
Hal-hal yang memberi kita perasaan berarti, tidak selalu membuat kita bahagia. (hlm. 20)
Kita semua mengenal orang-orang yang menyimpan perasaan bermakna yang luar biasa dalam situasi paling tak mengenakkan sekalipun. Intinya adalah motivasi yang tampak ganjil dan tidak masuk akal mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang kompleks, sulit dan tidak menyenangkan. Semua itu bukan semata-mata untuk menolong orang-oran yang membutuhkan. Kita termotivasi dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi, proses pencapaian pribadi, maupun di tempat kerja. Ini dikarenakan motivasi manusia sebenarnya berdasarkan skala waktu yang panjang, kadang-kadang lebih lama daripada masa hidup kita.
Kita termotivasi oleh makna dan keterikatan karena efeknya terentang melebihi diri kita, melebihi lingkungan sosial kita, dan bahkan mungkin melebihi keberadaan kita. Kita sangat peduli pada makna, kita semakin memedulikannya ketika kita sadar bahwa kita tidak abadi, dan jika kita harus jatuh bangun demi mencari makna dan keterikatan, kita akan melakukannya, dan akan merasakan kepuasan mendalam sepanjang jalan.
Pada akhirnya, motivasi manusia tidak sederhana, tetapi ketika kita lebih mengerti, kita akan lebih mampu menangani diri sendiri, pekerjaan kita, hubungan kita, atasan kita, dan sebagainya. Mengetahui apa yang mendorong kita dari orang lain adalah suatu langkah penting menuju peningkatan kebahagiaan yang pasti ada dan meminimalkan kerisauan dalam hidup kita.
Rasanya kehidupan kita sendiri kurang berarti jati diri kita telah diremehkan. Selama ini kita bukan bekerja hanya demi bayaran atau bahkan suatu visi untuk perusahaan: kita bekerja untuk diri sendiri dengan membangun suatu yang kita pedulikan, dan kini semua ini lenyap.
Pelajaran mendasar yang sama akan keterlibatan dan kurangnya apresiasi dalam kehidupan kita, juga berlaku dalam banyak aspek lain hidup ini, karena itulah kita sering menghindari pengalaman yang lebih sulit dan menantang.
Ketika kita berada di tengah suatu tugas, kita berfokus pada sukacita terpendam tugas itu, tetapi ketika kita memikirkan tugas sama lebih dulu, kita terlalu berfokus pada motivator ekstrinsiknya, seperti bayaran dan bonus.
Inilah sebabnya kita tidak dapat memperkirakan hal yang akan memotivasi diri dan menghancurkan motovasi itu. Ketidakmampuan berintuisi akan apa yang membuat kita bahagia di tempat kerja sungguh menyedihkan.
Sepertinya sudah jelas dengan sendirinya bahwa keluarga, kehidupan sosial, dan kehidupan profesional kita sangat bergantung pada niat baik. Namun, walaupun kita biasanya menyadari pentingnya niat baik dalam suatu hubungan.
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Segalany ditentukan dengan rasa sakit, hanya itu, tidak ada masa lalu dan masa depan. Hanya ada rasa sakit yang berlangsung. Tidak ada yang lain. (hlm. 10)
- Imbalan terbesar kehidupan berasal dari pengalaman buruk kita. (hlm. 20)
- Ketika kita diakui karena kerja kita, kita bersedia kerja lebih keras walaupun bayarannya rendah, dan ketika kita tidak diakui, kita kehilangan sebagian besar motivasi. (hlm. 36)
- Motivasi negatif adalah sebuah persoalan besar karena ketika orang-orang tidak terlibat: mereka datang terlambat, mereka pulang lebih cepat, mereka gagal mempertahankan batas pengeluaran, mereka tidak berusaha sebaik mungkin, dan kadang-kadang mereka bahkan secara aktif menyabotase atasan. (hlm. 38)
- Di dunia orang dewasa, perusahaan adalah semacam orantua. Mereka bisa mengasuh atau menjegal terilhami atau membatasi. (hlm. 51)
- Sekali-kali, kita merasa bosan dan tidak termotivasi di tempat kerja atau di rumah. Kita melakukan rutinitas yang sama: hal yang tidak memuaskan berulang-ulang. Apa yang dapat kita perbuat untuk mengubah situasi jika keadaannya mustahil diubah? Jawabannya: ubah kondisi mental kita. (hlm. 52)
- Pelajaran dasarnya adalah ketika kita berkomitmen dan berpikir jangka panjang, kita seringkali mengesampingkan rencana pribadi demi kebaikan keluarga, dan ketika kita melakukan itu, banyak hal yang menyenangkan terjadi. (hlm. 119)
Keterangan Buku:
Judul : Alasan Kita Rela Menderita
Penulis : Dan Ariely
Penerjemah : Rini Nurul Badariyah
Penyunting : Nurjannah Intan
Perancang sampul : Musthofa Nur Wardoyo
Ilustrasi sampul : Larasita
Pemeriksa aksara : Titish A. K. & Dwi Kurniawati
Penata aksara : Nuruzzaman & Rio Ap
Ilustrasi isi : Matt R. Trower
Penerbit : Bentang
Terbit : 2020
Tebal : 152 hlm.
ISBN : 978-602-291-700-7
1 thought on “REVIEW Alasan Kita Rela Menderita”