buku, resensi

REVIEW Dead Smokers Club part 2

PicsArt_24_10_2015_11_31_02[1]

Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26)

Dua motto tersebut, pertama adalah moto keanggotaan. Sedangkan yang kedua merupakan moto Dead Smokers Club dalam menjalankan kegiatan.

Banyak pihak yang sudah pernah mendengar tentang DSC. Mereka malah punya situs tempat para siswa memesan barang-barang keinginan mereka. Keberadaan mereka sudah diketahui banyak pihak. Tapi, selain itu DSC tetap rahasia. Siapa anggotanya, apa kegiatannya, di mana markas rahasinya, dan lain sebagainya. Semua tetap rahasia. Mereka ibarat Area 51 atau pelaku bisnis pasar gelap. Eksis, tetapi apa yang ada di dalamnya, enggak ada yang tahu.

Situs DSC cuma bisa diakses dengan nomor induk siswa T&T. Diperlukan mendaftar terlebih dahulu, lalu mengisi formulir seperti saat kita bikin email. Bedanya, seseorang perlu memasukkan nomor induk siswanya. Dengan begitu, selain siswa T&T, enggak ada seorang pun yang bisa masuk. Meski ini disebutnya ‘situs DSC’, tapi mereka memberi nama situs tersebut T&T Black Market, sehingga nggak ada yang tahu kalau situs ini dimotori DSC. Intinya, kalau ada kebocoran tentang DSC, maka penyebabnya cuma satu; PENGKHIANATAN!

Jika di buku pertama lebih menitikberatkan kehidupan pada karakter tokoh-tokohnya, di buku yang kedua ini kita bisa terbayang Dead Smokers Club lebih gamblang dan terperinci. Mulai dari perekrutan anggotanya yang harus melalui tiga serangkaian tes yang lumayan berat hingga ganjaran bagi pengkhiatan yang dilakukan oleh anggota. Dsc punya semacam seksi bidang yang disebut Divisi SDM dan Infernal Affair. Salah satu tugas divisi itu adalah mengawasi anggota DSC. Setiap indikasi, gerak-gerik, serta gejala-gejala pengkhianatan wajib dilaporkan, supaya DSC bisa mengambil tindakan yang sesuai.

Jika terjadi pengkhianatan, pertama mereka akan memberi pengertian ke si anggota yang bermasalah terlebih dahulu. Jika gagal, mereka akan kasih peringatan. Jika nggak berhasil juga, barulah mereka mengambil langkah tegas buat menanganinya. Tindakan tegas yang mereka lakukan berupa dikeluarkan dari keanggotaan serta apa pun yang bisa ngasih efek jera bagi si pelaku. Sebenarnya enggak ada aturan baku untuk itu. Ada aturan tertulis; segala tindakan untuk menghukum para pengkhianat wajib dirundingkan terlebih dahulu. Hukuman yang ditentukan haruslah menimbulkan efek jera namun tidak boleh menyebabkan luka parah apalagi kematian.’

“Kami lebih suka temenan ama pscho sinting kayak Jon ketimbang dengan pengkhianat. Bagi kami, pengkhianat itu patut diberi hukuman setimpal, sebelum dilempar ke neraka oleh Tuhan.” (hlm. 7)

Isi janji setia Dead Smokers Club, yaitu;

  1. Akan mematuhi seluruh peraturan di dalam The Protocol of Dead Smokers Club.
  2. Akan selalu setia kepada organisasi, tidak akan pernah mengkhianati organisasi, dan senantiasa menjaga kerahasiaan organisasi.
  3. Akan selalu menjalankan seluruh tugas, kewajiban, kegiatan, aktivitas dan misi organisasi dengan sebaik-baiknya.

Adrian pikir, dengan tiga syarat di atas, untuk masuk klub ini tidaklah mengerikan atau membahayakan. Dan ketika sudah resmi menjadi anggota DSC, barulah dimulai cerita tentang Adrian dan kawan-kawan…

Awalnya, DSC ini menyuplai rokok ke T&T. Nggak semua orang bisa bergabung karena kegiatan nyuplai rokok ke sekolah bukan perkara mudah. DSC butuh anggota dengan kemampuan serta bakat tertentu. Siswa-siswi yang lihai, punya koneksi luas, bernyali besar, dan lain sebagainya. Singkatnya, sejak semula, DSC adalah klub rahasia bagi siswa berbakat. Klub ini memang nggak pernah terlibat tindakan kriminal di masyarakat. DSC cuma melanggar beberapa peraturan sekolah. Secara garis besar, DSC masih bertugas menyuplai barang dari luar. Bedanya kini DSC lebih banyak menyuplai barang-barang seperti film, game, VCD, komik, serta apa pun yang diinginkan para siswa T&T. Meskipun begitu, DSC tidak pernah menyuplai barang-barang ilegal seperti minuman keras, narkotik, apalagi senjata.

