resensi

REVIEW Astana Dewa

“Rasa sayang itu timbul dari kebersamaan, apabila tidak bersama lagi maka rasa sayang itu akan hilang.” (hlm. 234)

Astana Wiyandrika, seorang remaja yang tinggal di sebuah Kota kecil di Provinsi Jawa Tengah tepatnya Purwodadi. Ia bersekolah di sebuah SMA swasta dan cukup mentereng di kotanya yang bernama Arloyo. Sayang, baru hari pertama sekolah di SMA Arloyo malapetaka sudah menghampirinya. Ia harus berurusan dengan seorang senior di OSIS karena telat masuk sekolah untuk mengikuti MOS. Meski hanya telat beberapa menit saja tapi kakak senior itu sangat kejam, ia tidakmemberikan toleransi atas kelalaian Asta tersebut. Ia bersikap sangat keras dan terlihat cenderung memusuhi Asta, ia mencaci, memaki, dan menghardik Asta juga memperlakukan Asta sesuka hatinya di depan teman-teman baru Asta. Jelas saja mental Asta langsung drop, ia merasa takut dan membenci senior itu yang bernama Dewangga Tantraman Ristan atau Dewa.

“Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Saya yakin akan hal itu. Saya yakin terhadap Tuhan saya dan Tuhan saya pasti akan mengabulkan doa saya karena saya memang bersungguh-sungguh.” (hlm. 34)

Dewi fortuna tak sepenuhnya meninggalkan Asta, masih ada seorang senior laki-laki baik hati nan rupawan yang mengasihaninya. Namanya Iraka, perawakannya tinggi meski tak berisi senior galak itu. Sejak pertama kali melihat Iraka alias senior baik itu Asta sudah merasa tertarik, tertarik akan sikapnya yang baik dan wajahnya yang rupawan pula.

Hanya saja Asta masih bimbang apakah perasaan yang ada didalam hatinya adalah perasaan cinta atau hanya kagum saja. Maklumlah, Asta bukan penganut paham cinta pada pandangan pertama. Di sekolah barunya, Asta menemukan teman-teman baru  dan akhirnya menjadi sahabatnya yang selama ini belum ia dapatkan, mereka adalah Dion, Viki,Zusdy, Mega dan Hima.

“Kalian berdua sangat bodoh, kalau kalian berdua masih sama-sama mencintai mengapa kalian berdua tidak kembali.” (hlm. 261)

Tidak pernah terbesit di fikiran Asta untuk menjadi salah satu anggota OSIS SMA Arloyo. Tapi ada satu dorongan yang sangat kuat di dalam dirinya untuk turut mendaftar menjadi anggota OSIS saat salah satu temannya menawari ia untuk mengikuti seleksi OSIS. Pertama adalah untuk dapat berada dekat dengan Iraka yang juga anak OSIS dan kedua adalah untuk membalaskan dendamnya pada Dewa yang masih membuncah sampai sekarang. Ia masih tidak terima dengan perlakuan Dewa waktu itu, ia ingin Dewa juga merasakan apa yang Asta rasakan. Tahu bagaimana rasanya dipermalukan di depan umum yang sangat menyakitkan.

Harapan Asta saat mengikuti seleksi OSIS adalah ia bisa bertemu dengan orang yang telah ia cintai yaitu Iraka. Sayang, beberapa hari ini Iraka tak menunjukkan batang hidungnya padahal Asta sangat rindu pada Iraka. Kenyataan buruk lagi-lagi harus diterima olehnya, ia bertemu dengan Dewa lagi di pos terakhir yang merupakan pos paling mencekam. Mental Asta dibombardir oleh Dewa di sini. Kalau Asta adalah seorang penyakitan, mungkin Asta sudah pingsan dan terkapar di dalam kelas. Ini adalah pilihan Asta, jadi apapun yang terjadi merupakan resiko atas pilihan yang ia ambil.

Di dunia ini tidak akan ada yang abadi tinggal sebaik-baiknya kita merawat bumi ini sebagai tempat berlangsungnya kehidupan untuk kita dan orang-orang yang kita cintai. (hlm. 53)

Menemukan banyak banget typo:

Dri (hlm. 49)

Kekelas (hlm. 61)

Pntas (hlm. 64)

Kedepan (hlm. 75)

Kerumah (hlm. 79)

Kearahku (hlm. 87)

Oeh (hlm. 174)

Beemanja (hlm. 195)

Memgang (hlm. 237)

Anggispun (hlm. 245)

Novel ini memang remaja banget. Seputar kisah di sekolah dan lika-likunya, salah satunya mengangkat tentang OSIS. Penulisnya masih muda, masih di bangku SMA.

Keterangan Buku:

Judul                : Astana Dewa

Penulis              : Nikensari Supriyanto

Editor               : FINT

Desain sampul  : MN.Jihad

Penata letak      : DAZaidan

Penerbit            : Klik Publishing

Terbit               : Juni 2012

Tebal                : 278 hlm.

ISBN               : 978-602-7624-07-8

11 thoughts on “REVIEW Astana Dewa”

  1. Halah teenlit…

    Kurang sukaaa…

    Gimana bahasa yang dipakai di cerita?

    Biasanya aku akan lebih illfeel kalo bahasa yang digunakan terlalu remaja apalagi alay… 😦

Leave a comment