kuis

#DaysOfTerror Blogtour + GIVEAWAY

days of terror blogtour

Setelah sukses dengan #MisteriPatungGaram blogtour dengan jumlah peserta giveaway yang hampir tembus 80, Mbak Ruwi kembali mengajak kerjasama untuk bukunya; Days of Terror.

Ini adalah cerpen yang ditulis langsung oleh Mbak Ruwi Meita. Semua peserta giveaway wajib membaca cerpen ini. Di akhir cerpen akan ada pertanyaan pilihan yang nantinya akan menentukan tulisan berikutnya. Jadi, Mbak Ruwi Meita akan mendapatkan tantangan menulis untuk melanjutkan cerpen dari banyaknya pilihan jawaban. Yuk, kita simak:

Aku ingat langit berwarna kemerahan saat Bu Nirma mengantarku ke sebuah panti asuhan di atas bukit. Sebenarnya bukan warna langit yang membuatku terus memikirkan hari kedatanganku. Ada yang aneh dengan gedung pantinya. Dinding gedung panti asuhan itu justru semakin gelap padahal langit sedang merayakan warna merah. Hal itu membekas di dalam ingatanku dan tak pernah bisa kutepis hingga aku menyadari bahwa aku takkan pernah menyukai gedung panti yang bentuknya mirip sekolah tua dengan banyak jendela dan dinding berwarna kusam, sebagian lumutan tak pernah tersentuh cat baru selama bertahun-tahun. Ada bagian di dalam hatiku yang bersikeras untuk membenci panti asuhanku yang baru.

Bu Nirma membungkuk, menyetarakan tubuhnya dengan tinggi badanku yang hanya sedadanya.

“Joya, mulai sekarang kamu tinggal di sini.”

“Apa kalian membenciku hingga aku dipindah kemari?” tanyaku dengan suara gemetar. Suara yang penuh penekanan itu memicu batukku. Dadaku terguncang, tenggorokan yang panas kering memicu keluarnya airmataku. Aku terlalu bingung untuk membedakan apakah airmataku jatuh akibat batuk yang terlalu keras atau karena rasa terkucil yang menjangkitiku.

“Tidak, bukan begitu, Tempat ini cocok untukmu, bagus untuk paru-parumu. Kamu membutuhkan udara bersih.”

“Aku tidak punya teman di sini.”

Bu Nirma tersenyum lalu menepuk bahuku.

“Kamu akan menemukannya.”

Saat Bu Nirma mengatakannya tiba-tiba sebuah bayangan jatuh menimpaku. Aku mendongak. Sesosok perempuan yang sangat jangkung dan gemuk berdiri di samping Bu Nirma. Dia tersenyum saat melihatku. Bu Nirma mengenalkannya sebagai kepala panti asuhan. Namanya Bu Gayan. Dan saat Bu Nirma pamit meninggalkanku aku baru sadar senyum Bu Gayan sudah berubah menjadi seringai yang mengerikan saat cahaya merah matahari memoles bibirnya yang tipis.

“Aku penasaran kenapa mereka menamaimu Joya padahal tubuhmu ringkih. Bukankah tak ada yang bahagia saat penyakitan?” gumam Bu Gayan. Suaranya terdengar kecil, tak sepadan dengan besar tubuhnya. Kupikir-pikir apa yang dikatakannya semacam ucapan selamat datang.

@@@

Sayangnya, aku tidak menemukan satupun teman meski aku sudah tinggal selama seminggu di sini. Anak-anak yang lain mengacuhkanku. Seakan aku tak ada. Namun semakin lama aku mengamati mereka aku semakin sadar jika mereka tidak saling berinteraksi. Meskipun mereka terlihat bermain berkelompok namun sebenarnya mereka asyik dengan dirinya sendiri-sendiri. Gadis berkepang dua itu misalnya kemana-mana dia selalu membawa boneka kelinci dan sepertinya berbicara dengan boneka itu. Namun dia tak pernah bicara dengan anak-anak lainnya. Anak laki-laki yang membawa bus mainan itu hanya duduk sambil memangku busnya. Dia bahkan nyaris tak bergerak. Saat jam makan tiba mereka mengelilingi meja besar di ruang makan lalu memasukkan makanan ke dalam mulut mereka dengan sangat tenang. Aku bahkan tak yakin jika mereka mengunyah makanan mereka. Mulut mereka hanya bergerak tipis, tidak ada suara makanan dikunyah. Jika aku menjatuhkan sendok mungkin suaranya akan terdengar seperti bom. Bahkan sebelum jam tidur tiba rasanya seluruh isi panti ini sudah terlelap. Satu-satunya yang membuatku merasa nyaman di sini adalah aku bisa bernapas dengan lebih baik. Udara perbukitan yang sejuk sangat memanjakan paru-paruku yang rapuh.