Masa-masa sekolah adalah masa-masa pembentukan karakter seseorang. Makanya ada program pendidikan karakter di beberapa sekolah. Selain keluarga, faktor teman adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi kehidupan remaja. Lagi masa labi-labilnya, gampang terguncang. Gampang belok kanan, gampang juga belok kiri. Seperti yang dialami antara Dion dan Olga di halaman 122-126. Kalau dulu jarang banget ada siswa kayak Dion dan Olga ini, tapi sekarang pas kerja di sekolah ngerasain tiap tahun pasti ada yang seperti mereka x)) #duh

Lewat karakter tokoh di buku ini, tidak hanya Adrian tapi juga teman-temannya, kita bisa meilhat bahwa setiap manusia dibalik kelemahan, pasti seseorang memiliki kelebihan. Ada hal-hal di masa lalu yang memengaruhi kehidupan pribadi seseorang di masa depannya kelak, seperti lewat tokoh Rudy di halaman 104-105 yang bikin nyesek juga pas bacanya. #KaliIniPukPukRudy

Ngikik pas Daniel berfilosofi di halaman 41 tentang pedihnya jomblo, padahal dia sendiri pun juga jomblo; “Ada satu hal yang paling nyakitin bagi cowok sehat kayak kita di dunia ini, yakni jadi jomblo hampa di tengah-tengah begitu banyaknya cewek berkualitas” x)) #PukPukDaniel

Keterangan Buku:

Judul                                     : Dead Smokers Club part 2

Penulis                                 : Adham T. Fusama

Penyunting                         : Opan

Penata aksara                    : Opan

Pendesain logo                 : Ahmad Syarifudin

Pendesain sampul           : A.K.I.

Penata sampul                  : Hilian Batin

Penerbit                              : FIM Kreasindo Gemilang

Terbit                                    : Oktober 2015

Tebal                                     : 196 hlm.

ISBN                                      : 978-602-17571-1-6

 

69 thoughts on “REVIEW Dead Smokers Club part 2”

  1. Kayaknya yang bagian kedua ini lebih seru ya. Secara, kalau udah baca yang pertama, seenggaknya kita udah kenal tokoh-tokohnya. Jadi penulis tinggal meneruskan cerita aja. Begitukah, Kak?

  2. “Setiap indikasi, gerak-gerik, serta gejala-gejala pengkhianatan wajib dilaporkan,”

    Review yang ini, kesannya seperti bacaan berat? DSC ini klub macem apa sih? Bingung nih. Apa sekolah T&T itu ketat, jadi ada anak-anak yang nyelundupin barang-barang yang dilarang di sekolah ini, makanya mereka menamai situsnya T&T Black Market? Dan lagi, bakat apa yang dibutuhkan untuk bisa gabung ke DSC sih. Baca review yang ini, makin berat, makin banyak misterinya. Berarti ini novel misteri ya, Bu. Novelnya yang penuh misteri, apa review Bu Luckty yang penuh misteri? Atau cuma perasaanku aja sih? 😀

  3. Buku yang kedua ini bikin aku penasaran. Penasaran gimana orang2 dan kepribadian anggota DSC, juga bakat terpendam mereka, serta apa tujuan dibentuknya DSC. Sepertinya DSC sangat spesial karena anggotanya adalah siswa-siswi yang mempunyai bakat terpendam.

  4. Novel kedua kali ini lebih memberatkan cerita ke organisasinya. Setuju banget dengan kutipannya tentang pengkhianatan. Sebaik apapun prestasi ataupun kinerja suatu organisasi di lingkungannya, hanya karena ada satu pengkhianat saja di dalamnya, maka dapat rusaklah keutuhan sistem organisasi itu, seperti peribahasa “karena nila setitik, rusak susu sebelanga”.

  5. Sepertinya ada yang berkhianat dan ituvsalah satu konflik yang disajikan.
    Biasanya sih buku kedua itu lebih bagus dari buku pertama, lebih banyak “bom”-nya.

