik ditolak dan merasa sakit sekarang, dibanding menyia-nyiakan kesempatan dan waktu untuk berbahagia =)

  18. Nama : Ratnani
    Twitter : ratnaShijnju2chi
    Kota : Jepara

    Jika harus memilih …, saya akan lebih memilih diam. Menyimpan rapat-rapat perasaan itu sendiri. Menitipkan perasaan yang saya miliki pada pencipta bumi. Siapa lagi yang paling mampu menampung merahasiakan perasaan kita, selain Dia? Dia yang paling tahu skenario hidup manusia. Lagipula suka tidak harus diumbar. Walau pun itu sahabat. Biarkan berjalan apa adanya. Menjalaninya dengan baik sebagai sahabat, toh tidak ada ruginya. Agar tidak terjadi kesenjangan jika persahabatan dicampuradukkan dengan perasaan lainnya. Masalah saya harus terluka, ketika memendam perasaan itu …, kupikir itu resiko saya sendiri yang harus saya hadapi ketika tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Dan persahabatan biarlah terus berjalan apa adanya.

  19. Nama : Fanda Elvira R.
    Twitter : @FandaRosa Kota: Lamongan,Jatim “Kebersamaan lebih dari sekedar nilai sebuah nomor handphone kan? (hlm. 108)” Aku setuju banget buat kata2 kak Jenny diatas, kalau dipikir pake logika pasti enakan ngomong langsung masalah ditolak engganya urusan belakangan. Tapi situasi dan kondisi terkadang nggak semudah itu, kalau udah ngomong trus ternyata cinta bertepuk sebelah tangan kan udah sakit ditambah lagi si friendzone malah canggung dan mulai jaga jarak itu loh yang bikin kebersamaan nggak senyaman dan seindah dulu, trus kudu piyee? mending diem aja deh mendem perasaan juga gapapa daripada merusak persahabatan. kebersamaan persahabatan lebih penting. Aku ngomong gini juga belajar dari pengalaman yang berkali-kali selalu sama dan ga enak banget. berasa kaya makan kerupuk pedas krennyes2 pula. Kalau kita emang udah sering kasih sinyal dan dia juga ga ada getaran2 aneh mungkin belum jodoh.

  20. Nama : Veny
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Kota : Balikpapan

    Hmmm, terjebak friendzone ya ? Pernah punya pengalaman kayak gitu sih dan sikap yang aku ambil itu tetap diam-diam mencintai dalam hati *tsahhh, hehehe. Kenapa ? Karena situasinya hampir mirip seperti di novel Wedding Rush, aku suka sama sahabatku tapi ternyata dia malah suka sama sahabatku yang lain T.T. Udah gitu si dia curhatnya ke aku lagi kalo suka sama sahabatku itu, padahal dalam hati juga pingin teriak “Woii, gue disini juga suka sama lo !!” Hahahaha …

  21. Nama : Adelia Fitriani
    Twitter : @AdelLFitria
    Kota : Jakarta

    Jawabannya, tetap memilih diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan. mungkin ini spele dan klise. tapi aku lebih baik mendem(?) perasaan aku untuk ngejaga persahabatan kita. yang aku takutin kalo aku jujur malah persahabatan kita jadi ‘canggung’. masalah menyesal atau gak itu kan udah jadi resiko tersendiri bagi kita, jadi biarin mengalir apa adanya aja. kita kan gak tau kedepannya gimana ^^

  22. Nama: Agustine W
    Twitter: @agustine_w
    Kota: Yogyakarta

    Jelas aku bakal ngomong dg risiko ditolak sekalipun! Kenapa? Aku nggak suka menyembunyikan/ memendam sesuatu terlalu lama. Kuungkapin walau keder juga. Lebih baik begitu dan plong drpd selamanya dia nggak tahu. Buatku cukup dia tahu. Kalau dibalas itu rezeki dan jodohku, kalau bukan ya sudah. Setidaknya aku mendapatkan kejelasan nasib seperti apa perasaanku. Kalau dipendem terus, ah … helooo hidup ini terus berputar. Aku nggak mau terganjal pada satu titik. Begitu 🙂

  23. Nama : Mila Rhmatunnisa
    Twitter : @milehyaa
    Kota : Jakarta timur

    Bismillah, ikutan GA nya ya kak semoga kali ini keberuntungan datang kepada saya hehe

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya 😀

    Sebelum jawab aku mau kasih tau drama korea yang menurut aku drama friendzone terbagus versi aku kalau udh tau abaikan aka kak hehe . Judulnya “The Time We were not in love” kisah dua orang yang sudah bersahabat selama 17thn dan bener-bener mengalami yang namanya “friendzone” terutama si cowok yang suka sama si cewek tapi gak bisa mengungkapkannya karena alasan persahabatan.

    Sama seperti di drama itu, mungkin aku kalau dihadapi masalah friendzone seperti itu, aku akan berpikiran sama seperti choi won aka pemain laki2 di drama itu. Aku akan dengan tenang mendengarkan cerita sahabatku tentang pacar atau orang yg dia taksir. Meski seberapa kuat aku menasehatinya bahwa dia bukan orang baik, tapi kalau memang sahabatku mencintainya, tidak ada yg bisa ku perbuat. jawabanku atas pertanyaan kakak adalah mencintainya dalam hati. Biarlah hanya aku yang mencintainya, biarlah hanya aku yang menanggung rindu ini, biarlah dia tidak tahu apapun tentang perasaan ini sampai saat yang tepat tiba. Alasannya bukan hanya takut persahabatan rusak. Tapi juga takut saat waktu-waktu kebersamaan kami, tawa serta canda kami akan hilang hanya karena aku mengungkapkan perasaanku padanya. Butuh waktu untuk mengubah kata “SAHABAT” menjadi “KEKASIH”. Jadi biarlah waktu yang akan menjawab apa takdir kita nanti :).
    Karena akan ada saatnya saat kita menyadari perasaan satu sama lain bahwa kita berdua saling membutuhkan.

    “Sometimes that’s right in front of your eyes is sometimes the hardest for you to see”

    makasih kak lucky ^_^

  24. kak komentar yg diatas hapus aja ini wordpress yg udh follow blog kakak:)

    Nama : Mila Rhmatunnisa
    Twitter : @milehyaa
    Kota : Jakarta timur

    Bismillah, ikutan GA nya ya kak semoga kali ini keberuntungan datang kepada saya hehe

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya 😀

    Sebelum jawab aku mau kasih tau drama korea yang menurut aku drama friendzone terbagus versi aku kalau udh tau abaikan aka kak hehe . Judulnya “The Time We were not in love” kisah dua orang yang sudah bersahabat selama 17thn dan bener-bener mengalami yang namanya “friendzone” terutama si cowok yang suka sama si cewek tapi gak bisa mengungkapkannya karena alasan persahabatan.

    Sama seperti di drama itu, mungkin aku kalau dihadapi masalah friendzone seperti itu, aku akan berpikiran sama seperti choi won aka pemain laki2 di drama itu. Aku akan dengan tenang mendengarkan cerita sahabatku tentang pacar atau orang yg dia taksir. Meski seberapa kuat aku menasehatinya bahwa dia bukan orang baik, tapi kalau memang sahabatku mencintainya, tidak ada yg bisa ku perbuat. jawabanku atas pertanyaan kakak adalah mencintainya dalam hati. Biarlah hanya aku yang mencintainya, biarlah hanya aku yang menanggung rindu ini, biarlah dia tidak tahu apapun tentang perasaan ini sampai saat yang tepat tiba. Alasannya bukan hanya takut persahabatan rusak. Tapi juga takut saat waktu-waktu kebersamaan kami, tawa serta canda kami akan hilang hanya karena aku mengungkapkan perasaanku padanya. Butuh waktu untuk mengubah kata “SAHABAT” menjadi “KEKASIH”. Jadi biarlah waktu yang akan menjawab apa takdir kita nanti :).
    Karena akan ada saatnya saat kita menyadari perasaan satu sama lain bahwa kita berdua saling membutuhkan.

    “Sometimes that’s right in front of your eyes is sometimes the hardest for you to see”

    makasih kak lucky ^_^

  25. Nama: Dian Maya
    Email: dianmayasariazis@gmail.com
    Twitter: @dianbookshelf
    Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/636000054398947328

    Question:
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?

    Answer:
    Saya akan mencintai dalam diam. Saya sanggup menyimpan perasaan hingga mati penasaran, dibanding menanggung malu karena penolakan. Belum lagi kalo seluruh dunia tahu penolakan itu. Diomongin dari mulut ke mulut. Muka ini mau disimpan di mana? Jadi, meskipun akan merasa patah hati kalo nantinya si dia sama orang lain, saya akan tetap menyimpan rapat rasa suka itu, sampai si laki-laki ini melakukan first-move. Toh, kalo pada akhirnya tidak, artinya kami tidak ditakdirkan berjodoh. Sesederhana itu. 🙂

  26. Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Twitter : @n0v4ip
    Kota : Medan

    “jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?”

