Aku dan ranting-rantingku…

Luckty Giyan Sukarno, itulah nama yang diberikan oleh orangtuaku. Ada pepatah bilang, apalah arti sebuah nama. Namun, bagi orangtuaku, nama adalah sebuah doa, sebuah harapan, sebuah cita-cita, dan kelak bisa menorehkan sejarah. Sukarno? Itu nama kekekku, aku tidak pernah melihatnya karena dia pergi sebelum aku hadir di dunia ini. Giyan? Itulah nama singkatan kedua orangtuaku. Aku pernah bertanya, apa arti luckty? Luckty adalah mutiara kecil. Mutiara kecil?? Filosofi dari mana ini?? Mutiara kecil bagi kami maksudnya, mamaku menjelaskan. Semoga, semoga saja harapan mereka benar, agar aku bisa menjadi mutiara kecil bagi mereka. Belum, mungkin sekarang aku belum bisa mewujudkannya. Tapi nanti, suatu hari nanti, aku pasti bisa membuktikannya. Walaupun…mama pergi sebelum aku mewujudkannya.

Aku dilahirkan duapuluhdua mei, duapuluhdua tahun yang lalu, di kota kecil, Metro. Lebih tepatnya Metro Utara. Kota dimana aku dibesarkan. Kota yang menjadi saksi perjalananku selama aku mengenyam bangku sekolah; TK Aisyah Metro, SD Al-quran Metro, SLTP N 2 Metro, SMA 1 Metro. Kota di mana aku akan kembali setelah kuliah, bekerja dan melanjutkan hidup. Dan (mungkin) aku akan menemukan jodohku dan berakhirnya hidupku di kota ini pula.

Aku adalah ranting yang terpisah dari pohonnya, ditancapkan di tanah agar bisa bertahan sendiri walaupun belum waktunya. Bahkan, aku harus melindungi tiga ranting kecil lainnya. Agar bisa berbuah di suatu hari nanti.

Hidup itu berwarna, seperti pelangi yang mempunyai tujuh warna. Hidupku juga begitu, ada berbagai warna yang menghiasi hari-hariku. Hidupku yang dulunya bahagia, berubah seratus delapan puluh derajat saat aku kehilangan malaikatku, mama… Saat aku kehilangan malaikatku, aku kehilangan setengah jiwaku. Dan mulai saat itu, hidupku berubah, semangatku layu. Aku bertanya pada Tuhan: kenapa Kau ambil malaikatku? Itu yang terbaik baginya, jawabMu. Aku bisa bertahan seperti sekarang ini karena teringat setengah jiwaku yang lain; papa dan adik-adik. Aku mungkin boleh sedih, tapi sampai kapan aku akan berlarut-larut seperti ini?? Aku harus bangkit dan tersenyum menatap hangatnya matahari.

Ranting-rantingku tak bisa tanpaku, setelah pohonnya pergi. Rantingku yang besar, tak bersemangat tumbuh. Layu dan kering, karena kurang air kasih sayang dan perhatian. Yang sanggup menyiraminya telah pergi, dan aku tak bisa menggantikannya, karena aku jugalah ranting, sama seperi dirinya. Setidaknya aku berusaha tumbuh tidak jauh darinya; agar tertiup angin, menghalau teriknya matahari dan tersiram hujan bersama-sama.

Kemudian, rantingku yang paling kecil, juga butuh aku. Bukan yang lain, karena yang bisa menyembuhkan lukanya hanyalah aku. Luka yang teramat sakit. Akulah yang mengerti dan memahami lukanya. Aku berusaha menyembuhkan lukanya, walaupun aku sendiri juga terluka. Perlahan lukanya menutup.

