buku, resensi

REVIEW Menanti Sebuah Jawaban

 menanti sebuah jawaban

“Yang berarti untukku bukanlah sebuah cincin perak, yang berarti adalah sahabatku dan seseorang yang akan selalu kucintai.” (hlm. 116)

Saat Clara hendak memasukkan uang ke mesin penjual minuman kaleng, tiba-tiba ada seseorang lelaki di dibelakangnya yang juga hendak memasukkan uang ke dalam mesin itu. Lelaki itu bernama Bima. Mereka berdua saling melihat dan mereka berdua pun terkejut. Begitulah awal perkenalan mereka.

Klontang..klontang.., sekaleng minuman dingin keluar dari mesin. Sesaat setelah minuman dingin itu keluar, ternyata itu adalah minuman terakhir yang ada pada mesin itu. Kaleng minuman habis. Mereka berdua pun saling menatap kembali.

Mereka berdua pun terdiam dan duduk di bangku stadion olahraga. Clara lalu menaruh minuman kaleng itu di sampingnya. Akhirnya, antara Clara dan Bima tak ada yang mengulurkan tangan untuk mengambil minuman tersebut.

Datangnya cinta memang tidak bisa ditebak. Begitulah yang dialami Clara dan Bima. Pertemuan yang tak sengaja itu akhirnya berlanjut ke tingkat yang lebih serius; pacaran. Yah…namanya pacaran ala ababil, pasti banyak dramanya. Begitu juga kisah Clara dan Bima ini, tak selalu mulus bak jalan tol.

Hanya karena suatu permasalahan sepele, berimbas tidak hanya pada kehidupan mereka, tapi juga kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Ada pesan moral di sini, apa pun yang kita lakukan pasti akan selalu diawasi oleh orang-orang sekitar kita, malah terkadang menjadi sebuah kesalahpahaman. Dan yang paling berat harus menerima keadaan ini adalah Clara, bahkan dia harus pindah sekolah.

Selain itu, kita juga bisa melihat pengorbanan Clara demi mempertahankan sebuah persahabatan. Yup, pacar masih bisa dicari, tapi sahabat susah dicari. Oya, Vivi sahabat Clara ini representasi ababil masa kini yang rentan terhadap patah hati. Dikit-dikit ngambek, dikit-dikit merengek, dikit-dikit manja, dikit-dikit pingsan, dan baru patah hati aja berasa dunia kiamat sampai menusuk urat nadinya sendiri. Begitulah, terkadang cinta bikin manusia buta akan segalanya.

“Wah..cincin manis pembuka kaleng.”

“Maaf ya, hadiahku hilang. Jadi yang bisa aku kasih ke kamu cuma ini.”

“Aku memang ingin menerima cincin dari cowok.”

“Iya, aku tahu. Makanya aku ingin menyenangkanmu. Biarpun hanya dengan pembuka minuman kaleng. Suatu saat nanti aku kuberikan cincin perak yang asli dan mengenakannya di jari manismu.” (hlm. 17-18)

Itu adalah salah satu cerita dalam buku ini yang berjudul Sahabat & Cinta. Masih ada cerita lainnya yang berjudul Aku, Sahabatku & Evi dan Cinta, Es Krim & Piano.

PR buat penerbitnya nih, terutama dalam hal editing naskah. Hambok ya typo-nya diminimalisir biar nyaman yang baca bukunya 😀

Keterangan Buku:

Judul                                     : Menanti Sebuah Jawaban

Penulis                                 : Andrean Frank (creator @galaubijak)

Penyelaras akhir               : Stanley Meulen

Penyelaras akhir               : Andri Agus Fabianto

Penata letak                       : Dwi

Pendesain sampul           : Kicky Maryana

Penerbit                              : Loveable

Terbit                                    : 2014

Tebal                                     : 242 hlm.

ISBN                                      : 978-602-7689-91-6

 

Indonesian Romance Reading Challenge 2014 https://luckty.wordpress.com/2014/01/01/indonesian-romance-reading-challenge-2014/

Short Stories Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/18/short-stories-reading-challenge-2014/

Young Adult Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/07/young-adult-reading-challenge-2014/

Dapatkan buku ini di toko buku online Bukupedia

http://www.bukupedia.com/id/book/id-32-85599/novel-fiksi-cerpen/menanti-sebuah-jawaban-aku-akan-tetap-menanti-hingga-kau-memberikan-jawaban-tuk-memilikiku.html

4 thoughts on “REVIEW Menanti Sebuah Jawaban”

Leave a comment