Kondisi ini tidak pernah kudapati saat aku masih tinggal di panti asuhan di kota. Teman-temanku tak pernah berhenti tertawa, mereka makan dengan ribut, tak pernah berhenti berlarian dari satu ruang ke ruang lain, bahkan saat mereka terlelap masih kudengar suara ribut dengkuran mereka. Suasananya lebih hangat dan bersahabat. Betapa beratnya berpisah dengan mereka. Ini semua gara-gara paru-paruku yang lemah. Mungkin itu juga kenapa kedua orangtuaku meletakkan diriku di depan pintu panti asuhan saat aku masih bayi. Bu Nirma bercerita waktu itu dadaku sangatlah kurus. Tak ada yang menyangka aku bisa bertahan hidup sampai sekarang meski dengan napas yang sering merengek saat kumat menyerang.

Hari ini aku menghabiskan makan siangku dengan pelan. Sepertinya aku sudah mulai berubah seperti mereka. Makan tanpa bersuara. Kulirik Bu Gayan yang berdiri dengan menatap tajam ke arah semua anak bergantian. Mungkin dialah yang membuat semua anak menjadi begitu pendiam. Entah kenapa jika ada Bu Gayan ada keengganan untuk bersuara. Aku merasa semua anak merasakan ketakutan yang sama terhadap Bu Gayan. Setelah makan siang berakhir kami mencuci peralatan makan kami bergantian.

Saat semua anak masuk ke ruang bermain aku menyelinap ke ruang baca. Di sana ada banyak koleksi buku dengan rak-rak yang tinggi. Aku senang membaca karena membuatku bisa bernapas pelan-pelan. Hal itu sangat penting untukku, paling tidak bernapas pelan, tidak tergesa-gesa justru akan memperpanjang umurku. Tak ada orang di ruang baca. Kulihat anak-anak di panti itu tidak suka membaca. Aku jarang mendapati mereka berada di ruang ini. Mungkin hanya satu dua anak saja dan mereka tidak membaca. Hanya melakukan hal lain seperti misalnya mencoret-coret buku gambarnya atau melamun.

Saat aku membuka pintu maka aku akan langsung melihat lukisan lumayan besar di dinding ruang baca. Pada awalnya kupikir lukisan itu adalah lukisan panggung boneka hingga aku sadar itu sebuah rumah dengan banyak jendela. Di setiap jendela terlihat siluet anak-anak dengan berbagai macam gaya. Aku tidak begitu menyukai warna-warna di dalam lukisan itu. Terlalu suram. Satu-satunya yang sedikit berwarna adalah warna tembok rumah itu yang kemerahan. Ada banyak sekali jendela di rumah itu. Sewaktu pertama kali aku melihat lukisan itu aku mencoba menghitung jumlah jendelanya. Ada sekitar 133 jendela dan sekitar 166 siluet anak di jendela itu. Ada beberapa jendela yang diisi siluet 2 anak.

Aku melewati lukisan itu menuju rak buku. Kuambil sebuah buku yang kemarin baru separuh kubaca. Ada meja lonjong yang diisi delapan kursi. Aku duduk di samping meja sehingga sudut mataku masih bisa melihat lukisan besar itu. Lalu terdengar pintu terbuka. Aku menoleh. Seorang anak laki-laki seumuranku berjalan tertunduk dengan membawa buku gambar. Dia mengambil kursi yang tepat mengarah ke arah lukisan. Dengan tenang dia membuka bukunya lalu mulai menggambar. Sebenarnya aku penasaran dengannya. Dia sering berada di ruang baca namun tidak pernah membaca. Hanya menggambar. Saat dia menggambar dia tidak memedulikan apapun. Aku selalu ingin tahu apa yang sedang digambarnya. Sepuluh meniit kemudian aku sudah menyelesaikan bukuku. Aku berdiri dan hendak mengembalikan buku itu ke rak yang kebetulan terletak di samping anak laki-laki itu. Sudut mataku sempat menangkap kertas gambarnya. Rasa penasaranku semakin meningkat. Pelan-pelan aku bergeser lebih dekat ke arahnya dengan berpura-pura memilih buku. Dia masih asyik menggambar. Sayangnya keinginan untuk melihat gambarnya justru membuatku menyesal. Aku begitu kaget hingga aku menjatuhkan buku-buku. Dadaku berdebar keras, lututku gemetar, sehingga aku tidak mampu memungut buku-buku itu kembali. Aku hanya berdiri kaku sebab…