    Kalo dihadapkan pada dua pilihan yang begitu sih sebenarnya dua2 nya sama – sama nyesek. tapi lebih nyesek lagi kalo gak diungkapin. Jadi lebih baik dinyatain aja perasaan nya dan yahhh,, meski ada resiko di tolak tapi setidaknya kita gak menebak nebak lagi gimana perasaan doi ke kita… dan bahkan jika kita beruntung dan emang kita berjodoh ma si doi, bisa aja kan ketika kita nyatain perasaan kita, eh…. malah si doi juga punya rasa yang sama sama kita yang slama ini dia tahan krn takut akan merusak persahabatan… Nah jadi istilah nya gayung bersambut kan… 😀 Setiap keputusan pasti ada resikonya kan… dan bagi aku jika keputusan yang aku ambil ternyata berdampak baik Alhamdulillah, kalo mang malah makin nyesek itu bisa jadi cara utk lebih mendewasakan diri… :’)

  27. Nama : Dellavita Yustika
    Twitter : @dellavitaa_
    Kota : Klaten

    =jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya

    =Lebih milih tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan. Karena sahabat itu lebih penting dari pada pacar, mencari sahabat yang bener bener setia dan pengertian itu kan susah bangettt… sedangkan pacar dengan berjalan nya waktu pasti juga bakalan dapet kalau memang udah jodohnya, jodohkan di tangan tuhan. Dan kalau berantem sama sahabat cuma gara gara cowok itu rasanya kan malu banget.. pokoknya lebih milih mertahanin persahabatan dulu dehh…^^

    wish me luck^^

  28. Nama : Afika Yulia Sari
    Twitter : @afikayulia
    Kota tinggal : Jakarta

    Pertanyaan :
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya

    Jawaban :

    Jika saya terjebak friendzone, langkah awal yang saya pilih adalah tetap diam-diam mencintainya dalam hati. Bukan karena pengecut, tidak dapat mengutarakan isi hati. Hanya saja saya orangnya pemalu dan tidak ingin terburu-buru. Saya masih ingin menikmati warna warni disetiap hari bersama dia (sahabat). Bodoh, jika saya memutuskan segala sesuatu yang dapat merusak persahabatan kita. Baik itu sesuatu yang kecil maupun yang besar dalam waktu cepat. Waktu, ya saya butuh waktu lebih lama untuk menimang-nimang. Kalau perlu biarlah waktu yang menjawab semuanya. Ada saatnya, itu pasti!! Ada saatnya nantinya saya akan jujur dengan perasaan saya. Apapun resikonya harus saya terima. Setidaknya perasaan saya lebih lega. Lalu, kenapa persahabatan harus rusak, jika faktanya masih bisa dilanjutkan/bertahan?

  29. Nama : Dwi Anggraini
    Twitter: @RIRINakaDWI
    Tinggal: Bandar Lampung

    Aku pernah diam-diam mencintai sahabatku, tak mengutarakan kepadanya. Sampai suatu saat dia mengetahui perasaanku dr orang lain, dia marah dan kecewa padaku karena menyembunyikannya. Dan perlahan menjauhiku hingga sekarang tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskannya.

    Kalau seandainya waktu dapat terulang lagi (setipe dengan pertanyaan kan??) Aku akan mengutarakan perasaanku padanya dan berbicara baik-baik dari hati ke hati sehingga jelas dan tidak ada yg tersakiti.

  30. Nama : Lestyo Haryanto
    Twitter : @Lestyo_yupi
    Kota : Jakarta Barat

    Pertanyaan :
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya

    Jawaban :
    Saya akan menyatakan perasaan karena kita tidak tahu bagaimana perasaan orang itu kepada kita. Siapa tahu berjodoh. Ada quote menarik : bagaimana akan tahu kalau belum mencoba.. dare to try. Ditolak adalah hal yang harus kita terima, dan yang terpenting setelah ditolak kita harus berusaha agar hubungan persahabatan tidak rusak.

  31. “jika kamu terjebak
    friendzone, manakah yang
    akan kamu pilih; tetap
    diam-diam hanya
    mencintai dalam hati
    karena khawatir merusak
    persahabatan atau
    menyatakan perasaanmu
    dengan resiko ditolak?!?
    Berikan alasannya”

    #Answer : Aduh susah nih pertanyaannya kak, soalnya penyakit paling nyesek setelah cinta yang bertepuk sebelah ya ini terjebak friendzone~
    tapi kalau pengalaman yang sudah-sudah memang sih aku lebih masuk ke tetap diam-diam mencintai. Sampai saat dimana sahabatku itu menyadari sinyal-sinyal sayangku #asyiiik 😀 kalau masalah peka nggak peka soal sinyal ini aku lebih parah soalnya. Haha, ada kalanya meski nggak diomongin kalau cinta kita tulus orang itu pasti suatu saat merasakan juga perasaan kita. ASAL mampu bertahan dan sabar, friendzone 4th pun terlewati meski berkorban jadi tempat curhatnya dulu dan nyesek nahan cemburu. Dan akhirnya dia ngerti siapa yang sering jadi tempat dia curhat dan ngasih dia suport selama ini. Ya meski nembaknya nggak langsung ke inti dan malah milih kode2an, tapi akhirnyaaa jadi… pacar. XDD #kenangandulu

    *twitter : @amre3vilove793
    kota : Riau

  32. Nama : Rada Bonita Anggraeni
    Twitter : xradaz
    Tinggal : Palangkaraya

    Jawabannya :

    Aku jawab berdasarkan pengalaman aja ya hehehe maaf kalo jatuhnya malah curhat. Friendzone? Umumnya sih, kayaknya emang gak ada ya murni persahabatan cewek dan cowok itu tanpa adanya perasaan atau salah satunya punya perasaan lebih. Pasti punya.

    Aku pribadi sih, lebih milih diam. Meskipun sakit, aku nikmatin semuanya. Karena aku tau, emang resiko-nya ya kaya gini, berani begini ya berarti berani buat ngeribetin perasaan. Kenapa sih gak milih buat jujur? Karena, takut persahabatan itu rusak, jadi canggung karena salah satunya tau sahabatnya nyimpan perasaan. Yah untung kalo dua duanya bisa bales perasaan. Kalo gak bisa? Hahaha jatuhnya ya bakal canggung dan bakal bisa bubar dengan sendirinya itu persabatan.

    yah intinya sih gak bakal ada yang namanya persahabatan cewek sama cowok. Dan intinya juga, kebanyakan orang lebih milih diam kalo dia suka sama sahabatnya.

    Kaya kata kata orang “lebih baik gue diem. Gue pendem. Kalo gue nyatain dan dia tau? Gue jadi berantem sama dia, hanya karena perasaan. Percuma dong persahabatan yang gue sm dia udah jalanin bertahun tahun runtuh gitu aja cuman gara gara perasaan lebih?” itu satu hal yang paling ditakutkan terjadi. Hehehe.

  33. Nama : Eni Lestari
    Twitter : @dust_pain
    Tinggal : Malang

    Pertanyaan :
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya.

    Jawaban:
    ehm tergantung juga nih friendzone nya berapa lama. kalo udah bertahun2 dan si dia lemotnya gak ketulungan, gak peka pula sama sinyal yg diem2 kita kasih, mending dinyatain aja. daripada tiap hari bawaannya baper, kan? siapa tahu dia juga menyimpan perasaan yg sama. kalau pun gak, ya udah saatnya move on. cari cinta yg baru. yah, mungkin nanti persahabatannya bakal jadi canggung. malah yg lebih parah, gak sahabatan lagi. tapi gak papa2, at least kita udah jujur. kayak quote dari drama yg kutonton, “tidak ada kebebasan tanpa rasa sakit.” kalo mau bebas dari status friendzone, ya harus mau menanggung sakitnya nanti gak sahabatan lagi 🙂

  34. Nama: Imanda citra
    Twitter: @powervoice0408
    Tinggal: Jember

    langsung jawaban aja deh ya,
    kalo aku sih mending diem, dipendem aja. kenapa? karna aku tau sifat nya dia itu gimana. dia gak bakal nyaman kalo di dalam pertemanan ada yang namanya suka apalagi cinta. dia lebih nyaman temenana aja. nah terus efek nya kalo aku misalnya bilang kalo aku suka, sudah dipastikan dia bakal ngejauh. itu yang aku ngindarin banget. aku gak mau cuman gara-gara perasaan yang muncul dalam diri aku, bakal ngancurin semuanya. kembali ke prinsip ku, lebih baik diam tapi DEKAT atau dia tau tapi MENJAUH. so, jalanin aja. liat nantinya gimana nasib friendzone KU ini.

  35. Nama: Yuliza Sachira
    Twitter: @zasachi
    Tinggal: Binjai-Sumut

    pertanyaannya sih gampang, tapi jawabannya ini loh huft… lumayan bikin mikir 🙂

    ” jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?”

    Buat aku, aku akan pilih opsi kedua. Yah, aku akan jujur. Meski cewek, rasanya gak perlu malu atau merasa gimanalah untuk jujur dengan perasaan. Bukankah orang yang sedang dihadapi adalah sahabat sendiri. Lagian ada proses lama sampai akhirnya perasaan itu muncul, ada kebersamaan, ada saling cerita, saling berbagi. Aku akan jadi diriku sendiri dan ngomong jujur apa adanya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan image cewek yang ngomong duluan, karena ini bukan cinta lima menit. Jika ditolak, setidaknya aku udah lega ngomong. Itu jauh lebih baik daripada mendam perasaan yang hanya akan menyakitiku untuk waktu yang aku tidak tau sampai kapan hiks.