    Aku masih belum dapet gambaran lebih juga tentang DSC. Anggotanya itu ngapain? Kalau biasanya club/pasar gelap kan ngedarin barang-barang terlarang, eh ini malah film, game, komik. Atau jangan-jangan anggotanya ini kumpulan anak yang sering dikekang? Nggak boleh main ini itu, misalnya? Atau mereka butuh uang terus kerja sambilan? Atau peraturan sekolah membuat mereka jadi berandalan?

    Hmmmm makin ngaco nih tebakanku :3

  6. di review dead smokers club 1, aku bertanya2 klub model apaan sih itu? akhirnya lumayan terjawab dead smokers club itu apaan lewat review ini. kalo aku baca reviewnya sih kayaknya seru ya jadi anggota DSC. jadi pengin ikutan jadi anggota :p

  7. Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan), ternyata itu ya arti dari covernya.. 😀
    para siswa memesan barang-barang keinginan mereka? barang-barang apaan inih? jadi ngeri juga kalo di sekolah beneran ada grup ginian. skrg penasaran knp adrian yang katanya pemalu malah bs jd anggota DSC.
    Disini gak ada kutipan favorit juga ya Luckty… 😀

  8. Kak, mottonya itu pake bahasa apa? Bahasa Belanda yah? *kepo*
    Buku ke2 Dead Smokers Club ini mengingatkan saya dengan The Judges -organisasi rahasia- dari serial Omen series Lexie Xu. The Judges ini jg organisasi sekolah, yg nggak tau markasnya dimana, anggotanya siapa aja, dan apa aja yg dilakukan. Pokoknya mirip banget ama DSC. Tp, bedanya mungkin kalo The Judges itu bener-bener bisa ngendaliin sekolah. Mereka bisa ngeluarin siswa, bisa ngeluarin & masukin guru yg mereka inginkan. Sedangkan DSC ini nggak gitu. The Judges lebih nyeramin mah ><
    Ini ceritanya semacam novel thriller kah? Soalnya ada misteri-misterinya gitu hoho

    Ps. Riviewnya panjang banget xoxo

  9. Uh, sepertinya yang kedua lebih detail dari yang pertama. Sepeti seri kedua dalam film-film pada umumnya yang biasanya menceritakan konflik antar tokoh atau perpecahan, saya menduga akan ada sedikit konflik dan perpecahan juga dalam tubuh DSC ini. Yah, mangingat remaja yang disebutkan sebelumnya gampang belok kiri atau belok kanan.

    Anyway, review novel ini tetap menimbulkan rasa penasaran bagi saya, terlebih dengan sistem kerja DSC ini. Bagaimana cara mereka memasok, mencari rekrutan baru dan banyak hal yang mungkin saja memiliki kesamaan dengan cara para napi memasukkan barang illegal ke dalam sel mereka. Kemungkinan terburuknya adalah terdapat organisasi serupa di beberapa Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di Indonesia, yang sangat terstruktur dan rapi. Uh.

  10. Lagi masa labi-labilnya, gampang terguncang. (labil-labilnya)

    Ya benar seperti dugaanku di bagian kedua lebih detail membahas tentang ‘Dead Smokers Club’ cuma di sini apakah benar hanya penyedia barang-barang yang diinginkan oleh siswa aja? Nggak asyik sih menurutku kalau cuman itu aja. Tapi, dari review kak Luckty yang bikin aku penasaran sama novelnya ntu gimana tes yang dijalani Adrian dan kok bisa diterima ntu lho. Padahal kan seharusnya anggota mempunyai koneksi yang mumpuni sedangkan Adrian hanya siswa ‘beasiswa’. Hehehe

    Pengkhianatan, sekecil apapun pasti bakal menyakitkan dan merugikan orang lain maupun diri sendiri. Setuju dengan ide club ini untuk memberikan efek jera pada segala macam bentuk pengkhianatan.

    Club ini kayak agen rahasia deh harus punya pin tersendiri. Penasarannn pakai bangettt.