  1. Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.
  2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.
  3. Aku melihat Bu Gayan sudah berada di ruang baca dengan menatap tajam ke arah kami berdua.
  4. Aku melihat anak laki-laki itu menoleh dan berteriak ke arahku sambil mengacungkan spidol merahnya ke wajahku.

PicsArt_20_05_2015 23_05_32 PicsArt_20_05_2015 23_07_52 PicsArt_20_05_2015 23_09_05 PicsArt_20_05_2015 23_11_45 PicsArt_21_05_2015 12_12_34

MAU BUKU INI?!?

Simak syaratnya:

1. Peserta tinggal di Indonesia

2. Follow akun twitter @lucktygs , @Bukune dan @RuwiMeita25. Jangan lupa share dengan hestek #DaysOfTerror dan mention via twitter.

4. Jawab pertanyaan di kolom komentar di bawah, plus nama, akun twitter, kota tinggal dan jawaban 1, 2, 3 atau 4

5. Tinggalkan komentar di REVIEW Days of Teror

6. Giveaway ini juga boleh di share via blog, facebook, dan sosmed lainnya. Jangan lupa sertakan hestek #DaysOfTerror yaaa… 😉

Event ini gak pake helikopter, eh Rafflecofter yang ribet itu. Jadi pemenang ditentukan dari segi jawabannya yaaa… ( ‘⌣’)人(‘⌣’ )

#DaysOfTerror ini berlangsung lima hari saja: 26 – 31 Mei 2015. Pemenang akan diumumkan tanggal 2 Juni 2015.

Akan ada SATU PEMENANG yang akan mendapatkan buku ini. Hadiah akan langsung dikirimkan oleh penulisnya! ;)

Silahkan tebar garam keberuntungan dan merapal jampi-jampi buntelan yaaa… ‎(ʃƪ´▽`) (´▽`ʃƪ)!

-@lucktygs-

55 thoughts on “#DaysOfTerror Blogtour + GIVEAWAY”

  1. Nama : Tasya Permata Sanjaya
    Akun Twitter : @tasyatasa_
    Kota : Klaten , Jawa Tengah

    Jawaban :
    No. (4) Aku melihat anak laki-laki itu menoleh dan berteriak kearahku sambil mengacungkam spidol merahnya kewajahku

  2. nama : eny
    twitter : @enythxz
    jogjakarta

    1.Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.

  3. nama: Fembi Rekrisna Grandea Putra
    akun Twitter: fembi_rekrisna
    kota tinggal: Karanganyar
    jawaban: 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  4. nama: Nur Ramadhani Anwar
    akun twitter: @DhaniRamadhani
    kota tinggal: Jeneponto
    Pilihan jawaban nomor 4
    Aku melihat anak laki-laki itu menoleh dan berteriak ke arahku sambil mengacungkan spidol merahnya ke wajahku.

    *rapal mantra

  5. Kulan
    @kulanku
    Jakarta

    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah meleleh.

  6. Nama : Uniek Kaswarganti
    Twitter : @UniekTweety
    Kota : Semarang

    Saya pilih jawaban: 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Pilihan jawaban ini akan keren sekali jika digunakan untuk melanjutkan cerita berikutnya. Apa sebab nama Joya ditulis di situ? Misteri atau teror apakah yang siap menunggu Joya di panti tersebut? Aaaakkkk…. jadi mau tau banget nih kelanjutannya 😉

  7. nama : karina anggraini
    akun twitter : @kariina_agg
    kota tinggal : malang
    jawaban : (2) Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  8. nama : karina anggraini
    akun twitter : @kariina_agg
    kota tinggal : malang
    jawaban : (2) Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    kalo jawaban 2 emang bener, pasti bakal jadi cerita panjang seru yang lebih mendebarkan (langsung menerka-nerka paragraf selanjutnya), hope it!

