buku, resensi

REVIEW Saraswati

 saraswati

Hidup itu harus disyukuri. Tuhan berjanji akan menambah nikmat orang-orang yang mau berterima kasih kepada Tuhan. (hlm. 41)

Ada sebelas prosa dan delapan puisi yang tersaji dwi bahasa diracik dalam buku ini. Setiap karya punya ciri khas sendiri. Untuk prosa, saya menyukainya, tema-tema absurd. Berikut urutan cerita favorit versi saya, maafkan kalo terkesan spoiler. Tapi tenang aja, cuma beberapa aja yang saya bahas:

Semilyar Ikan Memakan Anjing-anjing – Absurditas Malka

Dilihat dari judulnya, segerombolan ikan menjadi tokoh utamanya. Ada Kamer si ikan kakap merah dengan tubuh bercorak merah tua dan muda, corak belang yang membuatnya terlihat sangar. Ada Bara, ikan barakuda berwajah kejam. Ada Balu, ikan bawal laut berkulit pucat. Ada Rapa, ikan kerapu tambun dan tua renta. Ada Holi, ika hiu mungil yang kepalanya berbentuk palu. Dan ada juga Tria, ikan trisi.

Jadi, diceritakan ikan-ikan yang berasal dari laut bermigrasi ke darat. Tujuan mereka adalah pergi ke perpustakaan, setiap ikan berniat mencuri buku agar mereka menjadi ikan-ikan yang cerdas. Sebenarnya ikan-ikan ini representasi kaum wong cilik alias rakyat jelata. Sementara anjing yang diceritakan diibaratkan sebagai penguasa atau pembesar yang menindas kaum bawah.

Nandung Emak – Bambang Kariyawan Ys

Tokoh utama dalam cerpen ini adalah orang yang dipasung. Cuma nurut ama emaknya. Sayangnya emak yang selalu bersenandung sudah tiada. Hingga suatu hari dia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Di sana ada perawat berjilbab putih yang wajahnya bak rembulan. Perempuan tersebut ibarat bidadari turun dari langit. Si tokoh ‘aku’ merasakan kenikmatan sentuhan perempuan itu ketika merawatnya seperti sentuhan emaknya. Saat diberikan obat untuk minum, saat sendok nasi disuapkan ke mulutnya, dan saat stetoskop diperiksakan ke dadanya. Dia selalu berdesir ketika jemari perempuan itu berada di jantungnya. Perempuan itu menggantikan posisi emak. Sesungguhnya, nyanyian ‘Nandung Emak’ ada dalam Tradisi Ayun Budak masyarakat Melayu.

Impian Mimpi – Dias Novita Wuri

Di sebuah peternakan domba di padang rumput nan luas dan hijau, lahirlah seekor anak anjing kecil. Orangtuanya memberinya nama Mimpi, karena anak anjing ini telah berkali-kali dalam mimpi sang ibu dan dia melakukan hal-hal hebat dalam mimpi itu. Mimpi tumbuh menjadi anjing yang besar, berbulu pendek coklat,dan bertampang seram. Lewat cerpen ini kita bisa melihat ketika cinta terhalang oleh perbedaan lewat seekor anjing. Pesan moral dari cerpen ini adalah tentang perjuangan meraih cinta dan cita-cita.

Never More – Ninda Daianti

Dikisahkan Adele akan menghadiri resepsi pernikahan mantan pacarnya, cinta pertamanya pula. Kebayang kan rasanya? Pasti beberapa orang pernah ada yang mengalaminya…gyahahaha.. 😀

Tokoh Adele ini mengingatkan saya akan sebuah momen sekitar tahun 2009. Waktu itu saya bersama teman-teman lainnya menemani seorang teman yang datang ke pernikahan mantannya ketika SMA. Kebetulan dua-duanya adalah teman SMA saya meski kami tidak pernah sekelas. Drama banget pas di panggung pelaminan, si ibu mempelai pengantin pria tetiba memeluk teman saya dan sambil nangis sambil mengucapkan minta maaf jika anaknya tidak berjodoh dengannya. Haee…si mempelai perempuan mukanya langsung sinis memandang tidak hanya ke teman saya ini yang udah jadi mantan dari suaminya itu, tapi juga sinis ke kami semua. Nggak cuma pas waktu itu, sampe sekarang juga. Hadewh…serem juga ya kalo cewek cemburuan… :3

Beberapa kalimat favorit:

  1. Kita harus membaca buku lebih banyak. Kita butuh profesor yang lebih jenius dari Einstein. (hlm. 7)
  2. Membaca adalah satu-satunya kunci untuk menjadi jenius. (hlm. 8)
  3. Berbahagialah, karena setiap kita adalah pahlawan. (hlm. 10)

Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Kenapa hukum tidak pernah bekerja? Di mana hukum ketika bangsa kita kian hari kian merana? Apakah keadilan sudah tersapu gelombang, hilang? (hlm. 8)
  2. Perang adalah jalan instan untuk merebut teknologi dan menyelamatkan laut. (hlm. 12)
  3. Kenapa orang-orang lebih suka bicara daripada membaca, lebih senang memerintah ketimbang bekerja sama, lebih sering mengumbar kata-kata daripada merenung. Kenapa merekalebih tertarik untuk menyakiti daripada menyayangi, lebih sering mengorbankan ketimbang berkorban. Kenapa mereka lebih gemar meminta daripada memberi? (hlm. 43)
  4. Aku tidak pernah serius mempelajari mata kuliah yang kuambil. Semua sifatnya rutin saja. Kalau ada ujian, aku menghafal dengan sistem kebut semalam. Kalau ada tugas makalah, aku cuap-cuap seenaknya di atas kertas. Di akhir semester, aku juga selalu lupa apa yang kuhafal dan tulis sebelumnya. (hlm. 51)

Itu tadi beberapa bocoran isi dari buku ini. Beruntung banget bisa membaca karya-karya dari penulis yang terpilih di Ubud Writers Readers Festival 2014 lalu. Yang disayangkan cuma jenis fontnya yang terlalu kecil dan jarak antar paragraf yang lumayan dekat. Mungkin ini kebijakan masalah jumlah halaman ya.

Buku ini tidak dijual bebas, mau bukunya? Tunggu giveawaynya yaaa… 😉

Keterangan Buku:

Judul                     : Saraswati

Penulis                 : Agus Rois, Absurditas Malka, Bambang Kariyawan YS, Bunyamin Fasya, Dias Novita Wuri, Erni Aladjai, Fadel Ilahi El-Dimisky, Faisal Oddang, Ishack Sonlay, Maggie Tiojakin, Ninda Daianti, Regi Sastra Sena, Rio Fitra SY, S Metron Masdison, dan Sulfiza Ariska

Project officer   : I Wayan Juniarta

Translator            : Pam Allen, Debra Yatim, Suzan Piper, dan Toni Pollard

Cover                    : I Gusti Nyoman Sudara

Penerbit              : Yayasan Mudra Swari Saraswati

Terbit                    : 2014

Tebal                     : 231 hlm.

Short Stories Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/18/short-stories-reading-challenge-2014/

18 thoughts on “REVIEW Saraswati”

  1. Karya Malka boleh juga. Ya, jadi rakyat memang absurd sekarang ini. Di situ rakyat diidentikkan dengan ikan? Padahal ikan mengandung omega yang bikin otak cerdas… Tetapi ikan harus tetap ke perpustakaan untuk membaca. Paradoks, tetapi ada sindiran yang menarik memang. Bagaimana kemudian, ikan-ikan itu tak ubahnya anjing kadang, ataupun sebaliknya. Ah, aku belum baca semua jadi nggak bisa berspekulasi. Makasih untuk reviewnya mudah-mudahan saya dapet GA-nya biar tahu cerita-cerita di dalamnya hehehe sindiran buat mahasiswanya boleh juga hahaha

  2. ceritanya menarik :3 ga melulu tentang cinta-cintaan ala remaja. tokohnya pun unik menggunakan tokoh hewan, mengingatkan saya dengan cerita sewaktu kecil. ceritanya terkesan simple tapi penuh makna, ada sindiran-sindirannya yang pasti menggelitik..

  3. waduh bukunya limited edition mbak? sudah terlanjur dibuat penasaran dengan cuplikan-cuplikan yang mbak kasih.. dari reviewnya sudah terlihat kalau tema yg diangkat di sini dikemas dengan cara yg berbeda dari yg biasa disajikan penulis lainnya.. great! 🙂

  4. kak luckty bikin reviewnya takut spoiler. spoiler apanya ? tetap bikin penasaran -_-

    pas liat cover dan judulnya (dewi Saraswati), aku kirain isinya tentang satu cerita aja yang berisikan atau mengangkat tema ilmu pengetahuan dan seni layaknya dewi Saraswati. ternyata, banyak ! nih buku pasti keren, banyak pemikiran unik tertuang dalam satu buku, tapi absurd ?. hmmm, aku gak masalah dengan keabsurdan. karena saya juga agak absurd orangnya 😀 lagipula, absurd itu hanya imajinasi/daya khayal seseorang yang orang lain belum sampe pemikirannya disitu.

    aku suka covernya, jadi ingat kumpulan buku kakek yang covernya tokoh pewayangan semua.