  36. Nama : Rany Dwi Tanti
    Akun Twitter : @Rany_Dwi004
    Domisili : Tulungagung, Jawa Timur

    Bingung juga nih mau jawab apa, karena memang nggak mungkin juga laki-laki dan perempuan cuma sahabatan aja, pasti ada sepercik atau dua percik perasaan suka yang timbul entah darimana karena kebiasaan mereka yang selalu bersama, dan itu bisa bikin galau. Gimana nggak? Menurut saya, perasaan suka sama sahabat sendiri itu bikin bingung. Kalau dibiarkan saja, sakitnya malah kemana-mana, kalau diungkapin, bisa dipastikan hubungan persahabatan itu sendiri bakal jadi canggung.

    Tapi jika saya berada diposisi itu (menyukai sahabat sendiri) saya mau egois aja deh. Kenapa egois? Saya udah capek, udah lelah, karena biasanya saya cuma bisa diem aja, jadi kali ini saya mau egois dengan mengatakan bahwa saya menyukainya.Lagipula dengan mengakui itu berarti kita sudah mau jujur pada diri kita sendiri juga jujur pada sahabat yang kita taksir.

    Saya nggak mau jadi pengecut, meskipun memang membutuhkan mental sekuat baja untuk mengakui hal itu di depannya. Apalagi saya perempuan. Tahukan kalau perempuan itu bisanya cuma nunggu, kalaupun mau ngaku duluan, dibutuhkan olah mental dengan waktu yang nggak bisa dibilang pendek. Menurut saya pribadi, ditolak atau diterima, itu urusan belakangan. Cinta terpendam adalah cinta yang sulit dipadamkan. Jadi, daripada terus memendam perasaan yang tak tersampaikan itu, kalau ada kesempatan untuk mengatakannya, kenapa tidak? Saya nggak mau berlarut-larut dalam perasaaan yang nggak ada ujungnya apalagi kalau sampai nggak bisa move on dari sahabat yang kita taksir. Jangan kamu simpan semuanya dalam hati.

    Itu hanya akan mencekikmu perlahan dalam kepahitan. Jadi, mending akui sajalah, karena sesudahnya, perasaan lega luar biasa akan kita dapatkan, terlepas apakah kita diterima atau sebaliknya, ditolak. Terlepas apakah hubungan persahabatan itu akan canggung atau tidak. Pokoknya intinya saya nggak ingin membuat hati saya jatuh sakit untuk kesekian kalinya 😀 Saya nggak mungkin juga lari dari masalah ini. Lari nggak akan menyelesaikan masalah, cuma menunda. Lagian capek juga kalau terus memendam perasaan suka itu. Kalau diungkapin kan, setidaknya beban berat yang dulu kita tanggung, sedikit demi sedikit berkurang.

  37. Nama : Naelil M.
    Akun Twitter : @Naelil_ID
    Kota Tinggal : Situbondo

    Mending menyatakan perasaan dan ditolak deh daripada diam dan menanggung rasa sakit tanpa ada yang tahu. Lebih sakit lagi kalau si yang kita sukai itu sering curhat ke kita tentang perempuan yang disukainya. Terus, mesra-mesraan di depan kita. Kalau bilang kan, si yang kita sukai setidaknya bisa bantu jaga perasaan kita dengan tidak melakukan kedua hal di atas. Hehe.

  38. Nama : Khairatunnisa
    twitter : yani_nur12
    alamat : Rantauprapat

    Pertanyaannya :
    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?

    jawabannya :
    kalau aku terjebak dalam friendzone aku bakal pilih untuk menyatakan perasaan sama dianya daripada dipendem buat nyesek, mending ungkapin urusan ditolak atau enggaknya urusan belakangan yang penting uneg2nya udah tersampaikan. kayak lagu penta boyz yang judulnya sayang bilang sayang. 🙂

  39. Didi Syaputra
    @DiddySyaputra
    Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau

    Gua lebih milih mendam perasaan meskipun perih banget. Tapi demi persahabatan Gua bakal lakuin apapun termasuk jadi mak comblang buat cintanya dia. Karena Gua pikir sahabat sejati susah banget nemuinnya. Ya walaupun akhirnya nanti kita bakal milih jalan masing-masing untuk kehidupan kedepan. Setidaknya, Gua bakalan lega liat dia bahagia bersama pasangan yang dicintainya.

    Freindzone ini real terjadi di kehidupan Gua. Bermula sekitaran tahun 2012. Masa-masa Gua MA sampe sekarang masih ada rasa itu. Bisa dikatakan Gua gagal move on. Hehe. Asli, parah. Walaupun kita udah pisah karena dia duluan ngelanjutin kuliahnya di Unri.

    Gua ngerasain banget gimana sakitnya kejebak di jaring laba-laba freindzone ini. Gua nggak bisa ngapa-ngapain, pengen keluar dari zona tersebut nggak tega liat dia. Ya tiap hari ngedengerin curhatan dia tentang pacarnya. Dan parahnya, tuh pacar juga temen akrab Gua. Gua jadi serba salah. Gua cuma bisa mendam perasaan tanpa mampu mengungkapkan. Mungkin akan banyak orang bilang Gua cemen, nggak gentle atau apalah. Ya terserah. Yg pasti Gua atas nama persahabatan lebih milih mengalah demi kebahagiannya dia. Gua juga sering mikir. Kalo misalnya Gua nembak dia, terus diterima dan jadian. Gua nggak bisa mastiin hubungan kita bakal baik-baik saja. Gua terlalu takut untuk itu. Kalo misalnya nanti cekcok dan udahan. Gua nggak yakin kita bisa sahabatan lagi kayak diawal. Sulit memang. Sahabat jadi cinta, mungkin saja terjadi. Tapi kalo cinta jadi sahabat, menurut Gua nggak bakalan. Walaupun bener bisa. Pasti ada benih-benih kepedihan di sana.

  40. Nama: Agustin Kurnia Dewi
    Kota tinggal: Cibinong, Bogor
    Akun twitter: @akdewi_

    Pertanyaan:
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?

    Jawaban:
    Jika saya terjebak dalam hubungan friendzone, saya akan memilih pilihan pertama, tetap diam hanya mencintai dalam hati tanpa ada yang tahu.
    Cukup diri sendiri dan Tuhan yang tahu apa yang saya rasa untuk ‘dia’.
    Saya yakin, jodoh gak akan kemana. Kalo dia memang jodoh untuk saya, mau dia dengan siapapun sekarang, nantinya dia pasti akan untuk saya akhirnya. Tapi ada juga orang yang bilang, kalau hanya duduk diam tidak mencari dan berusaha, jodoh juga enggan datang. Tapi dalam hal ini, jika saya menyatakan perasaan saya untuk ‘dia’, akan ada hal yang akan berubah antara saya, ‘dia’, dan orang lain di sekitar kami.
    Bukan, bukan karena takut ditolak jika saya mengungkapkan apa yang saya rasa, toh penolakan adalah awal untuk memulai sesuatu yang baru. Tapi karena saya tahu ada ‘orang lain’ di antara saya dan dia. Pengungkapan rasa itu hanya akan melukai orang lain tsb. Belum lagi tentang persahabatan kami yang pastinya tidak akan sama lagi seperti dulu.
    Persahabatan antara pria dan wanita memang pasti ada rasa lebih dari rasa sayang sebagai sahabat itu sendiri. Tapi justru itu yang harus diwaspadai. Jika antara pria dan wanita yang bersahabat itu akhirnya berbagi kasih dalam hubungan pacaran, siapa yang akan menjamin hubungan itu akan bertahan sampai ke jenjang pernikahan? Jika memang bukan jodohnya, pasti hubungan itu akan kandas juga, setelahnya belum tentu pria dan wanita tsb bisa kembali bersahabat. Semua akan berubah tidak lagi sama seperti awal.
    Itu bukan prinsip sebenernya, hanya saja itu sebuah acuan untuk saya agar tidak mengalami hal tsb.

    Sebenernya, ini bukan hanya perandaian. Sekarang pun saya sedang mengalami hal ini. #PukPukUntukSaya. Hanya sedikit berbeda dengan yang dialami Padma di novel Wedding Rush
    Sangat penasaran dengan cerita novel Wedding Rush ini, apakah Padma berhasil move on dari Rajata? Mungkin, usaha Padma untuk move on bisa jadi referensi untuk saya agar bisa move on juga dari 'dia'. Haha. Sedih rasanya memendam rasa hampir 5 tahun tanpa dia tahu apa yang saya rasa. Bahkan mungkin dia juga tidak mau tahu tentang saya #PukPukLagiUntukSaya.
    Terimakasih ☺

  41. Nama : Musdalifah Putri
    Twitter : @MusdalifahYeaa
    Kota tinggal : Tangerang Selatan

    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya!

