resensi

REVIEW Skenario Remang-remang

Hidup adalah seperti mengendarai mobil di jalan satu arah yang padat. Saat dihadapkan kepada jalan tanpa pilihan, kecuali terus bergerak maju kedepan. Yang sudah dilakukan adalah waktu yang sudah terbuang. Tidak bisa ditarik kembali atau bahkan diputar ulang. (hlm. 63)

Dalam hidup, selalu ada waktu –atau suatu hari di mana kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan. Ketika memilih rute yang salah saat sudah terlambat, memakai baju terbalik karena terburu-buru –yang berakibat kita ditertawakan oleh seluruh penumpang di gerbong kereta –atau ketinggalan materi persentasi di hari yang paling menentukan dalam kehidupan karier kita. Hari sial, kata orang-orang. Tapi sebagian lagi percaya bahwa segala sesuatu berada di bawah kontrol alam semesta. Tidak ada sesuatu yang terjadi karena kecelakaan atau ketidak sengajaan. (hlm. 33)

Terdiri 14 cerpen yang memotret berbagai sisi kehidupan. Dimulai dengan Resep Rahasia Tante Meilan. Cocok sebagai pembuka yang manis. Kita diajak menyelami rahasia Tante Meilan dalam meracik mie khas buatannya yang terkenal bertahun-tahun:

“Tidak ada rahasia. Penderitaan adalah rahasia. Aku ingat suamiku dan anakku saat menguleni adonan. Aku berjerih payah untuk siapa? Kalaupun akhirnya usahaku untung, itu semata-mata hanya untuk bertahan hidup. Tidak ada lagi yangbisa menopangku kecuali dua tanganku sendiri. Aku bekerja dengan darah dan airmata.” (hlm. 8-9)

Di cerpen Gate 4, kita bisa melihat sisi manusia ketika memilih suatu keputusan hidup juga perlu memikirkan keadaan sekitarnya, termasuk pendamping kita apakah setuju atau tidak dengan keputusan yang kita pilih:

“Aku kadang pingin tahu, apa sih magisnya Bali? Mulai dari penulis lokal sampai bule berlomba-lomba hijrah ke sana buat menulis. Seakan-akan inspirasi tempatnya hanya ada di sana. Kalau alasannya hanya mencari tempat menyepi, aku pikir kamar tidur di rumah rasanya lebih tepat.” (hlm. 23)

 

“Dulu aku selalu bertanya-tanya kenapa banyak orang yang menyukai tontonan opera sabun ini. Apa karena hidup mereka kurang menderita hingga perlu diketuk kesadarannya dengan melihat drama hidup orang lain atau justru kebalikannya? Mereka merasa terkoneksi dengan cerita-cerita itu.” (hlm. 27)

Paling suka dengan cerpen Menjemput Bapak. Membahas hubungan antara seorang bapak dengan anak gadisnya. Sangat terasa sekali pilu yang dialami tokoh utamanya ketika kehilangan bapak. Terkadang, masa lalu bisa berdampak besar bagi kehidupan masa depan:

  1. “Bapak boleh salah, tapi kita jangan sampai menyesal karena bertindak salah juga.” (hlm. 76)
  2. Kehadiran orang lain dalam hidup memang dapat mengubah hidup kita sendiri. Bukan hanya pola makan yang berubah, tapi juga perasaan. (hlm. 78-79)
  3. Rasa kenyamanan memang bisa menghancurkan. (hlm. 79)
  4. Kesedihan adalah penyakit kejam yang menggerogoti tubuh diam-diam. (hlm. 80)
  5. Hidup dalam sesal adalah hidup yang paling tidak enak dijalani. (hlm. 81)
  6. “Kamu mulai beranjak dewasa. Hidup akan berbeda mulai dari sekarang. Caramu melihat dunia, pria, dan kehidupan. Di tanganmu akan diletakkan banyak pilihan. (hlm. 83)
  7. Hubungan si anak gadis kelak merupakan cerminan bagaimana hubungan dengan bapaknya sebelumnya. (hlm. 85)

