Uncategorized

REVIEW Sang Pemimpi

Semua berawal dari mimpi. Kita akan diajak menelesuri kehidupan Ikal semasa SMA, bersama Arai dan Jimbron.

Arai adalah sebatang pohon kara di tengah padang karena hanya tinggal ia sendiri dari satu garis keturunan keluarganya. Orang Melayu menyebutnya Simpai Keramat.

Arai pada Nurmala, tak ubahnya Jimbron pada kuda. Di film, nama panggilan Nurmala berganti menjadi Zakia.

Buat yang udah baca atau nonton Laskar Pelangi, pasti bertanya-tanya siapakah Arai?? Padahal diceritakan bahwa Arai sudah bersama Ikal sedari kecil. Oke, ini mungkin PR buat pengarang semenjak bukunya keluar.

Setiap Taikong Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba pada bacaan akhir Al-Fatihah: “Whalad dholiiiiiin…”, Maka Arai langsung menyambut dengan lolongan seperti serigala mengundang kawin. “Aaaaammmmmmmmiiiiiiiiiinnnn….”. Kejadian ini bakal berlanjut di buku ketiga, Edensor.

Biola dan Nurmi. Ibunya, Maryamah Karpov yang menjadi judul buku keempatnya, dibahas bermula dari sini.

Alur cerita melambat di saat pertengahan film. Padahal saya menunggu adegan Ikal, Arai dan Jimbron yang dihukum gara-gara menonton si Carik Merah. Kedatangan Pangeran Mustika Raja Brana juga tidak ditampilkan.

Inilah adegan yang ditunggu-tunggu. Arai bernyanyi untuk Zakia. Mungkin maksudnya biar terlihat wajar, When I Fall in Love diganti mejadi lagu Melayu. Hadoohh..saya lupa judul lagunya!?!

Di akhir cerita, Arai dan Ikal sama-sama kuliah di UI dan mendapat beasiswa melanjutkan kuliah ke Sorbone, Perancis. Sedikit berbeda dengan bukunya, Arai kuliah di Kalimantan dan baru bertemu Ikal saat wawancara beasiswa.

Kata-kata Bijak:
Maka berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu
Kesulitan..Seluruh kesulitan dalam hidup ini adalah bagian dari suatu tatanan yang sempurna dan sifat yang paling pasti dari system tata surya ini. –Pierre Simon de Laplace-
Yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan siapa pun. –John F. Kennedy-
Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan, dapat dihitung!! –Albert Einstein-
Masa muda, masa yang berapi-api!! –Haji Rhoma Irama-

Dalam film garapan Riri Reza dan Mira Lesmana kali ini, saya menemukan selipan produk; Blue Band dan Khong Guan.

Sebenarnya saya tidak mau membandingkan antara buku dan film. Buku dan film adalah dua media yang berbeda. Film, saya lebih menyukai Laskar Pelangi. Buku, saya lebih menyukai Sang Pemimpi.

Jika di Laskar Pelangi kita akan mengobarkan semangat meraih ilmu , maka di Sang Pemimpi akan menghadirkan artinya seorang ayah dalam hidup kita; “Ayah juara satu seluruh dunia.” dan meraih mimpi; “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati …”

NB:
Review Laskar Pelangi: http://luckty.multiply.com/reviews/item/25

@MirLes: Dalam 1 minggu #SANGPEMIMPI mencapai 1 juta penonton! My sincere thank you for your support and enthusiasm 🙂

Leave a comment