Saat aku mencoba bertahan hidup dengan setengah jiwa, aku kembali diuji oleh-Mu. Aku harus berbagi pohonku untuk pohon yang lainnya. Tuhan, tak pernah terbayang dalam hidupku ada pohon yang lain. Berbeda. Padi pun bilang, semua tak sama. Pohonku yang dulu begitu sempurna, dia seperti malaikat. Dan…rantingku yang paling kokoh tak mau menerima pohon baru, dia selalu membandingkan. Aku tak mau memaksanya. Karena aku memahaminya. Aku hanya berharap, suatu saat nanti rantingku yang paling kokoh ini, tumbuh dewasa bisa mengerti keadaan ini. Semuanya hanya butuh waktu, butuh proses. Itu saja.

Dan, akupun bukan malaikat. Aku hanyalah manusia yang berusaha menjadi malaikat. Setidaknya bisa menjadi malaikat bagi ranting-ranting keciolku.

Hmm..senja dan fajar..itulah yang selalu kutunggu setiap harinya..senja penutup hariku yang lelah..dan..esoknya fajar kembali datang menyambut mimpiku..mimpi? yup, mimpiku! Aku memiliki begitu banyak mimpi. Apa salah aku memilki banyak mimpi? “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” Arai -Edensor-.

Ketika umurku 20, aku kehilangan setengah jiwaku. Ketika umurku 21, aku harus membagi jiwaku yg tersisa dgn yg lain. Ketika umurku 22, yg ku pny hanyalah teman. Apa yang terjadi di umurku berikutnya??

57 thoughts on “Aku dan ranting-rantingku…”

  1. dan semoga aku adalah salah satu yang kau punya di saat umurmu 22 …

    kenapa harus 2?
    karna kita hampir selalu menjadi 2 ter …
    rekor mutlak yang tak pernah dilirik orang ..
    dan sepertinya telah menjadi milik kita ..

    semua orang punya kepala masing2 termasuk cara mereka melihat mimpi .. dan mungkinkah kepala kita sama?

    kita harus terus bermimpi dan menikmati hidup .. dengan tetap memelihara alam dan hubungan dengan sesama … tanpa menyakiti siapapun … tak terkecuali reranting .. apalagi rimba …:)

  2. Berhentilah berkata bahwa ‘aku hanyalah manusia’. Dan berkatalah ‘aku adalah manusia’. Ya. Kadang kata ‘hanyalah’ itu mengandung gelagat inferiorias. Rasa rendah diri dibanding mahluk bertitel malaikat. Padahal malaikat adalah mahluk sederhana saja.

    Dan dia yang telah meninggalkanmu itu, yang kau sebut malaikat itu,kalau aku boleh sok tau, Dia bukan malaikat Luck. Dia adalah Ibu. Sebut saja dia ibu. Atau mama. Ibumu seperti juga ibuku,ow Tuhaaan, sungguh dia lebih hebat dari malaikat. Sampai hari ini aku masih percaya bahwa derajat kemahlukan tertinggi di hadapan Tuhan dan semestanya dimiliki oleh ibu.

  3. Luck, Kau tahu bukan, bisa jadi segala macam yang ada didepan,samping,dan belakang kita hanya realitas artifisial belaka. Seperti ada padahal tidak ada. Tapi sebaliknya apa yang sepertinya telah pergi,tidak ada, dan menghilang, sebenarnya dia ada.

  4. Kau pasti tahu, selama ini persfektif kita atas ada dan tiada, atas hadir dan pergi, atas kepemilikan dan kehilangan, hanya disandarkan pada indra-indra yang daya jangkaunya terbatas.

  5. Karena sesuatu itu terlihat, maka kita sebut itu ada. Karena seseorang itu terdengar mengucapkan sayang, maka kita sebut dia ada.Karena seseorang itu bisa kita peluk, kita sebut itu ada. Lalu ketika indra-indra kita tak lagi bersentuhan dengan realitas atau seseorang itu, dengan tergesa kita sebut dia tidak ada. Atau dia telah pergi. Benarkah begitu?