    Hmm, ini pertanyaan yang tidak terlalu sulit 😀
    Jadi, kalau aku terjebak friendzone, aku pilih tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan. Why? Karena aku adalah tipikal perempuan yang suka memendam, suka menyendiri, pendiam, dan introvert. Jadi, apapun yang terjadi oleh ku itu ga pernah diketahui banyak orang kecuali sahabat. Aku juga lebih memilih persahabatan ketimbang cinta. Namun sahabat & cinta juga akan kekal, bukan? Kalau aku milih menyatakan dengan resiko ditolak, pasti aku ga akan dekat lagi sama dia. Bukan karena aku sakit hati tapi karena aku itu pendiam dan suka menyendiri. Lagi pula, daripada terjebak friendzone, mending main di timezone :p

  42. Nama : Khayatul Zakiyah
    Twitter : @vidiAykia
    Kota tinggal : Cikarang

    Pertanyaannya adalah jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya 😀

    aq lebih milih tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan, alasanny simple sih aku gak mau kehilangan sosok sahabat yang slalu ada disamping aku, aku gak mau kalau seandainya aku milih buat nyatain cinta ke dia itu bakal bikin hubungan kami jadi canggung dan aneh itu justru bakal bikin aku sedih jadi biar aku aja yang tau gimana perasaan aku ke dia, yang penting aku masih bisa ada disisinya meski hanya sebatas sahabat. lagi pula buat aku pribadi cinta itu gak lebih penting dari seorang sahabat, jadi aku lebih milih sahabat. friend forever

  43. Nama : yanti
    Twitter : https://twitter.com/NelyRyanti
    kota : Depok, jawa barat

    Jika terjebak Friendzone…..??ini pengalamanku beberapa kali. Entah kenapa saya selalu mudah jatuh cinta dengan sahabat sendiri… Dan saya selalu menyimpan perasaan saya diam-diam. Selain memang karena saya cewek yang ga mau ngungkapin perasaan duluan, saya juga ga mau merusak persahabatan.Khawatir jadi canggung dan ga lepas ,kalau sahabat sendiri tahu kalau kita suka sama dia. Jadi lebih baik ditutup rapat 🙂

  44. Nama: Debora Theresia Julyanti
    Twitter: @borde2707
    Kota/Tempat Tinggal: kota Medan, Sumatera Utara.

    Friendzone?
    oke gue pertama kenal kata Friendzone itu lewat cerita di watty yang udah setahun terakhir ini gue baca.
    Didalam kenyamanan dalam berteman apalagi teman kita itu berjenis kelamin jantan eh… laki-laki tahe hem itu pastinya ada, terus teman laki-laki kita itu enak diajak ngobrol curhat lalala sambil ketawa ketiwi terus berantem-beranteman…
    ceritanya begini jreng jreng jreng
    waktu esempeh (ditulis: SMP) kelas satu, ‘kan gue anak baru tuh. Trus pastinya banyak orang-orang baru di sekitar gue terutama makhluk bernama ‘cowok’.
    gue yang anaknya mudah bergaul dan beradaptasi (ciaelah sombong nian saya wkwaakakak) nerima pertemanan dari anak-anak cowo yang kebanyakan suku CHINESSE yang udah gencar duluan ngikutin gue dan satu teman cewe waktu pulang sekolah. Tepatnya mencari dimana posisi rumah gue dan teman gue yang satu secara diam-diam kayak detektif.
    gue berteman dengan mereka tepatnya 5-6 orang cowo di kelas gue. hem gue sama mereka itu akrab banget walaupun baru kenal, dan gue nyaman tapi ada satu orang yang buat gue paling nyaman dari antar mereka berenam. Karena kami sempat satu grup di Boys Brigade (kalo lebih jelas cari di google, kayak latihan prajurit gitu dengan nama Indonesia Putra Pengabdi), bukan itu aja kami sempat satu les dan selalu pulang diboncengin dia naik sepeda.
    Udah 2 tahun kami berteman, perasaan aneh di dada gue mulai ada. Perasaan gue yang tiba-tiba sesak kalo berada di dekat dia. Anaknya yang cuek parah dan gak mau balas SMS, tapi gue suka pada waktu itu.

    Istilah kerennya diam-diam suka kalo menggambarkan perasaan gue saat itu. Gue bingung juga itu perasaan suka sesaat atau sayang. Jadi yang gue lakuin hanyalah diam-dia menyukainya, memandanginya, tapi terang-terangan sering gangguin dan ejekin dia mehehehehe….
    Dibilang ganteng enggak, dibilang jelek juga enggak. Kata yang mampu mendeskripsikannya yaitu MANIS dan ada kumis tipis diatas bibirnya yang menandakan dia mengalami proses menjadi laki-laki sejati.
    Nambah suka sama dia pas dia ngelatih gue main tenis meja, ngajarin gue gimana ngeserve bola dengan baik tanpa salkam (salah kamar), pokoknya berbunga-bunga saat itu jyhahahahah…

    Saat itu tiba, gue yang masih memendam rasa suka sama dia, dihancurkan dengan sebuah fakta yang menyakitkan.
    Ternyata oh ternyata dia sedang suka sama teman sekelas kami juga, cewek berambut coklat dan panjang juga berlesung pipi, pasangan yang serasi.
    Gue mundur, mencoba melupakan perasaan aneh bin membingungkan ini.
    SOLUSI GUE SAAT ITU istilah kerennya lagi ya MOVE ON.
    Gue udah move on dari kenyamanan yang pernah si doi berikan. Tapi… ada tapinya ini loh????
    Gue belum bisa move on dari yang namanya SILENT LOVE.
    Gue terjebak Friendzone lagi dengan abang kelas gue, emang dia secara terang-terangan ngajak PDKT trus pacaran, di otak gue saat itu emang suka sama dia tapi emang gengsi gue yang besar ya udah, gue pura-pura gak peduli dan ngubur dalam-dalam rasa yang sama seperti dia karena kita udah sama-sama mau UN.
    (Aneh banget cuy Friendzone nya) sedikit catatan itu Friendzone terjadi karena kami dipasangkan menjadi ehem sepasang suami-istri di sebuah drama di sekolah, padahal niat awal temenan jadi suka-sukaan.
    SOLUSI again: Lupain dan Mup on.

    Di 2015 ini gue terjebak Friendzone, setelah beberapa tahun absen bawa perasaan kedalam perteman dengan cowok. Gue beberapa bulan temenan sama dia udah ngerasa nyaman ngomong sama dia, membicarakan banyak hal apa saja buat ngatasi yang namanya kecanggungan dan kekakuan diantara kita berdua. Ini parah banget nget nget, gue suka sama adek-adek, yang sampe sekarang temenan sama gue. Catatan: Dia berondong xD
    Mungkin dia gak ganteng (emang bener kalo CINTA itu BUTA) tapi dalam kenyamanan bersama dia itu ada nyala-nyala C-I-N-T-A, tapi gue lebih suka sih dengan kata SAYANG. Lagi lagi gue cuma bisa mendem perasaan karena gagal start juga gagal finish.
    Dia udah sayang duluan sama teman kami juga (berbeda 4 tahun dari aku, sedang dia beda 2 tahun). Waktu pertama kali mereka jadian, gue kecewa abis. Ternyata emang bener gue ditakdirkan menjadi silent admirer yang terjebak friendzone. Gue cuma bisa tersenyum pura-pura bahagia, padahal didalam dada sesak banget.
    oke, intinya dari cerita ini gue emang milih diam-diam suka daripada ngungkapin apa yang ada dihati gue. Karena bisa petak banget kalo kalo pernyataan perasaan gue ditolak mentah-mentah. Biar aja deh gue diam-diam aja suka supaya gue tau gimana kejelasan dia sama gue. Jadinya kan gue bisa ngatur jarak sepas mungkin, biar tuh pasangan kagak cemburu jika gue ada ditengah-tengah mereka.

    Soli lah soli kalo kependekan. ahahahaha
    gue tau kalo gue komentar suka kependekan, saking pendeknya gak muat satu wordpress xixxiixi
    iseng aja sih ini ikutan, lagi pengen meluapkan letusan Gunung Sinabung.
    Okayh Good Morning Epribadehhhh

  45. Nama: Resti Pradini Dahlan
    Akun Twitter: @Resty_PraDa
    Kota Tinggal: Surabaya

    Jawaban:
    Uhhh friendzone ya? Menurutku friendzone ini jenis cinta terkejam dalam sejarah umat manusia :’D Menghadapinya benar-benar harus pakai trik yang lebih canggih dari trik sulap. Karena kalau sampai salah langkah, resikonya dobel, dan buruk banget! Yakni: kehilangan calon pacar DAN kehilangan sahabat.

    Makanya kalau aku yang mengalami friendzone, aku pasti bakal super hati-hati sebelum bertindak yang ngelibatin hati. Aku akan selidikin dulu baik-baik (nggak cuman main feeling kayak cewek-cewek biasanya). Kalau dia udah berkali-kali ngasih kode keras (bukan sekedar kode samar yang sering salah diartikan) tapi kelihatannya dia sebagai cowok juga ragu karena nggak mau merusak persahabatan kita, berarti itu saatnya aku yang harus lebih terbuka nyatain perasaanku ke dia. Kupikir kalau sudah lama sahabatan sama cowok itu, pasti udah tau dong seluk-beluknya? Jadi perkara kemungkinan ‘diterima atau ditolak’ ini bisa dideteksi sejak sebelum bertindak. Dan menurutku kalau aku sudah memutuskan bertindak setelah berbagai kode keras itu, berarti karena aku yakin perasaanku juga bersambut.