    Motto ini adalah motto yang wajib dimiliki setiap orang menurutku :

    Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26)

    Makasih Kak Luckty dan Kak Adham terima kasih juga atas mottonya 🙂

    Be yourself 🙂

  11. Dua Motto yang sangat mengena nih kawan 🙂
    Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26)
    Dan kemisteriusan itu sedikit terjawab setelah membaca review yang kedua ini ,baru sedikit berarti masih banyak misteriusnya 😀

  12. Kayaknya nyawa serie DSC ini di buku keduanya ini ya mbak. Suplai rokok di sekolah, kenapa ya dulu gak punya ide bisnis ini :”). Sepertinya seru mbak. 🙂

  13. Satu jawabanku sudah ketebak! Yaitu rokok haha aku memang mengira club ini club perokok. Mereka merokok atau membuat rokok. Tapi tidak hanya rokok juga ternayata ada barang2 lain juga. Di review ini ada satu pertanyaan dimanakah Amelia? Apa dia masih ada di bagian ini? Ah masih sama aku masih penasaran dengan club ini masih penuh mistery~

  14. buku yang kedua ini sepertinya lebih mendetail ke Dead Smokers Club-nya deh. aneh aja gimana menjalankan bisnis seperti itu di lingkungan sekolah se-elit T&T? dan Adrian masuk kedalamnya? bisa ya? apalagi DSC nyulik adrian. sepertinya mereka tahu keahlian atau bakat terpendam Adrian.
    masih nggak mengerti jelas sebelum baca novelnya langsung. dan setelah baca review DSC 2 ini makin penasaran banget. isinya misterius dan karakter siswa-nya yang aneh-aneh. kayak Daniel yang sepertinya gokil sama Rudy yang bikin nyesek. dan karakter aneh lainnya. kira-kira seperti apa?

  15. Nah di review ini lebih jelas Dead Smockers Club itu apa, walaupun akan lebih detail lagi kalau baca langsung novelnya yaa 😀
    Suka sama 2 moto yang diusung DSC ini, btw itu dari bahasa apa ya?
    Sepertinya ini bukan kisah remaja biasa saja, ada misteri tentang DSC yang menggelitik untuk dikuak, bikin penasaran. Pengen tahu bakat terpendam apa saja yg dimiliki remaja-remaja yg direkrut DSC. Haaiisss belum baca novelnya aja udah kayak detektif yang penasaran 😀

  16. Aku mulai tertarik sama isi buku yang ke dua ini. mulai kelihatan kaya apa DSC ini, organisasi yang bergerak di apa, dan menyuplai apa. sampe dibikin janjis setianya lagi XD
    oia aku juga suka mottoDSC ini;
    Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26)

  17. Aku mulai tertarik sama isi buku yang ke dua ini. mulai kelihatan kaya apa DSC ini, organisasi yang bergerak di apa, dan menyuplai apa. sampe dibikin janjis setianya lagi XD
    oia aku juga suka mottoDSC ini;
    Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26)

  18. Hmm, serius plotnya keren banget. Jarang-jarang nemu novel yang modelnya kayak gini. Dan sepertinya disini akan ada banyak dibahas tentang IT. Aku selalu suka sesuatu yg berhubungan dengan komputer XD. Dan aaa apa yang dikatakan Daniel disituuu?? *fangirls detected

  19. Nah kan, bener, ada bawa rokok-rokoknya. 😀
    Jadi ternyata itu ya spesialnya DSC, bahwa mereka cuma nyuplai barang-barang non berbahaya atau ilegal ke murid sekolah dan luar sekolah. Tadinya kupikir ini semacam excul yang punya taste army. Hahaha. Jauh banget ya. Rupanya ini kayak sindikat terselubung di sekolah. Semacam excul gelap yang bisa menuai untung kali ya.
    Kayaknya lebih menarik menyimak buku part 2 ini ketimbang part 1. Di sini pokok cerita tentang sepak terjang DSC lebih diangkat.

  20. DSC ini keren menurut saya… meski mereka memang melanggar peraturan tapi punya batasan aturan mana yang perlu dilanggar seperti gak menyuplai barang2 ilegal kayak narkoba, alkohol dan sejenisnya. paling keras memang cuma rokok dan semoga sih film yg disuplai anak2 DSC bukan film ++ 😀 ditambah lagi cara mereka menghukum anggotanya juga masih manusiawi dan malah sangat kekeluargaan menurut saya krn sebelum memberi hukuman, harus dirundingkan terlebih dahulu. jarang2 ada organisasi kayak gini di era begal dan geng motor.

    Terima kasih kak Luckty reviewnya ^^

  21. Saya selalu mawas diri jika seorang penulis berani –benar-benar berani– untuk menelurkan kelanjutan dari novel pertamanya. Contoh yang paling berhasil dalam thriller, mungkin bagi saya adalah Lexie Xu dengan gaya covernya yang bisa dibilang ‘lha itu darah apa saus tomat?’.

