“Ini perang melawan Pustakawan. Mereka menyusup ke dalam Bangsa Crystin: mereka menodai Batu Benak. Kalau mereka menang, tidak diragukan lagi mereka akan membubarkan para kesatria!” (hlm. 31)
Setiap anggota keluarga smedry memiliki bakat. Bakat tersebut bisa kuat, bisa tak dapat ditebak, dan bisa juga bencana. Tapi selalu menarik. Seseorang bisa mendapatkannya jika dilahirkan dalam keluarga Smedry atau menikah dengan seseorang Smedry. Ayah Alcatraz ini semua orang punya bakat.
Alcatraz mulai curiga bahwa inilah yang sejak awal ibunya inginkan. Pasir Rashid, pencarian selama bertahun-tahun, pencurian dari Kantor Arsip Kerajaan Nalhalla – semua ini bertujuan untuk mencari cara agar bisa memberikan bakat Smedry pada orang-orang yang seharusnya tidak memilikinya. Alcatraz juga curiga jika ayahnya menginginkannya demi berbagi kekuatan dengan semua orang. Sedangkan Alcatraz curiga pada ibunya menginginkannya untuk menciptakan pasukan Pustakawan penyandang Bakat yang sulit dikalahkan.
Untuk pertama kalinya, Alcatraz bertanya-tanya, apa yang bisa dilakukannya dengan bakatnya sendiri jika dia terlatih seperti dirinya. Beberapa bulan terakhirnya di Nalhalla, dia justru sering belajar menghindari bakatnya. Dia nyaris mengendalikannya secara total. Dia lumayan berhasil selama beberapa minggu tanpa merusak apa pun di sekelilingnya x))
Lensa Oculator, atau merupakan Lensa Utama, warna lensanya kemerahan. Dan menbantu Oculator melakukan berbagai hal dasar: melihat aura di sekitar jenis-jenis kaca dan bertarung melawan Oculator lainnya. Kadang-kadang, lensa ini juga membantu melihat jenis-jenis aura lainnya, petunjuk-petunjuk kecil tentang dunia.
Di sini, kita akan menemukan ahli para bahasa bunga. Jika di buku pertama, kita sudah berkenalan dengan para orde pustakawan seperti Oculator Gelap, Kerangka Juru Tulis, dan Penjaga Panji, di buku keempat ini ternyata ada satu lagi, yaitu Lensa Pecah. Mereka justru benci segala bentuk kaca, mereka mengamalkan ajaran Biblioden secara harfiah. Dia tidak suka semua hal yang aneh seperti sihir atau teknologi silimatic. Orde-orde yang lain memaknai ajarannya seperti ini ‘lensa dan kaca perlu dikendalikan dengan sangat hati-hati, jadi hanya orang-orang penting yang dapat menggunakannya’. Para pustakawan ini menyembunyikan kenyataan dari sebagian besar penduduk Negeri Sunyi, tapi tidak ragu-ragu memanfaatkan teknologi dan gagasan Kerajaan Merdeka jika memang memberi mereka keuntungan.
Kisah perjuangan Alcatraz melawan para pustakawan durjana mulai terkuak di buku keempat ini. Para pustakawan berusaha mencegah orang lain untuk berubah. Mereka ingin semuanya tetap sama di dalam Negeri Sunyi. Dalam kasus ini, bukan karena mereka gemar menindas, melainkan karena mereka takut. Perubahan membuat mereka takut. Perubahan adalah sesuatu yang tak diketahui, tak terprediksi, seperti Bakat Smedry dan sihir. Mereka ingin semua orang berpikir bahwa berbagai hal tidak bisa berubah.
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
- Kau sudah melakukan apa yang kau bisa. Aku sudah melakukan apa yang kubisa. Waktunya membiarkan orang lain mengambil alih. (hlm. 16)
- Kita harus membahayakan seseorang yang sangat berharga hingga para ksatria mau tak mau harus bertindak. (hlm. 35)
- Kebodohan seseorang lebih besar atau sama dengan keberanian dia. (hlm. 36)
- Kata-kata saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa sangat hebatnya perjalanan ini. (hlm. 61)
- Cari sebuah buku kuno yang semua orang tahu tapi tidak pernah baca. (hlm. 84)
- Janganlah meminjam atau meminjamkan karena pinjaman membuatmu kehilangan teman dan apa yang kau pinjamkan. (hlm. 91)
- Kalau kau kehabisan pasta gigi, kau bisa buat sendiri menggunakan dua takar soda kue, satu takar garam, dan sejumlah air. (hlm. 151)
- Mengapa semua diktator megalomaniak, persekutuan rahasia, ilmuwan sinting dan alien totaliter ingin menguasai dunia? (hlm. 165)
- Jiwa setiap orang memiliki kekuatan, memiliki energi. (hlm. 207)
- Mata adalah kuncinya. Mata adalah jendelan dunia. Jendela itu sifatnya dua arah: seseorang dapat melihat matamu dan melihat ke dalam jiwamu, tapi ketika kau melihat seseorang, energi jiwamu memancar keluar. (hlm. 207)
- Seseorang bisa merasa percaya diri pada satu saat –kemudian, gara-gara suatu pengungkapan, terguncang hingga dia benar-benar kehilangan keyakinan. (hlm. 216)
Keterangan Buku:
Judul : Alcatraz vs the Evil Librarians: The Shattered Lens
Penulis : Brandon Sanderson
Penerjemah : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Penerbit : Mizan Fantasi
Terbit : November 2017
Tebal : 267 hlm.
ISBN : 978-602-6699-03-9
1 thought on “REVIEW Alcatraz vs the Evil Librarians: The Shattered Lens”