Skenario Remang-remang. Dari judulnya saja, kumcer ini sudah memikat. Ditambah lagi cover plus bookmark-nya yang unik. Pertama kali tahu kumcer ini pas Gramedia nge-twit buku ini bakal terbit. Berhubung kepincut ama covernya dan saya suka banget kumcer, lagsung deh twit tadi saya RT dan follow penulisnya. Ternyata saya langsung di mention dan difolbek. Terharu pake banget. Jadi tambah pengen baca buku ini. Beberapa kali ikut kuisnya dan pernah masukin buku ini ke Wishful Wednesday belum pernah kesampaian juga punya bukunya. Akhirnya bisa juga menang kuisnya plus dapet tanda tangan langsung dari penulisnya 😉

Ada banyak sekali kalimat favorit dalam kumcer ini:

  1. Hanya penulis yang bisa membuat hal-hal sederhana sekalipun terdengar romantis. (hlm. 21)
  2. Kenapa manusia suka sekali mendobrak kenyamanan yang sudah ada. Atas nama mengikuti passion, kata hati, atau mungkin juga hasrat dan nafsu terliarnya. (hlm. 28)
  3. Perempuan memang penuh kekhawatiran. Memikirkan hal-hal remeh yang hanya mengonsumsi kewarasan. (hlm. 55)
  4. “Ini kan perusahaan kreatif, bagaimana mungkin bisa berkarya kalau kemerdekaan pribadi pun ikut-ikutan dikekang?” (hlm. 60)
  5. “Bukankah barang remeh temeh justru yang akan dicari saat dibutuhkan? Menunggu mungkin menjemukan, tapi waktuku pasti akan datang. Aku tak percaya akan kesia-siaan.” (hlm. 63)
  6. “Perempuan memang suka menyimpulkan.” (hlm. 68)
  7. “Ada harga yang harus dibayar dengan menjadi perempuan.” (hlm. 70)
  8. Mungkin itu sebabnya perpisahan terasa sering begitu menyakitkan, karena kerap datang tanpa peringatan. (hlm. 90)
  9. Hidup memang terasa lebih tidak adil bagi siapa pun yang ditinggalkan. (hlm. 133)
  10. Hidup tidak akan memberimu banyak pilihan. Berkorban dan bertahan atau bersikeras dengan perut kelaparan. (hlm. 135)
  11. Pertemanan kadang-kadang bisa jadi menyakitkan, seperti berjalan di atas beling dengan kaki telanjang. (hlm. 149)
  12. Tidak banyak orang yang mau bersahabat dengan orang yang tidak lagi memberikan manfaat. (hlm. 156)
  13. Hubunganmu mungkin tidak lama, namun pastikan kau menikmatinya. Itulah masa muda. (hlm. 159)
  14. Janji-janji manusia pada akhirnya memang tiada artinya. (hlm. 162)

Keterangan Buku:

Judul                : Skenario Remang-remang

Penulis              : Jessica Huwae

Editor               : Mirna Yulistianti

Proofreader      : DwiAyu Ningrum

Setter               : Sukoco

Desain sampul  : StavenAndersen

Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama

Terbit               : Juni 2013

Tebal                : 179 hlm.

ISBN               : 978-979-22-9738-6

2013 Indonesian Romance Reading Challenge

https://luckty.wordpress.com/2013/01/04/2013-indonesian-romance-reading-challenge/#comment-959

http://lustandcoffee.wordpress.com/2013-indonesian-romance-reading-challenge/

12 thoughts on “REVIEW Skenario Remang-remang”

  1. sama sepeti mbak Luckty , saya juga langsung tertarik pertama kali liat covernya, sayang ya saya gak seberuntung mbak nya , bisa dapet buku+TTD gratis >.<

  2. saya juga berpikir kalau ini adalah novel mengingat karya mbak Jessica sebelumnya “Soulmate” yang merupakan novel, ternyata ini kumpulan cerpen. gak terlalu pengin baca buku ini sebenernya, tapi karena buku ini pernah disebut mbak Marissa Anita (pembawa berita tersayang) jadi pengin baca bukunyaa

Leave a comment