    Pernyataannya kemudian, saya akan selalu kapok jika membaca novel lanjutan yang lebih buruk ketimbang novel pertamanya. Meski pernyataan tersebut sangat subjektif, tapi perihal kecewaan mungkin universal. Yah, ini adalah tantangan bagi Master Adham, lewat DSC 2 yang bisa dibilang berani sekali hadir ditengah gemerlapnya teenlit, fantasi serta novel terjemahan. Apakah Adham mampu merauk untung dari sana?

    Namun, yang lebih penting, bagaimana DSC 2 ini memberikan hal yang esensial dalam perwajahan buku thriller oleh penulis Indonesia.

    1. Oh, Anda meragukan sekuel ya? Challenge accepted! Hahaha *belagu banget gue*

      DSC gak mungkin ngasih hal esensial buat buku thriller Indonesia, soalnya bukan buku thriller sih. Hahahaha.

  22. Wow. Rupanya seperti itu kinerja DSC. Tema yang menarik dan terasa beda sendiri karena berani membuat cerita demikian tapi berkutat di dunia sekolahan dan barang yang dijual itu bukan barang ‘wah’. Apa ya sebutan yang tepat buat DSC ini? Mafia sekolah mungkin? Tapi mafia yang masih jinak karena nggak ngejual barang-barang terlarang. XD

  23. Nosce te Ipsum (Kenalilah dirimu sendiri) dan Nemo Sine Cruce Beatus (Tiada kebahagiaan tanpa rintangan). (hlm. 26) keren!! Aku jadi teringat pada sebuah drama OCN yang kkurang lebih memiliki visi, misi dan motto seperti DSC. Meski di drama itu ada sedikit kekerasan, tapi anggota itu melakukan kepada para penjahat atau orang-orang yang selalu menindas yang lemah, para anggota yang saling menjaga satu sama lain, mereka juga belajar bersama, berprestasi, bahkan mempunya cita-cita yang sangat mulia.

    Aku suka sama buku ke 2 ini. Lebih memperkenalkan sesuatu yang baru padaku. Kehidupan yang berbeda dari biasanya, sesuatu yang tidak seharusnya menerima tatapan sebelah mata atau sesuatu yang dianggap buruk dan tidak penting. cerita yang tidak hanya menarik tapi meninggalkan kesan yang baik. Meskipun lagi-lagi tidak kutemuka kumpulan quote atau bahkan kali ini kata-kata sindiran. Entahlah mengapa, yang pasti aku tetap menyukai buku ini. Ide cerita yang tak kutemui de buku-buku yang kubaca sebelumnya, dimana full kisah romantis. Good job. Aku semakin jatuh cinta saja dibuatnya.

  24. Makin penasaran mbak sama novel Dead Smokers Club, kayaknya lebiiih seruan yang kedua. Terus kok bisa ya ada club kayak gitu di sekolahan? jadi pengen jadi anggotanya kayaknya seru.

    Aku suka banget sam cover novelnya mbak, yang pertama maupun yang kedua. Sangar sangar mematikan giman gitu.
    Terus si Mela itu bakalan masih ada di series keduanya ga mba? Berharap sih ada, terus si Adrian ngungkapin perasaannya hahahha 😀

    Menurut aku novel ini beda banget, bikin orang penasaran buat baca

  25. Sekali lagi, terima kasih ya Bu Luckty udah mau ngasih review plus ngadain giveaway buku #DeadSmokersClub! Sangat saya hargai :’) Dan, terima kasih juga buat teman-teman yang sudah baca review-nya, suka komentar, dan sudah ikutan GA-nya. Semoga kalian beruntung!

  26. Keren juga sih di buku pertama lebih ngeutamain karakter2 tokoh2nya, di buku kediua ini tinggal dilanjutin kisahnya dan dibuat konfliknya.

  27. Konflik pada part dua sepertinya lebih greget dibandingkan part 1. DSC sepertinya klub elit yang harus saya ikutin jika bersekolah di T & T. Inspiratif banget, bisa diterapkan buat anak saya kelak, bisnis rokok di sekolah sepertinya cukup menguntungkan. He

  28. Part 2 baru nongol apa itu DSC sebenarnya. Belajar giat, dapet nilai bagus, dapet beasiswa penuh sekolahnya keren. Tapi kumpulannya anak-anak yang rada bengal gitu, hehehe 😀

Leave a reply to adhamology Cancel reply