  9. Nama : Mita Andriana
    Twitter : @mita_andriana
    Kota : Surabaya

    Jawaban 2 : Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  10. nama : Yulyanti Septi
    akun twitter : @ZULYA_KU
    kota tinggal : Samarinda

    Link share on twitter : https://twitter.com/ZULYA_KU/status/603041201101475840

    Link share on facebook : https://www.facebook.com/movic.partii/posts/828067580582527

    Link share on Google+ : https://plus.google.com/u/0/+YulyantiSeptiStory/posts/8Pmu4pjEmRs

    Jawaban :
    No.2
    Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    cerpen horor ini sepertinya bakalan gak kalah horornya dengan buku #DaysOfTerror . jangan lama lama ya kakak penulis bikin in buku dari cerpen ini. hihihihi peace..
    Ihhhh mau baca keduanyaaa :p

  11. Nama : Bintang P A
    Twitter : @Bintang_Ach
    Kota : Ngawi

    Bismillah…
    Jawaban:
    2. Aku melihat anak laki-laki
    itu mencontoh gambar
    rumah di lukisan itu lalu
    menulis nama Joya dengan
    gaya tulisan mirip darah
    yang meleleh.

    Terima kasih

  12. Nama: Evelyn
    Akun twitter: @enozaces
    Kota tinggal: Surabaya
    Jawaban: nomor 2
    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  13. Nama: Evelyn
    Akun twitter: @enozaces
    Kota tinggal: Surabaya

    Jawaban :
    Nomor 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  14. Nama : Shofiullah
    Twitter : @esfiu
    Kota : Jakarta
    Jawaban Nomor 3
    3. Aku melihat Bu Gayan sudah berada di ruang baca dengan menatap tajam ke arah kami berdua

  15. Nama: Alika Cynthia
    Twitter: @alikacynthia
    Kota: Bandung

    Jawaban nomor 2: Aku melihat anak laki-laki
    itu mencontoh gambar
    rumah di lukisan itu lalu
    menulis nama Joya dengan
    gaya tulisan mirip darah
    yang meleleh.

    Karena pasti seru kalau cerita selanjutnya kayak begitu. Terkesan horror dan bikin bergidik ngeri 😀

  16. Mareyni Day
    @MareyNi_Day9
    Kediri
    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Pnasaran, koq bisa anak laki” itu tahu ttg Joya. Dan terkesan lbih mistis.

  17. Nama : Frida Kurniawati
    Akun Twitter : @kimfricung
    Kota : Yogyakarta
    Link share : https://twitter.com/kimfricung/status/603108282371219456

    Saya pilih jawaban no. 4, karena itu yg paling bikin penasaran dan tegang. Mbak Ruwi menjelaskan dg detail lukisan rumah itu, sampai jumlah jendela dll, pasti ada maksud di baliknya. Nah, apalagi jika bocah laki2 misterius itu menuliskan nama Joya di gambarnya, dg tulisan seperti darah. Jadi penasaran, apa hubungan joya dg lukisan itu?
    Kalau jawaban no. 1 dan 3 itu saya kurang paham, aneh jika dari posisi joya yg sudah mendekati si bocah baru tahu kalau ada bu gayan atau hantu perempuan di dekat si bocah. Sedangkan jawaban no. 4 kurang menegangkan menurut saya. Hehe. Terima kasih.

  18. Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Kota: Palembang

    Nomor 1:
    Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.

  19. Nama : Irmawati
    Twitter : @irmaa_waati
    Kota Tinggal : Bandar Lampung

    Jawaban :

    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  20. Nama : Happy Rose
    twitter: @_happyrose
    kota : Malang
    Jawaban:
    Nomor 4.
    Sedikit aneh memang kenapa anak laki-laki itu berteriak memandang Joya sambil mengacungkan spidol merahnya. Bisa saja karena anak laki-laki itu justru bisa melihat wajah anak-anak dalam jendela di lukisan, dan baru tahu/sadar bahwa Joya termasuk di dalamnya. Mungkin saja seperti itu?

  21. Nama : Arpah
    Twitter : @arpah07
    Kota : Palangkaraya, Kalimantan Tengah

    Pilihan Lanjutan Cerita:
    No. 2
    Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Thank You… 🙂

  22. Nama : Nikmatus Solikha
    twitter : @nikmatusai
    kota tinggal : Malang

    jawaban:
    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh

  23. Nama: Julie Septy
    twitter: @Azkia_Th4sya
    Kota: Sidoarjo

    Jawaban:
    1. Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.