  6. dan aku memang ‘hanyalah manusia’….
    manusia yang bermimpi menjadi malaikat bagi ranting-rantingku…
    itu saja, sederhana bukan…

    dan..
    ibuku melebihi malaikat…

  7. maaf, tapi kamu, seperti kita, hanya manusia di hadap-Nya
    Malaikatmu bisa jadi sedih melihat malaikat kecilnya hanya jadi pemimpi…


    maaf, sekedar mampir

  8. luckty itu pecahan kata dari lacto..
    bisa lactobasillus, bisa juga lactogen..

    tapi lebih baik, daripada lakban…
    😛

  9. hhmm…
    ternyata salah satu sahabat masa kecilku telah menjelma menjadi sesosok mahluk cantik yang briliant….
    i’m proud of you folk..

  10. apakah mutiara kecil yang orang tua anda harapkan itu saat ini sudah mulai tumbuh menjadi mutiara yang perlahan, hari demi hari, waktu demi waktu, membesar????

    jawabnya pasti ya… itulah realita yang terjadi saat ini….

    sukses selalu…………. amiin..

    terus wujudkan mimpimu…….

  11. Senang sekali berkunjung dan membaca-baca di blog ini. banyak hal yang bermanfaat. Makasih ya telah berbagi di blog yang bagus ini. salam kenal dan selamat terus berkarya…

  12. Blog ini bagus! top deh pokoknya,congrats!
    Saya termasuk penggemar buku (baca:novel) -walaupun g masuk kategori “maniak”- terutama fiksi sejarah&fiksi ilmiah..kyknya enak tuh jad pustakawin,hehe..
    Keep posting ya! Dtunggu review buku2nya lagi.
    Slam knal dr Jogja..

  13. Setelah kunjungan ke-sekian sebagai silent reader, tergelitik juga untuk komentar “Itu judul blognya beneran: Luckty si Pustakawin? Bukan typo ya? Hehehe, lucu.” Salam kenal dari Pacitan.

  14. Aiiih, dibikin netesin air mata sama tulisan yang satu ini. Walau pengibaratannya aku (kurang) paham, tapi secara garis besar…Subhanallah.

    Semoga di surga-Nya nanti, bisa ketemu sama Mamahnya ya :’)

    *lap air mata* *keluar lagi* *lap lagi* *peluk Mbak Luckty deh*

  15. wah, kaget nih waktu baca biodatanya. ternyata dari Metro jg. salam kenal nih luckty… sudah pulangkah ke metro? pengen ketemu… kabar2 ya mb kalau sudah sampai metro email: permata_siregar@yahoo.com. contac aku ya mb kl sempat..

  16. Baru pertama kali mampir sudah makin betah berlama-lama disini.
    Semoga tetap menjadi malaikat bagi ranting-ranting kecinya…
    Salam hangat dari bumi Cikarang mbak….

  17. mbak lucky… sebenernya aku udah follow blog mbak dari lama. 🙂 dari sekian banyak review pasti ada yang favorite dong.. ada postingan ttg favorite nya mbak gak?? hehe 🙂 makasih

  18. Wih Mbak mutiara kecil, tulisannya bagus. Tetep semangat ya, hidup memang tak selalu indah tetapi percayalah kalau nyamannya hidup itu pilihan kita sendiri, kalau milih sedih ya bakalan sedih terus, ya kan? Keep smile and inspire! 🙂

  19. Assalamu’alaikum Mbak Luckty.

    Blog-nya bagus dan banyak inspirasi yang bisa didapat.
    Btw saya bermaksud mengajukan penawaran kerjasama terkait buku, Mbak. Saya sudah coba cari alamat email Mbak Luckty kok nemu ya? Bolehkah saya di-share alamat emailnya? Terima kasih banyak sebelumnya, Mbak Luckty 🙂

  20. Dear Luckty, perkenalkan saya Lea Agustina Citra. Rencananya saya akan menerbitkan novel dengan label Metropop GPU dalam waktu dekat ini. Apakah tertarik utk mereviewnya? Kalau iya boleh minta alamat email supaya kita bisa komunikasi lebih lanjut?

    Terima kasih 🙂
    Regards,

    Lea

Leave a comment