Uncategorized

REVIEW Bedeviled: The Good, The Bad, and The Ugly Dress

Ini kisah kedua dari serial Bedeviled yang ditulis Shani Petroff. Untuk seri pertamanya, klik review ini:

http://www.facebook.com/luckty#!/note.php?note_id=10150338138132693

Apa jadinya saat berduaan dengan seseorang yang kita sukai, mendadak ada kembang api berbentuk hati dengan tulisan nama kita, belum lagi hal yang cukup menggelikan jika di sebuah pohon terukir nama kita dengan nama seseorang tersebut. Pasti orang itu akan mengira bahwa kita terlalu terobsesi dengannya bahkan dianggap sinting! 😀

Setiap kali emosinya berlebihan, kekuatanya menggila. Itulah yang dialami Angel. Hal itu tidak hanya berimbas pada dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Angel pikir dengan kemampuan dari ayahnya yang seorang iblis, dia bisa melakukan sesuatu semaunya. Ternyata tidak. Malah terkadang kacau, bahkan fatal. Seperti judulnya; The Good, The Bad and The Ugly Dress.

Masih ingat dengan hPhone yang diceritakan di buku pertama? Kali ini Angel benar-benar kepepet, dia mencuri hPhone milik ayahnya. Apa yang terjadi?

Pesan dari buku ini adalah supaya kita menggunakan pikiran dan emosi untuk mengendalikan kekuatan. Agar kita benar-benar bisa memusatkan pikiran pada apa yang ingin kita wujudkan. Ini soal konsentrasi. Bukan kata-kata.

Berikut penggalan wawancara bersama penulisnya tentang Bedeviled dikutip lewat http://shanipetroff.com/author.html:

How did you come up with the idea for Bedeviled?

‘Growing up I read all the time. So when I was trying to decide what to write. I based it on what I liked to read as a twen. I decided it had to be something supernatural that still had cute boys thrown in. while taking about it with a friend I said, “Maybe I should write about a girl who finds out her dad is the devil.” She yelled, “That’s the book.” The rest is history.”

Seperti di buku keduanya, terjemahannya ada beberapa agak mengganggu:

Serealiaku — hlm. 22 — seharusnya serealku

Mengempaskan — hlm. 67 — menghempaskan?

Mengata-ngataiku — hlm. 96 — lebih enak jika diganti mengejekku/ meremehkanku

Caydin — hlm. 191 — seharusnya Jaydin

Shani Petroff adalah penulis yang tinggal di New York City. Bedeviled: The Good, The Bad, and The Ugly Dress adalah buku kedua dari serial Bedeviled. Dia juga menulis untuk program berita dan beberapa acara televisi lainnya. Saat tidak terkurung untuk mengetik dalam apartemennya, dia banyak menghabiskan waktu untuk urusan buku, teman, televisi, melamun dan berbelanja online. Kunjungi dia di http://shanipetroff.com/author.html Ssttt…websitenya menarik loh! 😉

Sssstttt…masih ada dua serial lanjutannya lagi loh….Peri Buku jangan lupa buntelan berikutnya yaaaaa…. (>,^)

Keterangan Buku:

Judul : Bedeviled: The Good, The Bad, and The Ugly Dress

Penulis : Shani Petroff

Penerjemah : Sujatrini Liza

Penyunting : Rika Iffati Farihah

Desain isi : elcreative

Penerbit : Mizan

Terbit : Oktober 2011

Tebal : 245 hlm.

ISBN : 978-979-433-643-4

Di mention donk ama penulisnya:

Cover asli:

3 thoughts on “REVIEW Bedeviled: The Good, The Bad, and The Ugly Dress”

  1. Kakak, salam kenal 🙂
    Saya Alima di Jogja..
    Review-reviewnya bagus nih! 😀
    Oiya kak, komentar sedikit nggak apa-apakan 😉 : kayaknya (setangkapku), yang Caydin itu gabungan dari Cole dan Jaydin, soalnya kurang lebih selanjutnya ada kata-kata ‘lebih bagus daripada Cangel (Cole dan Angel, maksudnya)..
    Maaf ngomentarin kak, hehe 😀
    Makasiih 🙂

    1. haiiiii….. 😀
      Salam kenal juga,
      woww….ternyata Alima teliti juga ya, aku malah gak ngeh kalo itu singkatan, hehehe…makasih ya masukannya.. :))

      baca juga review-review yg lain yaaaa…. 🙂

Leave a comment