  24. Nama : Bimo Rafandha
    Twitter : @bimorafandha
    Kota tinggal : Palembang
    Jawaban:
    2. Aku melihat anak laki-laki itu
    mencontoh gambar rumah di lukisan
    itu lalu menulis nama Joya dengan
    gaya tulisan mirip darah yang meleleh

  25. Nama: Utami Panca Dewi
    Twitter: @utamipancadewi
    Kota tinggal: Semarang
    Jawaban:
    4. Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.

  26. Dias Shinta Devi
    @diasshinta
    Bogor

    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  27. Nama: Eni Lestari
    Twitter: @dust_pain
    Kota: Malang

    Jawaban:
    Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  28. Nama: Andri Surya
    Twitter: @Andr1Surya
    Kota: Malang

    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Alasannya: pilihan nomor 2 terasa lebih horor.

  29. Nama: Maya Mai
    Twitter: @mayamai_29
    Kota tinggal: Bogor

    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Hal yg aneh. Kenapa anak itu menuliskannya seperti darah. Apa ia bisa melihat kematian joya ? Hmm..

  30. Nama: Ani Purditasari
    Twitter: Anny_Tears
    Kota: Jambi

    2.Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Karna menurutku itu lanjutan paling pas sekaligus akan membuat ceritanya semakin menarik.

  31. Nama : Veny Prasetyowati
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Kota : Balikpapan

    jawaban : nomor 2
    Aku
    melihat anak laki-
    laki itu
    mencontoh
    gambar rumah di
    lukisan itu lalu
    menulis nama
    Joya dengan gaya
    tulisan mirip darah
    yang meleleh.

    Karena lebih bagus aja kalau kelanjutannya yang no 2 ini, lebih masuk akal dengan ketakutan yang dialami Joya

  32. Nama : Birgitta Marry
    Akun Twitter : @BirgittaMarry
    Kota : Malang
    Jawaban : NO.2 Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

    Alasan : Menurut saya ini cocok sekali untuk menjadi kelanjutan dari cerita di atas Mbak Ruwi karena seperti yang sebelumnya di ceritakan di cerita ini -> ” Sayangnya keinginan untuk melihat gambarnya justru membuatku menyesal. Aku begitu kaget hingga aku menjatuhkan buku-buku. Dadaku berdebar keras, lututku gemetar, sehingga aku tidak mampu memungut buku-buku itu kembali. ” dari kalimat di atas pastinya si Joya telah melihat sesuatu yang di gambar oleh anak laki – laki itu dan itu membuatnya sangat terkejut dan kagett sekalii..
    Dan bagus untuk di jadikan kelanjutan ceritanya karena akan menjawab rasa penasaran semua para pembaca tentang mengapa anak laki” itu menggambarkan hal tersebut ?? Sebenarnya apa yang membuat gedung tua itu menjadi angker, pasti ada sebabnya ?? Dan kenapa anak laki” itu mencontoh gambar di lukisan dan menulis nama Joya dengan gaya tulisan yang mirip darah?? Padahal anak laki” itu pun tak pernah mngobrol ataupun bermain oleh Joya?? Itu bisa menjadi beberapa misteri yang membuat kita penasaran akan jalan ceritanyaa 😀
    Termasuk sayaa yangg penasaran mengenai kelanjutan dan ide kreatif bercampur misteri yang di buat oleh Mbak Ruwi 😀

  33. Nama: Naufal RM
    Akun Twitter: @NaufalRM
    Kota tinggal: Tangerang
    Jawaban: 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  34. Nama: Ananda Nur Fitriani
    Twitter: @anandanf07
    Kota tinggal: Bogor

    Jawaban: 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  35. Nama:Lois Ninawati
    Twitter: @_loisninawati
    Domisili : Panarukan, Situbondo,Jawa Timur

    Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  36. Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    Malang, Jawa Timur

    Lanjutannya no.2
    “Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.”
    Sependapat dengan sebagian besar teman-teman, gregetnya lebih dapet. Apalagi sebelumnya Joya mengatakan menyesal melihat gambar anak itu, hingga ia benar-benar sangat kaget.

