resensi

REVIEW Burung Gagak dan Pujian Sang Rubah

Masalahnya tidaklah terletak pada bicara banyak atau sedikit, melainkan apakah yang dibicarakan itu perlu dan bermakna atau tidak.

Buku ini adalah kumpulan cerita fabel dan kisah lain yang populer di negeri China serta sering digunakan oleh para guru dalam mendidik murid-muridnya, juga oleh para orangtua dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan bagi anak-anaknya. Kehadiran buku ini dapat memberikan sumbangsih dalam memperkaya khazanah bercerita bagi pembaca yang bisa diceritakan kembali pada saat yang tepat.

Dari sekian banyak cerita yang terjadi ada beberapa yang menjadi favorit:

  1. Sang Rubah dan Si Rajawali

Dari kejauhan rubah kepada rajawali; “Ibu Rajawali, engkau lihai sekali. Saya sudah seharian menunggu saat yang tepat untuk menyergap seekor ayam, tetapi tidak berhasil. Sedangkan engkau, dalam waktu sekejap mata, sudah berhasil mendapat makanan lezat.”

Mendengar perkataan si rubah yang bernada menyindir, rajawali itu menjawab dengan tidak senang; “Bapak Rubah, kalau saya menginginkan sesuatu,saya akan menyergapnya secara terang-terangan –bukan seperti Anda yang diam-diam bersembunyi dalam kegelapan untuk mencuri.”

Dari kisah ini dapat memetik hikmah bahwa terkadang apa yang dimiliki orang lain belum tentu baik untuk kita. Seperti halnya rubah yang iri terhadap rajawali, ternyata malah berakhir tragis.

  1. Dua Buah Pisau Dapur

Ada dua buah pisau dapur yang dihasilkan berbarengan di sebuah pabrik. Kedua pisau itu serupa sekali, sama-sama baru, sama-sama tajam. Tetapi cita-cita mereka lain, sama sekali berbeda. Pisau pertama dipilih seorang koki. Sejak saat itu, pisau itu memotong segala macam racikan sang koki. Walaupun ia bekerja dengan lelah, ia merasakan suka cita karena bisa mencoba berbagai hal dan rasa. Sedangkan pisau kedua yang dari awa lberniat tidak ingin dirinya digunakan oleh siapapun, berubah dengan cepat menjadi seonggok besi tua, tidak berguna sedikit pun, dan berumur pendek. Perjalanan hidupnya berakhir mengenaskan, karena dibuang oleh pemiliknya ketempat sampah.

Dari kisah dua pisau ini kita dapat memetik hikmah, hidup memang penuh tantangan. Ketika kita bisa menghadapi sebuah tantangan, kita akan melompat ke jenjang kehidupan yang lebih baik. Beda dengan yang hidup di zona nyaman, tidak berkembang.

Beberapa kalimat favorit:

  1. Ada banyak hal yang tidak membuktikan bahwa keterampilan anak pastilah sama dengan keterampilan ayahnya. (hlm. 24)
  2. Dalam berpikir kita harus bijak, tapi dalam bertindak kita harus tepat waktu. (hlm. 28)
  3. Orang bijak tidak akan mencoba segala sesuatu yang pada akhirnya menjadi sia-sia. Orang bijak akan mencoba sesuatu yang menurut pengamatan dan analisanya mungkin bisa menghasilkan sesuatu yang baik. (hlm. 46)
  4. Kalau kamu hanya bermain-main setiap hari dan mengatakan ini adalah kesibukanmu, maka selamanya tidak akan ada yang bersedia membantumu. (hlm. 48)
  5. Jika kamu tekun, barangkali kelak kemudian hari orang justru mencarimu. (hlm. 56)

Suka sekali dengan kisah fabel seperti ini. Di covernya,kita bisa melihat ada burung gagak dan rubah. Memang dua hewan inilah yang paling banyak diceritakan dalam kisah-kisah inspiratif dari Negeri China yang disuguhkan dalam buku ini.

Setelah membaca 101 Cerita Bijak dari Korea yang diterbitkan oleh penerbit yang sama dengan buku ini, berharap ada juga buku-buku sejenis ini lagi.

Keterangan Buku:

Judul                : Burung Gagak dan Pujian Sang Rubah

Penulis              : Lei Wei Ye

Penyunting        : fLo

Penata letak      : Techno

Desain sampul  : EllinaWu

Penerbit            : Gradien Mediatama

Terbit               : 2012

Tebal                : 232 hlm.

ISBN               : 978-602-208-066-4

17 thoughts on “REVIEW Burung Gagak dan Pujian Sang Rubah”

  1. “Jika kamu tekun, barangkali kelak kemudian hari orang justru mencarimu.” (hlm. 56)

    orang berilmu pasti memiliki banyak teman, karena mereka yang mendekatinya merasa terpengaruh positif atas pengetahuan si genius.wanna get more friends? so, let’s be a genius human;)

  2. Dari review di atas dapat diketahui bahwa buku kumpulan fabel Cina ini sarat akan pesan moral.

    Luckty mengemas review ini dengan baik dan membuktikan bahwa fabel atau pun cerita rakyat akan tetap memiliki kekuatan tersendiri sampai kapan pun, tidak kalah dengan cerita-cerita modern yang banyak beredar sekarang.

  3. Dari dulu suka banget baca/lihat buku macam begini. Buku-buku yang nyaman dibaca sekaligus bisa mengajarkan diri sendiri lewat pesan-pesan moral yang mudah disimpulkan. Kalimat-kalimat favoritnya dalem ya. Itu baru potongan-potongan kalimatnya, belum isinya..

    Eh iya, ada ilustrasinya gak buku ini?

  4. “Masalahnya tidaklah terletak pada bicara banyak atau sedikit, melainkan apakah yang dibicarakan itu perlu dan bermakna atau tidak.”

    Suka banget sama yang ini,,,
    Kita harus mengetahui dimana waktu kita harus bicara, atau diam… 🙂

Leave a comment