    Nah tapi kalau sudah kukode dia berkali-kali, tapi sahabatku itu belum juga nunjukin perasaan yang lebih dari sekedar ‘friend’, ya aku bakal nunda dulu untuk jujur ke dia. Iya, mendam perasaan dulu. Sampai kapan? Sampai aku benar-benar sudah maksimal nunjukin keseriusanku ke dia. Sampai aku benar-benar yakin kalau perasaanku ke dia bukan sekedar kagum atau sesaat aja. Sampai aku yakin kalau takdir kita memang bukan hanya ‘friend’ itu tadi. Tapiiii kalau dia belum juga nangkep kodeku dan kelihatannya dia memang nggak ada perasaan lebih ke aku? Ya tetep aja menurutku lebih baik jujur. Ungkapin perasaanku ke dia. Memang sih kemungkinan ditolaknya besar banget. Tapi kalau nyatain perasaannya dengan cara yang santai dan smooth, aku yakin meskipun ditolak, persahabatan kita setelah itu nggak bakal berubah banyak. Mungkin awal-awalnya memang terasa canggung. Tapi yang namanya sahabat, pasti kita bakal mampu nemuin cara masing-masing untuk mengembalikan persahabatan kita. Dan syukur-syukur lagi, kalau memang diterima hihi.

  46. Nama : Piska Lestari
    Twitter : @kyupishae
    Kota tinggal : Cengkareng, Jakarta Barat

    Pertanyaan :

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya 😀

    Jawaban :

    Menurutku pribadi, jika aku terjebak friendzone, aku akan memilih pilihan kedua yaitu menyatakan perasaanku dengan resiko ditolak. Cinta itu kan tak harus kenal teman atau pun sahabat,untuk membuktikannya aku hanya perlu menyatakan perasaanku dulu dan membuang jauh pikiran kalau dia ini adalah temanku atau pun sahabatku saat ini.

    Kalau memang Cinta, pasti butuh tindakan bukannya terus diam seperti pecundang. kalau aku tetap diam, maka yang dirugikan disini yaah cuma aku. Merasa nyeseknya sendirikan. Kalau misalnya aku gak berani nyatain perasaanku sama dia, sama aja aku bakalan gagal 100% tapi kalau mencoba ada kemungkinanlah 1%. Itu sih pengalamanku yaaah =”) haha. Jika terus tetap diam, kapan Friendzone ini akan berakhir ?? hemeehh (-__-‘”) Mending nyatain deh, resiko bisa ditanggung dan pasti ada jalan keluarnya kok. Perasaan juga terasa lega, rasa penasaran bakalan terjawab. Banyak sekali keuntungan dari keberanian diri buat nyatain perasaan ini. Dan bakalan seneng banget, kalau perasaan ini, terbalaskan. (Tapi kalau aku sendiri sih, ditolak *nangis dipojokan*).

    Tapi, kalau pun ditolak, aku bisa bangkit dan mencari seseorang yang bakalan ngebales perasaanku ini. *Nasib Ngejones* wkwk.. *ketawa mistis*

  47. 1. Nama : Aldhica Dewi Shopiyah.
    2. Twitter : @shoccnaru
    3. Kota : Pekanbaru, Riau.

    Pertanyaan:
    Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya.

    Jawaban : Ketika saya terjebak friendzone. Maka, saya akan memilih tetap diam-diam hanya mencintainya dalam hati. Benar, boleh di bilang pengecut cinta. Karena tidak berani mengungkapkan rasa, dan malah lebih memilih memendam. Ada banyak yang saya pikirkan, ketika kamu bersahabat dengannya hampir bertahun-tahun, mengalami suka dan duka bersama, dan akan ada masanya hancur; hanya karena, ketika saya sendiri mengungkapkan perasaan cinta padanya? Maka, lebih baik saya tidak mengucapkannya sama sekali. Saya akan berjuang menjaga persahabatan, walau hal itu harus mengorbankan perasaan saya sendiri.

    Kenapa? Akan ada yang berubah setelah ‘pengungkapan rasa’ tersebut. Ikatan persahabatan akan terasa berbeda, dan semakin lama, semakin terasa jauh. Tak ada yang saling terbuka lagi, dan semua terasa canggung atau kaku. Bagi saya cinta dan sahabat itu sama pentingnya.
    Tapi saya, lebih memilih terluka, kebanding harus kehilangan sahabat saya sendiri. Saya juga harus lebih bijaksana menyikapi rasa cinta tersebut ketika hadir diantara persahabatan. Memahami hati, agar tak perlu kehilangan keduanya. Biarlah, ketika saya harus melepaskan. Ketika saya lebih memilih tetap bertahan menjadi sahabatnya. Biarlah, ketika hati harus berdarah karena melihatnya bersama yang lain. Tak selamanya cinta menjelma sebagai sepasang kekasih, bukan? Semoga, alasan ketika saya menyakitinya (jika ia pun demikian memiliki rasa dengan saya, tapi saya tolak), tidak akan sebanding dengan alasan untuk menyayanginya, walau hanya lewat doa; berdoa untuk kebahagiaannya. Walau berat, seenggaknya, saya tidak kehilangan sahabat terbaik saya. :’D

    Dan ya, tentu saja. Saya akan kembali menata hati, secepat yang saya bisa. Walau memang membutuhkan perjuangan dan kembali mengisi waktu dengan sebaik-baiknya bersama dia, walau hanya sebagai sahabat. 😀

  48. Nama: Dewi Novita Yusri
    Twitter: @noviienz
    Fb: Day Noviienz
    Kota: Jambi

    Jawabanya :
    Friendzone…. ya dalam persahabatan kalo ada cewek cowoknya pasti ada yang ada saling suka atau cintanya bertepuk sebelah tangan. nggak ada dalam sbuah persahabatan yg murni antara cewek cowok krna memilih zone itu agar tetap bisa bersama dengan dia. itu lah yang aku rasa kan.
    Ada 5 orang sahabatku + aku, yaitu 3 cowok 3 cewek itu.
    dulu alasan kenapa 3 cewek cwok itu karena kalo ada yg brantem 1 orang yg menengahi. tpi itu cuman smpai beberapa bulan saja. dan Aku suka sama sahabat ku namanya H****,itu dri kelas 2 smpai knaikan klas 3. wktu blan agstus tman shbatku yg cwok Nama S****** tabrakan smpai tulang keringnya patah, jdi aku dekat sma dia wktu dia skit sring nanya kbarnya,kash tau ada ttg pljaran smpai akhirnya dia cerita kalo dia suka sama diantara 2 shbatku yg cewek nmanya L*** dan dia tahu kalo ada jga yg suka sama dia diantara H**** dan E*****. awalnya aku branggapan kalo yg suka sam L itu si E tapi ternyata si H. awalnya mris hatiku.sudah itu aku cerita sama si L dan N kalo ada ada yg suka sama L, wktu itu aku nggak ksh tau siapa yg suka sma Si L. dan Si L certa kalo Dia suka sma Si H.
    dan wktu itu aku smpai jga jrak ama mrka krna saking sedihnya.
    pda akhirnya aku ttg pendam perasaan yg aku punya. krna tkut aku mrsak hubungan aku antra kami. 4 bulan sblum UAN SMA aku tau mrka si H dan L itu backstreet dri kmi smua. tpi aku tahu bbrapa kali lhat mrka jalan brdua sma antar jemput ksloh diam2 dan trunnya 10 mter sblum sklah kami..
    sejak itu aku jrang ngumpul sma mereka krna aku mau coba melupkannya. kalo mereka ngumpul aku jarang ikut ngumpul, mugkin krna msh ada prsaan dhati jdi skit kalo lhat kdkatan mereka. smapai skrang kami canggung kalo tiap ketemu. aku tetap tetap simpan rasana suka ini dan tidak ksh tau ke dia krna aku tetap memilih sahabat. aku suka bilang biar lah aku yang trluka dri teman2ku yang terluka. dan aku bahagia kalo lhat merek juga bahagia.

  49. Nama : Hana Anggayasti
    Twitter : hanaaayasti
    Asal Kota : Semarang

    Hmm… Ohkaaay, I will try to answer this question “jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?”

    Jawabannya…

    Dipendem. Sedalem-dalemnya. Kalo bisa jangan sampe ketara.

    Kenapa?

    Yep, I know holding feeling is the hardest and hurtest thing to do. Apalagi sama sahabat sendiri. Nyeseknya akan sangat jauh bertubi-tubi. Tapi kalau untukku, kenapa harus mengorbankan suatu hubungan yang indah dan udah seattle named friendship untuk sesuatu yang belom jelas gimana kedepannya?

    Ya kalau nanti saling suka. Kalau ternyata enggak? Apa enggak bakalan saling awkward? Ya kalau nanti saling suka, pacaran, terus langgeng. Kalo putus? You’ve ruined your relationship and friendship and you lost both of lover and bestfriend. Nggak semua hubungan bisa berakhir kaya Ted Mosby dan Robin Scherbatsky.

    Karena enggak semua orang dianugerahi sama Tuhan untuk mendapatkan soulmate, lover dan sahabat sekaligus di satu orang. Jika sudah mendapatkan salah satunya, kenapa harus gambling dengan sesuatu hal yang enggak pasti?

    Memang, kedepannya kita enggak tau gimana. Tapi percaya kan sama rencana Tuhan? Percaya kan sama takdir kita yang sudah tertulis di langit bahkan sebelum kita ada? Percaya kan kalau takdir sudah termaterai, segalanya akan dimuluskan semesta? t’s cliche, but if it meant to be, it will be.