  37. Nama : Septy Anggita
    Akun Twitter : @sseptyanggita
    Kota tinggal : Tanjung Gading, Batu bara, Sumatera Utara
    Jawaban : {2} Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.
    Saya memilih no 2 bukan karna pilihan terbanyak di komentar ataupun ikut ikut, ini asli menurut kata hati saya. selain itu memang jawaban 1 sampai 4 mengandung unsur misteri tetapi saya memilih jawaban no 2 karena dia lebih nyambung dan kecocokan dari cerita sebelumnya dapet banget lagi pula jika mbak Ruwi ingin melanjutkan ceritanya lebih mudah dan dipahami oleh pembaca serta lebih bagus nantinya. saya kira cukup. thanks ^^ 😻

  38. Nama : Rany Dwi Tanti
    Twitter : @Rany_Dwi004
    Kota : Tulungagung

    Jawabannya : 2) Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  39. nama: wening purbawati
    twitter: @dabelyuphi
    kota: ambarawa, jawa tengah

    jawaban: 2) Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  40. Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    Kota : Jepara

    Jawab : 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  41. nama : Wulida Nadhila
    akun twitter : @Jm_nim
    kota tinggal : Bojonegoro (jatim)

    jawaban : (2) Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  42. Nama : Wahyu Triyani
    Twitter : @witri_nduz
    Kota Tinggal : Boyolali
    Jawaban : Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  43. Nama : Agatha Vonilia M.
    Twitter : @Agatha_AVM
    Kota tinggal : Jember

    Jawaban : no 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.

  44. Nama: Ayu Putri Noviyanti
    akun twitter: @ayuputrinvynt
    domisili: Cirebon
    Jawaban: no. 2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.
    Alasan: karena lebih nyambung dari cerita sebelumnya. dan memiliki kesan yg membuat tegang dan debaran jantung lari kocar-kacir! oh serta lebih membuat penasaran ttg akhir kisah daripada jawaban no. 1, 3, dan 4

  45. Nama : Anggi Budiman Ibrahim
    Twitter : @anggimore
    Kota : Kuningan
    Jawaban : no . 1
    “Aku melihat sosok perempuan berambut panjang dan pucat duduk di dekat anak laki-laki itu.”
    kayaknya cuma hantu yang bisa bikin lutut gemetar..

  46. nama : Eka
    twitter: @heart0fhuman
    domisili : jambi
    jawaban no. : 4. Aku melihat anak laki-laki itu menoleh dan berteriak ke arahku sambil mengacungkan spidol merahnya ke wajahku.

    boleh kasih alasan, ga? (smoga boleh)
    alasanku memilih jwbn no 4, yaitu krn …. “Aku begitu kaget hingga aku menjatuhkan buku-buku. Dadaku berdebar keras, lututku gemetar, sehingga aku tidak mampu memungut buku-buku itu kembali. Aku hanya berdirikaku sebab… ” dari kalimat itu, bisa jadi merupakan reaksi dari keterkejutannya pada jawaban nomor 4, serta reaksi tambahan dari penyakit paru2nya.

  47. Jawabannya : 2.Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.
    Alasannya : Ketika rasa penasaran Joya sudah tak tertahankan lagi, ia mencoba mencari tau apa yang digambar oleh anak laki-laki tersebut. Ia mencoba mencari tau dengan mendekat, saat mendekat ia sempat melirik lukisan anak tersebut. Saat ia mencoba mencari tau gambaran anak tersebut tanpa sengaja ia menjatuhkan beberapa buku lalu lekaki itu pun menoleh dan Joya memandang gambaran anak laki-laki tersebut, ia melihat gambar rumah di lukisan dan ada tulisan nama Joya dengan gaya meleleh seperti darah. Sehingga cerita itu akan berlanjut, ditunggu lanjutannya ya kak Ruwi Meita . *maaf kalo jawabannya salah**

    Nama : Ibnu Wahyudinnur
    Twitter : @wah_ibnu
    Kota : Sampit, Kalimantan Tengah

  48. Nama : Arfina
    Twitter : @ipinkaramel
    Domisili : Serang

    no.2, karena di penjelasan cerpen di atas, Joya gemetar, kaget dan takut krena melihat tulisan Joya seperti darah meleleh di atas lukisan anak tersebut.

  49. Nama : Annisa Nuramdhani
    Twitter : @Niszari
    Domisili : Cirebon
    2. Aku melihat anak laki-laki itu mencontoh gambar rumah di lukisan itu lalu menulis nama Joya dengan gaya tulisan mirip darah yang meleleh.
    #DaysOfTerror

  50. Aku senang membaca karena membuatku bisa bernapas pelan-pelan. Hal itu sangat penting untukku, paling tidak bernapas pelan, tidak (bukan) tergesa-gesa (yang) justru akan memperpanjang umurku.

    mungkin di bagian itu (dalam tanda kurung) harus di edit ya mbak biar lebih enak bacanya.

Leave a reply to Ayu Putri N. Cancel reply