  5. Semilyar ikan-ikan yang memakan anjing-anjing. Dari judul maupun isinya terasa cerdas!

    Dari absurd bisa lahir sebuah karya yang edan! Menggelitik dan menarik. Lewat sastra, sindiran sosial terasa lebih bermakna.
    Semakin penasaran sama keseluruhan isi buku saraswati ini.

    Buku yang menarik, tapi sayang kenapa terbatas? 😦

    Semoga aku berkesempatan bisa punya dan baca buku ini dari giveaways kak luckty. Aamiin

  6. Kayaknya yang Never More ngejleb banget wkwkwk XD

    Kak, spoiler dari mana coba? Kan kalau spoiler harus endingnya, ini endingnya kan gak tau.. aaaa jadi penasaran >-<

    Tapi bingung, yang Never More absurdnya dari mana yah? ._.

  7. Pertamanya pas liat judul. Aku kira tuh ini novel tentang yang horor-horor itu. Tau kan? Yang klo gak salah penulisnya juga saraswati. Eh ternyata bukan. Tapi tetep aja, liat reviewnya jadi penasaran banget!! :3

  8. Nama : Agatha Vonilia M.
    Twitter : @Agatha_AVM

    Seperti biasa review yang bagus Kak Lucky. Novel yang bagus untuk edukasi remaja sih menurutku. Kata-kata absurd yang digunakan pun terbilang cukup ringan dan di situ tersirat motivasi apa yang ingin disampaikan oleh Kak Saraswati. Mungkin di era yang serba canggih dan modern suatu karya bertema absurd dibutuhkan. Membuka pemikiran para pembaca bahwa di dunia itu sesuatu yang tidak logis berjalan berdampingan dengan kenyataan. Rasa penasaran juga timbul dari kejadian yang tidak logis / absurd. Dari situlah, kita dapat belajar memaknai kehidupan. Dengan review dari Kak Lucky sedikit memberikan gambaran kepada kita bahwa setiap kehidupan mempunyai cerita tersendiri serta sedikit dibubuhi keabsurdan akan membuat lebih menarik.

  9. Katanya salah satu karya yang Kak Prima suka adalah Impian Mimpi, cukup terbayang sih kenapa dia suka yang satu ini. Cita, cinta, dan citata *eh itu bukan ya*, setuju banget kenapa hal itu bisa menjadi sesuatu yang nyata namun tetap absurd diungkapkan dengan kata-kata.

    Buku Saraswati ini gratis di UWRF, seandainya bisa bawa banyak ya bawa banyak deh, tapi ongkos ke Ubud-nya itu lho… Hahaha xD

  10. Nama: Mela Anjar Mustika
    Twitter: @MelaAM_MinozELF

    Aku Novel ini cuma ada 1 cerita, ternyata pas baca reviewnya ada banyaaak. Dari semua cerita yg paling bikin aku penasaran itu karyanya Ninda Daianti – Never More. Kenapa ? Ceritanya cerita anak remaja jaman sekarang dan ga ke bayang kalo aku ada di posisi adele.. menghadiri resepsi pernikahan mantan pacarnya, cinta pertamanya pula. Dijamin nyesek banget hahaha 😥 XD

  11. Semilyar Ikan Memakan Anjing-anjing – Absurditas Malka

    Cerita ini refleksi dari keadaan masyarakat sekarang, yg selalu ditindas, miriisss. “Kenapa hukum tidak pernah bekerja? Di mana hukum ketika bangsa kita kian hari kian merana? Apakah keadilan sudah tersapu gelombang, hilang?” stuju bgt ma quotenya U,u

  12. Dengan judul Saraswati dan tampilan cover seperti itu, saya kira isinya bercerita tentang cerita epos… gak nyangka kalau ternyata isi berupa cerita-cerita seperti yang mba Luckty tulis diatas, ahh… jadi penasaran pengen baca seutuhnya, hehe… ditambah ini merupakan hasil karya dari penulis yang terpilih di Ubud Writers Readers Festival 2014, wajib baca dan koleksi nih….

    Teima kasih reviewnya ya… 🙂

  13. Nama : Sekar Risqiana
    Twitter : @skrstck

    kesan awal pertama waktu liat cover-nya sih langsung mikir kalo kemungkinan besar rada rada horor gitu. eh setelah baca reviewnya jadi bengong sendiri. beneran bikin banget baca ini novel, dan nggak tau kenapa suka sama sindiran “Kenapa hukum tidak pernah bekerja? Di mana hukum ketika bangsa kita kian hari kian merana? Apakah keadilan sudah tersapu gelombang, hilang? (hlm. 8)” –> tuh sindiran pas banget buat situasi sekarang. aaaaa pengen dapet giveaway ini:33

Leave a comment