resensi

REVIEW Gossip From The Girls’ Room

Setelah menerbitkan Diary Si Bocah Tengil dengan tokoh Greg Heffley dan Diary of Wimpy Vampire dengan tokoh Nigel, Atria kembali menerbitkan buku terjemahan yang mengambil tema buku harian. Eh, kalo ini buku catatan. Apa bedanya? Simak saja cerita di buku ini.

Adalah Sofia Becker yang sedang duduk di bangku SMP. Ababil di usia ini, pada kehidupan nyata umumnya punya kecenderungan untuk diakui teman-temannya. Tampak ingin menonjol dibanding yang lain. Ingin eksis dan cenderung narsis.

Anak-anak cowok bisa bersikap bodoh. Setiap kali, mereka enggak tahu cara menunjukkan perasaan mereka yang sesungguhnya. (hlm. 12)

 

Cewek-cewek seperti Mia St. Claire segera tertarik dengan benda-benda mahal sama seperti monyet yang langsung tertarik ketika melihat pisang. (hlm. 85)

Sadar dengan keterbatasan fisiknya, Sofia punya cara tersendiri untuk menaikkan popularitasnya. Dia membuat blog.

Mustahil blogku akan menjadi populer jika isinya enggak diperbaharui dengan berita-berita hasil curi-dengar termutakhir. (hlm. 15)

 

Sang Blogger Blogstatic membuat dunia menjadi sedikit lebih menarik, dengan satu postingan setiap waktu. (hlm. 64)

Dari jaman saya sekolah, sampai saya bekerja di sekolah, selalu menemukan adanya jarak antara geng popular dan geng non populer. Adaaaa…aja murid-murid tipe kayak gini. Yang satu menindas yang lain. Ternyata menjadi pintar tidak cukup. Saya pernah menemukan kasus dimana ada beberapa murid pintar yang ternyata dijauhi teman-teman sekelasnya. Mengapa? Ternyata karena hanya mereka yang tidak remedi. Dan mereka tidak mau memberikan contekan kepada teman-temannya. Tidak ada yang salah kan? Tapi mereka dianggap tidak setia kawan. Harusnya kalo mau pintar ya belar dan mengerjakan dengan usaha sendiri.

Apa kau mau belajar bareng di perpustakaan nanti? (hlm. 30)

 

Aku mau memperbarui blogku di komputer perpustakaan selama makan siang. (hlm. 48)

Yay, ada kata PERPUSTAKAAN! Murid-murid di sekolah juga hobi up date bog mereka lewat komputer perpustakaan. Daaannn…blog saya kalah ciamik dengan blog mereka yang unyu-unyu.. 😀

Berita tentang guru: Mrs. B bermaksud memasang kawat gigi! Sekarang, dia akan kelihatan sama seperti murid-muridnya. (hlm. 83)

Waktu baca kalimat ini, adik saya, kiki langsung ngakak keras-keras. Gimana gak, ini mirip kejadian saat saya awal-awal pasang kawat gigi. Khawatir terlihat ababil. Ternyata muridnya donk…adaaaa…aja yang ngeh kalo saya pasang kawat gigi. Mana diledekin ampe berhari-hari pula..wkwkwk… 😀

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Pernahkah kau dengar jika kau memikirkan sesuatu dengan sangat keras, itu akan membantu menjadikannya kenyataan? (hlm. 113)
  2. Orangtua kita ingin kita terus-terusan mencemaskan apa hukuman yang akan kita dapatkan selama mungkin sebelum akhirnya memberitahukan apa hukuman tersebut. (hlm. 132)
  3. Sahabat sejati tak akan bersikap kejam dan enggak ngeblog tentang sahabatnya secara diam-diam. (hlm. 144)

Buku ini memang terkesan ringan. Tapi banyak hikmah yang bisa kita petik. Tentang persahabatan. Masa remaja. Hubungan antara orangtua dan anak. Masalah pergaulan. Cocok buat bacaan remaja. Apalagi ditambah gambar-gambar polos nan lucu, persis buku catatan remaja.

Eits…akhir ceritanya mengejutkan loh. Gak selamanya yang terlihat keren seindah kenyataan. Dannnn…ternyata buku ini masih berlanjut. Mudah-mudahan Atria segera menerbitkan sekuelnya… (>,^)

Gossip memang kelihatannya menyenangkan, tetapi juga dapat menyakiti perasaan orang-orang yang kau tulis. (hlm. 49)

Keterangan Buku:

Judul                : Gossip From The Girls’ Room

Penulis              : Rose Cooper

Penerjemah      : Nadya Andwiani

Penyunting        : Ida Wajdi

Penyelaras Aksara: Fenty Nadia

Pewajah Isi       : Aniza Pujiati

Penerbit            : Atria

Tebal                : 200

Terbit               : Maret 2012

ISBN               : 978-979-024-478-8

Cover aslinya:

Intip website penulisnya:

www.rose-cooper.com

Di mention donk ama penulisnya:

1 thought on “REVIEW Gossip From The Girls’ Room”

Leave a comment