    Terus gimana nih dengan yang namanya “segalanya butuh resiko” dan “kalau mau dapet sesuatu, perjuangkan, dong!”

    Menurutku, not everything worth the risk. Kalau aku sih, jelas enggak mau mengorbankan persahabatan. Lagipula, toh perjuangan enggak bakal berhenti hanya karena kamu enggak ada action buat mengungkapkan. Kamu bisa berdoa, menyebut namanya ketika bersujud atau bertelut atau ketika saat teduh.

    Enggak akan lari gunung dikejar, jodoh enggak bakal kemana-mana. Jodoh pasti bertemu (ter-Afgan :p ) IMHO. 🙂

  50. Neneng Lestari
    @ntarienovrizal
    Aceh

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya

    jawaban: aku pilih diam-diam hanya mencintainya. Alasannya karena bukan takut merusak persahabatan, cuma aku belum siap untuk menerima penolakan dan mendegar jawabannya. Tapi aku tentunya tidak hanya diam berpangku tangan dan memendam perasaan ini. Karena menahan perasaan sangat tidak baik untuk kesehatan jiwa hehe …. makanya aku meluncurkan strategi penyerangan XD

    Caranya aku akan mengirimkan sinyal-sinyal kuat yang menggambarkan perasaan aku sebenarnya. Tapi harus hati2 juga, kalau sinyalnya terlalu lemah ntar doi mengira cuma perhatian antara teman, malah yang ada makan hati hehe. Setidaknya cara aku tersebut, bisa mengungkapkan secara langsung tanpa harus bibir aku yang bicara *asik hahaha

  51. Nama : Fatoni Prabowo Habibi
    Twitter : @fathisme009
    Asal Kota : Pekalongan, Jawa Tengah

    aku lebih memilih menyatakan perasaan, dalam semua aspek kehidupan tentu ada resikonya. bukankah sesuatu hal bila beresiko lebih menarik?bukankah bila hal baik bila dilakukan akan berdampak baik? meskipun misalnya ditolak, tetap bisa berteman dengan memberikan pemahaman.

    aku pernah mengalami hal seperti ini, teman smp hehe.. aku nyatain perasaanku, yaa walaupun akhirnya ditolak :3 tetapi apa yang terjadi? justru kita disitu malah semakin deket, tanya-tanya kenapa sih kamu kok jadi suka aku? ngulik semuanya, malah kaya kan infonya? nah, setelah beberapa minggu kemudian, ternyata justu dia yang kepincut aku, ngomong semua perasaannya. tapi, hatiku sendiri udah berbeda menganggap dia sahabat bukan untuk jadi kekasih. perasaan saya cepat berubah. sampai hari ini komunikasi kita masih berjalan, melebihi sama pacar saya 😀

  52. Nama: Fitriana N
    Twitter: @sandaljepitt
    Tempat tinggal: Cirebon

    Saya pernah nih kejebak di friendzone, udah lama banget tapinya, jaman SMP. Sahabat saya ini akhirnya nembak saya, tapi saya tolak. Yang kemudian menjadikan hubungan kami ‘awkward’. Gak bisa sahabatan seperti sebelum dia nembak saya, tapi gak musuhan juga. Dia bisa move on dan bahkan sekarang sudah menikah sementara saya masih jomblo aja, hahahaha #maafcurhat.

    Jika keadaannya terbalik yakni saya yang menyukai sahabat saya seperti pertanyaan dalam giveaway ini, apa yang akan saya lakukan? Saya akan mengutarakannya. Dengan resiko persahabatan kami akan pupus bila dia menolak saya atau kami putus di tengah jalan, bila dia menerima saya menjadi pacar. Menurut saya hal ini lebih baik saya lakukan daripada memendam perasaan yang akhirnya nyesel dan sakit sendiri. Jika memang sahabat (atau jodoh) pasti akan bertahan. Jika bukan, kita akan menemukan sahabat lain. Semua sudah ada jalan dan resikonya sendiri-sendiri #sokbijak :)))

    Yeay, semoga saya beruntung kali ini ^^

  53. nama : Visca Apriliyanti
    twitter : @Visca_Aprili
    asal kota : Belinyu, Bangka Belitung

    kalo ditanya “jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!?”
    Kalo gue sih pengen ngliat sikon dulu, kalo gue suka yah gue kode2in dulu, dianya ngrespect ga? Kalo ngrespect yah gue kasih tau aja kalo gue suka sama dia, tapi kalo ga ngrespect ya udah deh dipendem aja gitu *sakit vroh* :v toh gue sama dia masih bisa sama2 walaupun kejebak friendzone, siapa tau mudah2an ntr dianya juga balik gitu suka sama gue, dan kita happy ending
    *oke ini gaje banget* mungkin OOT juga 😀

  54. Nama: Thia Amelia
    Twitter: @Thia1498
    Domisili: Bogor

    jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya

    Setiap orang berhak mengekspresikan dirinya. (hlm. 69) Jujur, saya ini adalah termasuk orang yg blak-blakkan. Lebih baik bicara jujur saat itu juga, karena sakitnya hanya akan pada saat itu, dari pada menyesal kemudian yg sakitnya akan terus-menerus dibawa. Karena itu, jawaban saya adalah lebih baik bicara jujur, sebelum semua nya terlambat, karena meskipun ditolak: tak ada namanya bekas sahabat selama apa pun kita meninggalkan mereka. Sahabat tetaplah sahabat. (hlm. 37) seberapa sakit pun jawaban nya nanti, sahabat tetaplah sahabat. Perasaan nggak bisa dicegah, nggak ada tindakan pencegahannya. (hlm. 83), itu juga salah satu quote favorit yg menguatkan bahwa saya lebih baik bicara jujur. Jujur itu indah, semua orang bilang begitu. Ketika kita dipaksa memilih untuk berkata bohong atau jujur, bukankah lebih baik bicara jujur? Karena dengan jujur hidup akan tenang, dari pada bohong, dengan timbal balik kebohongan itu akan terus menghantui seumur hidup.

    Selanjutnya, mungkin bagaimana cara kita untuk menghadapi hari esok, Tuhan selalu punya rencananya sendiri untuk setiap orang. (hlm. 146), karena itu sebisa mungkin kita tidak perlu membahas hal kemarin yg menyakitkan, bangkit, menghadapi masa depan, karena, percayalah bahwa Tuhan telah menakdirkan yg lebih baik lagi, bukan dalam wujud sahabat kita itu, melainkan dalam wujud lain yg pastinya suatu saat nanti akan dipertemukan oleh Tuhan, karena itu yg harus kita lakukan adalah terus ikhtiar.

  55. Jika terjebak Friendzone, leBih Mlih Mna: “diseMbunyiin ato diungkapin dgn resiko di toLak”?

    Jujur.. Aku pernah NgaLamin haL ini sMasa SMA dLu
    Well.. It’s really broke my heart, Ngeliat dy jLan bareng cewe lain 😦
    yg bkiin Nyesek it ktika Loe gak prNah puNya kseMpatan utk Ngungkapin prasaan Loe aMa dy..
    Takut? Yaa.. That’s true, Aku takut ditoLak, Aku takut dianggap hanya sbatas teMan gak lebih 😦

    Jika punya kseMpatan utk kMbali ke waktu it, Aku baKal MiLih utk Ngungkapin prasaan dripda dipendaM, it bakaL buat Hati kita teNang wLopun dgn resiko besar ditoLak..

    Yeah.. It’s a choice exactly 🙂
    kita perLu beLajar dri kesaLahan Masa Lalu agar tak terulang di Masa kini 😀

  56. Nama: Putri Budi Pamungkas
    Twitter: putribudi_
    Domisili: Blitar, Jawa Timur

    kejebak friendzone? gimana ya? belum pernah ngrasain sih. tapi jujur aku milih buat bilang ke doi kalau emang punya rasa sama dia. milih diem milih kabur sebenernya nggak nyelesain apa-apa, sebaliknya yang ada malah takutnya aku yang bakal rugi. sakit hati, banyak beban, makan nggak enak, minum nggak seger, bobok nggak nyenyak dan semua itu gara-gara ‘friendzone’ kedengaran nggak enak banget.

    dengan jujur minimal hati aku plong, satu. nggak ada beban pikiran, pasti nafas aja lancar kek jalan tol, nggak macet-macet sesak napas *apasih?*. dua, doi tahu perasaan aku, itu yang paling penting. masalah dia nerima atau nggak itu masalah belakangan. toh emang dasarnya aku gatau dia suka sama aku atau nggak. kalo emang dia nggak suka mau gimana lagi? cinta emang ga bisa dipaksain. kalo dia bahagia sama yang lain aku pasti nangis-nangis *eh nggak ding* aku bakal nyari sumber kebahagiaan aku sendiri. suatu hari, suatu waktu, suatu malam insya allah ketemu. intinya jujur aja sama diri kita sendiri, do it what you do ^_^

    semoga kali ini dapet

  57. nama:Rani Ibrahim
    twitter: @raniibrahim96
    domisili: Tangerang

    Jawaban

    Untuk apa bertahan di zona nyaman dgn friendzone, kalau nyatanya hati kebat-kebit tiap kali liat dia rasanya agak dekat dengan seseorang.
    Semua pasti ada resikonya, toh kalau emang jodoh ga akan lari kemana.ucapan pernyataan kasih sayang hanya menegaskan perasaan, kalaupun ditolak rasanya pun ga ngenes-ngenes amat karena kita masih miliki dia sebagai sahabat.walaupun ga munafik kalau kita pastilah menginginkan lebih dari sekedar sahabat.
    Intinya sih ya, maju terus pantang mundur.

