Uncategorized

Review Bukan Malin Kundang

Nontonnya sih udah dari seminggu yang lalu. Berhubung mati listrik selama 8 hari, saya baru sempat memposting sekarang. Itu juga di tagih ma istrinya sutradara, Mbak Mia. Trus di tagih juga ma sutradaranya, Mas Iqbal. Maaf ya telat… =)

****

Openingnya ibarat bak cerita rakyat tentang Malin Kundang di Ranah Minang. Dibuat secara kartun. Bernuansa Minang. Anak yang dikutuk karena durhaka ibunya.

Nah, kalo di Bukan Malin Kundang, bukan anaknya yang dikutuk, justru ibunya lah yang kena kutukan. Apa sebab??

Ryan (diperankan Ringgo Agus Rahman). Tipikal mahasiswa pemalas. Kalo belum di bangunin ama nyokapnya berkali-kali belum beranjak juga dari tempat tidur. Pindah sana. Pindah sini. Ngulet sana. Ngulet Sini. Apa-apa yang ngurusin nyokap. Nyuci baju. Masakin. Semua nyokap. Broken home.

Ado (diperankan Desta 80’s). Mahasiswa yang kecanduan bokep. Yeah, cowok-cowok sekarang (hampir) semuanya doyan kan?? Nyokap bokapnya hobi banget buat anak alias adik-adiknya banyak banget.

Untuk Ringgo dan Desta. Hmmm..tampaknya mereka terspesialisasi dengan peran komedi. Dan juga jadi tokoh andalan di film sang sutradaranya. Liat saja di film sebelumnya, Si Jago Merah.

Luna. Punya orangtua yang protektif. Musti diingetin minum susu, makan vitamin, de el el. Masih dinggap kayak anak keci. Seperti zaman anak kuliahan sekarang, di dalam lingkungan keluarga sok manis, sok patuh, sok rajin. Bilangnya ngerjain tugas di rumah teman. Sibuk belajar kelompok. Padahal di luar….??? Ya ya ya..banyak banget loh tipe mahasiswi yang kayak gini. Untung-untung gak berunjung haml!! >.<

Sissy Precillia memerankan dengan apik. Mempunyai ciri khas, gayanya yang cuek. Tampaknya dia selalu mencoba peran-peran yang berbeda. Coba saja tengok peran sebelumnya di Romeo dan Juliet Indonesia.

Aming. Kayaknya dia emang lagi laris manis deh tahun ini. Coba aja, dari Get Married 2, Perjaka Terakhir, XXL hingga di penghujung Desember, dalam film ini memerankan Nenek Rapiah. Jadi nenek-nenek loh bukan jadi perempuan jadi-jadian C:

Kelinci madu. Seperti gadis-gadis ababil eh abegeh pada umumnya. Manja dan matre. Kelinci madu adalah pacarnya Ryan. Wedew, maaf loh ya saya nggak tau nama yang jadi pemerannnya =)

Sutradaranya, Iqbal Rais. Eksis bener dah! Baik di FTV maupun FILM garapan sendiri, gak ketinggalan nongol loh! Tapi kalo di film ini, gak hanya sutradaranya aja yang muncul, kru-kru yang lain juga ada. Apalagi pas sesi syuting iklan REG KUTUK ala Ki Joe Bodo, ada berapa kru asli di sana?? ^-^

Komedi-komedinya juga lumayan up date. Masalah BB-BBan juga dibahas, kayak yang imbasnya jadi sok asyik sendiri juga mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Hayooo…yang punya BB pasti efek sampingnya gitu kan?? ;p

ada Ado yang berantem dengan tukang cendol saat pencarian Nenek Rapiah. Pembeli adalah raja. Mana ada raja beli cendol?? Abang tukang cendol malah asyik up date status. Tuh…hati-hati yang demen kenalan di fesbuk, sapa tau yang diajak kenalan ternyata tukang cendol!?!

Mobil Ado dan Patung ibunya Ryan digondol maling. Dari sinilah konflik dimulai. Ryan menyalahkan Luna karena tidak bisa menjaga ibunya. Hingga akhirnya musti menebus Patung Ibunya Ryan yang ditemukan di Toko Antik sebesarnya 35 Juta. Mereka hanya mampu membayar dengan uang 15 juta, laptop, dua BB, 1 HP. Masih kurang 3.500.500,00.

Bergaya ala video Marshanda-lah yang paling bikin ngakak. Si penulis skenarionya kok kepikiran ya buat scene ini?? hehehe..

Sebenarnya film ini mengingatkan FTVnya pak sutradara, yang berjudul Putri Tonggos. Intinya tentang kutukan. Jangan sembarang menghina orang. Ternyata ceritanya jauh berbeda.

Seperti di film-fim sebelumnya; The Tarix Jabrix 1, Si Jago Merah dan The Tarix Jabrix 2. Racikan antara sutradara, Iqbal Rais dan penulis skenarionya, Hilman Mutasi selalu menghasilkan komedi yang bermutu. Komedi yang hanya bukan sekedar mengocok perut, tapi mampu menyelipkan pesan di dalam cerita.

Hargailah Ibumu, begitulah pesan yang disampaikan dalam film ini.

1 thought on “Review Bukan Malin Kundang”

Leave a comment