    Sesuatu hal jangan dibikin susah hanya karena keraguan, dan mungkin karena memikirkan kemungkinan pahit ditolak.
    Rasanya sepadan kalau ternyata dia juga memendam rasa yang sama, tapi ga rugi juga kalau malah sebaliknya.at least, mungkin diluar ada yang lebih baik dari dia tengan menunggu kita.

  58. nama:Rani Ibrahim
    twitter: @raniibrahim96
    domisili: Tangerang

    Jawaban

    Untuk apa bertahan di zona nyaman dgn friendzone, kalau nyatanya hati kebat-kebit tiap kali liat dia rasanya agak dekat dengan seseorang.
    Semua pasti ada resikonya, toh kalau emang jodoh ga akan lari kemana.ucapan pernyataan kasih sayang hanya menegaskan perasaan, kalaupun ditolak rasanya pun ga ngenes-ngenes amat karena kita masih miliki dia sebagai sahabat.walaupun ga munafik kalau kita pastilah menginginkan lebih dari sekedar sahabat.
    Intinya sih ya, maju terus pantang mundur.

    Sesuatu hal jangan dibikin susah hanya karena keraguan, dan mungkin karena memikirkan kemungkinan pahit ditolak.
    Rasanya sepadan kalau ternyata dia juga memendam rasa yang sama, tapi ga rugi juga kalau malah sebaliknya.at least, mungkin diluar ada yang lebih baik dari dia tengah menunggu kita.

  59. Nama: Fatmawati
    Twitter: @fwati5875
    Kota : Jakarta
    Pertanyaannya “Jika kamu terjebak friendzone, manakah yang akan kamu pilih; tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaanmu dengan resiko ditolak?!? Berikan alasannya”
    Jawabannya ” Aku pilih opsi kedua yaitu menyatakan perasaan dengan resiko ditolak” karena menurutku opsi kedua adalah yang terbaik, yah bagaimanapun kalau kita sudah menyatakan perasaan kita yang sebenernya dan kita tahu apa reaksinya lebih baik daripada dipendam dan sakit sendiri walaupun terlihat egois dan mementingkan diri sendiri. setidaknya aku tahu perasaan dia ke aku bagaimana, apapun jawabannya itu.

  60. Nama : Hary Gimulya
    Twitter : @angels_rutherfo
    Kota tinggal : Bandung

    Terjebak dalam friendzone itu ibarat berada di sebuah persimpangan jalan.
    Kita berada diantara dua pilihan, antara memilih jalan ke kiri atau ke kanan.
    Kita tidak bisa diam begitu saja di persimpangan tersebut, karena jika hanya berdiam diri, kita tidak bisa sampai ke tempat tujuan yang hendak dicapai.
    Begitu juga saat kita berada di dalam sebuah friendzone.
    Kita harus memilih antara diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan atau menyatakan perasaan dengan resiko ditolak.
    Sama seperti saat berada di persimpangan jalan tadi, kita juga tidak bisa hanya diam.
    Ini karena di dalam lubuk hati masing-masing, aku yakin pasti terdapat kegelisahan dan rasanya ingin kegelisahan tersebut cepat pergi.

    Jika berada pada suasana ini, dengan yakin aku akan menjawab : MENYATAKAN PERASAANKU.
    Kekhawatiran merusak persahabatanku dengannya, kekhawatiran ditolak, serta kekhawatiran-kekhawatiran lainnya, itu hanya ada dalam diri kita bukan?
    Perasaan-perasaan tersebut muncul karena kita pesimis, karena kita sudah memikirkan hal yang negatif terlebih dahulu.
    Bagaimana jika sikap pesimis serta negative thinking tsb dibalik menjadi sikap optimis dan positive thinking?
    Optimis bahwa perasaanku kepadanya akan diterima dengan baik, dan ternyata dia pun memendam perasaan yang sama denganku.
    Positive thinking bahwa andaikan dia menolak perasaanku kepadanya, hubungan persahabatan kami tidak akan rusak.
    Dengan mengubah sikap dan pikiran yang negatif menjadi positif, maka yakinlah kita akan selalu bersemangat dalam beraktivitas dan tidak akan lagi berada dalam kebingungan
    karena berada di persimpangan jalan.

  61. Nama : Yanti
    Twitter : @
    Kota : Martapura

    jika terjebak friendzone, yang akan aku pilih : tetap diam-diam hanya mencintainya dalam hati saja karena nggak mau merusak persahabatan. Yang namanya persahabatan pasti dibangun dalam proses yang nggak singkat. Sahabat itu tempat kita berbagi suka dan duka. Dan sahabat seringkali kita anggap udah kayak Saudara saking akrabnya, kalo bisa sih kita ngga usah ngerusak apa yang sudah kita bangun sama sahabat kita meskipun harus mengorbankan hati kita.

  62. Nama : Yanti
    Twitter : @CallMe_Yanti
    Kota : Martapura

    jika terjebak friendzone, yang akan aku pilih : tetap diam-diam hanya mencintainya dalam hati saja karena nggak mau merusak persahabatan. Yang namanya persahabatan pasti dibangun dalam proses yang nggak singkat. Sahabat itu tempat kita berbagi suka dan duka. Dan sahabat seringkali kita anggap udah kayak Saudara saking akrabnya, kalo bisa sih kita ngga usah ngerusak apa yang sudah kita bangun sama sahabat kita meskipun harus mengorbankan hati kita.

  63. Nama : Shiela Hartiningtyas
    Twitter : @ruth_shiela
    Kota tinggal : Cirebon

    Kalau boleh jujur, berada dalam suasana friendzone itu benar-benar bukan merupakan sesuatu yang menyenangkan.
    Hati menjadi gundah gulana, melakukan segala kegiatan juga menjadi tidak fokus dan tenang.
    Aku tahu karena aku pernah mengalaminya.
    Karena perasaan tidak tenang yang muncul berlarut-larut inilah, aku pun lalu memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku, meskipun secara samar.
    Banyak anggapan yang muncul bahwa perempuan dilarang menyatakan perasaannya terlebih dahulu pada laki-laki yang disukainya.
    Padahal aku merasa tidak ada yang salah dengan hal itu.
    Di negara-negara lain, hal ini sudah merupakan hal yang wajar dan tidak ada yang salah dengan itu.
    Dengan mengungkapkan perasaan, hati juga menjadi lebih tenang.
    Masalah diterima atau ditolak, itu masalah nanti.
    Yang penting berani dulu.
    Jangan takut untuk ditolak, karena penolakan itu sudah merupakan hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari (ditolak saat melamar pekerjaan, ditolak penjual di pasar mungkin
    akibat menawar harga terlalu rendah, dan penolakan-penolakan lainnya)
    Jangan takut juga kehilangan sahabat, karena seperti pepatah, mati satu tumbuh seribu. Hilang satu sahabat, muncul sahabat-sahabat lain yang akan selalu ada menemani.
    Lagipula andaikan si dia menolak, aku akan menegaskan padanya agar persahabatanku dengan dirinya jangan sampai rusak.

    Oleh karena itu, buat para perempuan, jangan lagi takut untuk menyatakan perasaan pada laki-laki ya.
    Btw, aku bersyukur sekali karena pada saat aku menyatakan perasaanku pada si dia, dia menerima perasaanku.^^

  64. Nama : Ade Risti
    Akun twitter : @aroktavia
    Kota : Sumedang
    Mungkin sekarang saya bakal milih buat diem-diem suka sama teman/sahabat sendiri. Dulu pernah suka sama teman yang lumayan dekat. Satu hari saya pernah ngirim email ke dia tentang perasaan saya (kenapa email? Soalnya anaknya lagi kuliah di luar kota). Deg-degan parah. Udah nebak-nebak apa yang bakal dia omongin. Ternyata dia bales email itu. Dia bilang suka gapapa itu hak dan gak perlu minta maaf. Setelah itu kami masih kontakan tapi ya makin kesini makin jarang. Bisa karena kita udah gak satu sekolah. Bisa juga dia ngehindar karena takut saya jadi baper terus.

    Setiap kali inget pengakuan itu, saya selalu mikir kenapa gak dipendem aja sih? Kenapa harus cerita-cerita? akhirnya hubungan saya dan dia renggang. Iya renggang pake banget. Alhamdulillah sih sekarang masih kontakan walau kadang chat yang dia kirim gak penting kayak nanya tempat wifi dan ospek kampus.

    Kalau lihat dari pengalaman sih, saya maunya pendam sendiri aja biar gak ngerusak hubungan. Gak mau mengungkapkan bukan perkara takut ditolak tapi ada hubungan pertemanan yang dipertaruhkan di sana. Itulah sedihnya terjebak friendzone.

  65. Nama : Ade Risti
    Akun twitter : @aroktavia
    Kota : Sumedang
    Mungkin sekarang saya bakal milih buat diem-diem suka sama teman/sahabat sendiri. Dulu pernah suka sama teman yang lumayan dekat. Satu hari saya pernah ngirim email ke dia tentang perasaan saya (kenapa email? Soalnya anaknya lagi kuliah di luar kota). Deg-degan parah. Udah nebak-nebak apa yang bakal dia omongin. Ternyata dia bales email itu. Dia bilang suka gapapa itu hak dan gak perlu minta maaf. Setelah itu kami masih kontakan tapi ya makin kesini makin jarang. Bisa karena kita udah gak satu sekolah. Bisa juga dia ngehindar karena takut saya jadi baper terus.

    Setiap kali inget pengakuan itu, saya selalu mikir kenapa gak dipendem aja sih? Kenapa harus cerita-cerita? akhirnya hubungan saya dan dia renggang. Iya renggang pake banget. Alhamdulillah sih sekarang masih kontakan walau kadang chat yang dia kirim gak penting kayak nanya tempat wifi dan ospek kampus.

    Kalau lihat dari pengalaman sih, saya maunya pendam sendiri aja biar gak ngerusak hubungan. Gak mau mengungkapkan bukan perkara takut ditolak tapi ada hubungan pertemanan yang dipertaruhkan di sana. Itulah sedihnya terjebak friendzone.

  66. Nama: Farah Fahmi
    twitter: @FarrMaSi
    kota: Tegal

    aku akan tetap diam-diam hanya mencintai dalam hati karena khawatir merusak persahabatan. Semuanya akan indah pada waktunya. Aku tidak boleh egois. sekarang ini, mencari teman sejati lebih sulit ketimbang pasangan. jadi, lebih baik kehilangan orang yang kita cintai dari pada kehilangan sahabat. toh, kalau jodoh pasti dapat. Dan, tidak lazim pula perempuan menyatakan perasaan lebih dulu 😀

  67. Nama: Arfan Dwi Saputra
    Twitter: @Arfan_JRocks
    Kota: Cilacap

    Kalau terjebak friendzone, aku akan coba pelan-pelan menunjukkan perasaanku yang sebenarnya. Misalnya dengan memberikan perhatian yang lebih. Kalau dirasa sudah tepat waktu barulah ku ungkapkan sejujurnya. Walaupun dengan resiko ditolak sekalipun, dan yang paling berat resiko kalau dia akan menjauh dariku. Awalnya mungkin akan timbul kecanggungan yang luar biasa, tapi setelah berjalannya waktu pasti akan ada situasi dimana kami saling mengerti. Lagipula belum tentu ditolak kok, bisa saja dia punya perasaan yang sama.

    Dulu punya pengalaman friendzone yang terpendam. Jadi kami itu deket banget selama berbulan-bulan, sampai banyak orang mengira kami pacaran. Hal ini menguatkan harapanku untuk bisa jadian dengannya. Kami saling berbagi perhatian setiap hari. Aku pikir dia suka aku juga, sehingga kuputuskan untuk mengungkapkan perasaan jika tepat waktunya. Tapi belum sampai aku mengungkapkan, ada orang lain yang menembaknya lebih dulu dan diterima! Pupus sudah harapanku tuk menyatakan cinta dan memilikinya. Sia-sia PDKTku selama berbulan-bulan karna hanya dianggap sebagai teman. Akhirnya aku menjauh pelan darinya karena kekecewaan yang amat dalam.

    Jadi menurutku kalau terjebak friendzone, lebih baik mengungkapkannya secara langsung walaupun dengan segala resiko daripada menyesal seumur hidup.

  68. Nama : Dewi Padmi Pratiwi
    Twitter : @dewipadmip
    Asal Kota : Makassar

    Saya lebih memilih untuk memendamnya. Akan ada perasaan canggung jika dia tau. Dan saya orangnya pemalu, mengatakan kepadanya sama saja saya tidak akan pernah berani bicara dengannya lagi. Sahabat jauh lebih baik menurut saya. Lebih nyaman berbicara atau curhat dengannya sebagai sahabat. Dan saya setuju kalo cowo harus lebih dulu mengungkapkan perasaannya.

  69. Nama : Intan Novriza Kamala Sari
    Twitter : @inokari_
    Kota tinggal : Bengkulu

    Terjebak Friendzone?

    Kalau aku sih lihat dan rasakan dulu, kak. Maksudnya, lihat dulu durasi kembang warna warni itu bertebaran di hati. Sebulan? Dua bulan? 3 bulan? Ya diemin aja, siapa tau sekedar perasaan suka atau kagum atau karena terbiasa ngelewatin waktu bersama. Jangan lupa juga buat tetep nekan tombol “available” dalam diri, buka mata dan hati buat sosok lain. Siapa tau dengan begitu rasa kebat kebit di hati terhadap sahabat sendiri bisa terobati.

    Tahun demi tahun berganti. Virus merah jambu masih menggerogoti. Udah nyoba buka hati buat yang lain tapi tetep gagal. Saatnya NYATAKAN CINTA. Resiko jelas ada. Apa sih tindakan di dunia ini yang tanpa resiko? Jika bertepuk dua belah tangan, ya Alhamdulillah, masa suram kegalauan akan berakhir. Namun jika sebaliknya, siap-siap berlapang dada.

    Takut persahabatan jadi rusak berderai-derai?

    Percayalah, sahabat akan tetap menjadi sahabat, jika dia memang sahabat. Kalo dia marah, ngejauh, lalu bener-bener hilang, itu tandanya dia hanya sekedar orang yang singgah dalam hidupmu. Bukan buat selamanya, tapi limit waktunya udah kelar. Ikhlasin!

  70. Diem aja, biar bisa barengan terus, menyukai emang harus memiliki, justru kalo diem malah gak bosen, hahahah 😀

    Nama : Umi Marfa
    Kota Tinggal : Banyumas
    Twitter : umimarfa

  71. Nama : Hardiyanti Rifai
    Akun Twitter : @DYANIZTAS
    Kota Tinggal : Makassar

    Aku pilih menyatakan perasaan dengan resiko ditolak.
    Alasannya? Pertama, menurutku persahabatan itu adalah hubungan/ikatan yg sangat erat kedua setelah keluarga. Jadi, di dalam hubungan itu tentulah harus terjaga ketulusan.
    Persahabatan itu akan kokoh jika kita bisa saling terbuka dan memahami satu sama lain. Cinta kepada sahabat jika dipendam, justru membuat persahabatan itu tercoreng dengan adanya kebohongan. Kita mengamatinya diam2, menyimpan rasa yg lebih dari sekadar persahabatan… artinya kita tidak tulus pada persahabatan itu karena kita punya kebutuhan/keinginan lain dalam hati kita.
    Resiko ditolak? Ayolah.. menurutku hanya Persahabatan yg egois, yg merasakan takut pada penolakan. Dan tentu saja, takut ditolak mengindikasikan jika Persahabatan Kita tidak tulus.

  72. Nama : Hardiyanti Rifai Akun Twitter : @DYANIZTAS Kota Tinggal : Makassar Aku pilih menyatakan perasaan dengan resiko ditolak. Alasannya? Pertama, menurutku persahabatan itu adalah hubungan/ikatan yg sangat erat kedua setelah keluarga. Jadi, di dalam hubungan itu tentulah harus terjaga ketulusan. Persahabatan itu akan kokoh jika kita bisa saling terbuka dan memahami satu sama lain. Cinta kepada sahabat jika dipendam, justru membuat persahabatan itu tercoreng dengan adanya kebohongan. Kita mengamatinya diam2, menyimpan rasa yg lebih dari sekadar persahabatan… artinya kita tidak tulus pada persahabatan itu karena kita punya kebutuhan/keinginan lain dalam hati kita. Resiko ditolak? Ayolah.. menurutku hanya Persahabatan yg egois, yg merasakan takut pada penolakan. Dan tentu saja, takut ditolak mengindikasikan jika Persahabatan Kita tidak tulus.

  73. Jiah @jiahjava Jepara

    kadang, cinta diam2 itu menyenangkan

    saya gak mau jujur sama dia bkn karena takut ditolak, tapi karena saya nyaman hidup sebagai teman, sahabat dia yg bs diandalkan. Saya cinta sama dia, tp jika sebagai kekasih, bisa saja perasaan itu berubah mgkn karena byk hal. Statusnya jg berubah jd mantan. Tp teman, selamanya teman. Dan ya pada akhirnya saya ingin menikah bukan dengan kekasih, tp dengan seseorang yang bisa menjadi teman hidup saya #Eaaaa #kasihKode

  74. Nama: Gestha Reffy
    @AltGST
    Bangka Belitung
    Terjebak friendzone?
    Ungkapkan! Saya tidak mau terus digeluti tanda tanya besar seputar perasaan yang tidak menemui ujungnya. Mencintai diam-diam memanglah terkadang jadi pilihan yang menyenangkan. tapi rasa sakit bukan berarti tak terselip.
    Bicara resiko, tiap perlakuan pasti akan mengundang resiko masing-masing. Termasuk dalam sikap mencintai diam-diam atau bersegera mengungkapkan.
    Dengan mencintai diam-diam, hanya ketidak pastian lah yang saya selami, tapi HANYA dengan mengungkapkan, saya jadi tahu langkah apa yang harus saya ambil selanjutnya.

  75. Lingkaran setan persahabatan(?) Tema friendzone yang unik nihh.
    Ohita penulisnya seumuran sama aku yeay 😀

Leave a reply to Eni Lestari Cancel reply