buku, resensi

REVIEW The Frog Princess

the frog princess 1

“Kau tidak akan bisa melakukannya kalau kau tidak percaya kau bisa melakukannya. Jangan bayangkan kau gagal –bayangkan kau sedang melakukannya.” (hlm. 188)

Lahir sebagai sebagai seorang putri tidak otomatis menjadikannya seorang gadis yang anggun nan percaya diri, sebuah fakta yang selalu diratapi Putri Emeralda selama empat belas tahun ini.

Tawa seorang putri harus terdengar seperti dentingan lonceng, bukannya seperti ringkikan keledai. (hlm. 6)

Sebagai seorang gadis kecil, Putri Emeralda menganggap rawa-rawa adalah tempat yang ajaib. Tempat kehidupan baru dimulai dan kehidupan lama berakhir; tempat para penjahat dan para pahlawan tidak selalu seperti yang kita duga; dan tempat apa saja bisa terjadi, bahkan pada seorang putri kikuk seperti dirinya. Dia pergi ke rawa-rawa untuk menghindari sang Pangeran yang akan dijodohkan dengannya.

“Apa kaitan cinta dengan semua ini? Suami dan istri yang saling mencintai adalah pengecualian, bukan peraturannya.”

“Banyak wanita yang sudah menikahi orang-orang bodoh dan benar-benar bahagia. Perundingan perjodohan sudah dimulai dan mereka tidak membutuhkan persetujuanmu.” (hlm. 30)

Ketika Putri Emeralda melarikan diri ke rawa-rawa, dia malah bertemu katak yang berbicara. Katak itu mengaku bernama Pangeran Eadric yang dikutuk oleh seorang penyihir yang sakit hati padanya akibat ucapannya yang nyinyir menilai pakaian penyihir tersebut. Maksud hati ingin menolong, yang ada malah Putri Emeralda jadi apes. Dia mencium Pangeran Eadric agar bisa menjadi manusia kembali. Kenyataannya terbalik, Putri Emeralda pun menjadi katak seperti Pangeran Eadric! >.< #PukPukPutriEmeralda

“Aku menjadi katak dan ini salahmu! Seharusnya ini tidak terjadi. Kau bilang kalau kau akan berubah kembali menjadi pangeran. Kau tidak pernah bilang kalau aku bisa berubah menjadi katak!” (hlm. 43)

“Kalau begitu, kau harus membantuku mencari caranya! Mungkin aku memang bukan putri yang paling bahagia, tapi aku tidak mau menghabiskan hidupku menjadi katak!” (hlm. 45)

“Dia bilang aku hanya perlu dicium oleh seorang putri untuk kembali menjadi pangeran. Kau seorang putri dan kau sudah menciumku, jadi kenapa aku masih menjadi katak? Penyihir tua itulah yang sudah merapal mantranya, jadi dia bertanggung jawab untuk memastikan sihirnya bekerja. Dia pasti tahu bagaimana melepaskannya. (hlm. 68)

Bergulirlah kisah Putri Emeralda dan Pangera Eadric yang berjuang keras untuk kembali menjadi wujud manusia. Banyak cara yang ditempuh mereka. Dan itu tidak mudah. Hal paling menegangkan adalah ketika mereka meminta bantuan justru terjebak oleh penyihir jahat yang akan meramu mereka. Penyihir jahat itu sedang melakukan percobaan membuat mantra. Selain tanam-tanaman langka, yang dia perlukan adalah lidah dan jari kaki katak yang bisa berbicara. Hanya bahan-bahan yang tepat yang dapat membuat mantranya berhasil, dan itu termasuk mereka sebagai katak yang bisa berbicara. Glek!! >.< #PukPukPutriEmeraldaAmaPangeranEadric

“Aku tidak akan bisa selalu melindungimu seperti yang aku lakukan hari ini.” (hlm. 21)

Ada yang menarik dari buku unyu ini. Ketika mereka berpapasan dengan kodok, kita bisa melihat perbedaan kontras antara kodok dan katak. Pada bagian kulit kodok biasanya terasa kasar, kering dan terdapat bintil-bintil. Kodok biasanya juga memiliki kaki/tungkai belakang yang pendek. Bentuk jari kodok seperti cakar yang berfungsi untuk menggali. Kodok biasanya hidup pada tempat-tempat tertentu di sekitar rumah, dan kayu lapuk. Sedangkan pada katak, kita akan melihat perbedaannya dengan jelas. Umumnya katak memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan kodok. Kulitnya juga terasa halus bila disentuh akan terasa lebih lembab. Kaki belakangnya biasanya lebih panjang sehingga katak lebih pandai melompat. Pada bagian jari-jarinya terdapat selaput yang dapat berfungsi untuk berenang dan menempel pada pohon. Katak lebih mudah kita temukan pada wilayah berair seperti sungai, rawa,danau, dan persawahan.

“Kalian para katak mengira bahwa kalian lebih baik dengan kulit kalian yang halus dan wajah cantik…” (hlm. 74)

Hari-hari yang dilalui Putri Emeralda sebagai katak telah mengajarinya banyak hal, dan sebagian besar berupa hal-hal yang sudah lama diduga. Rawa-rawa sebuah tempat ajaib di mana kehidupan yang tua dapat berakhir dan kehidupan yang baru dapat mengalami berbagai kejadian tak terduga; di mana teman dan pahlawan dapat muncul dalam berbagai wujud; dan di mana hidup bisa begitu indah, bahkan bagi seorang putri yang kikuk.

Saya memilih membaca buku ini untuk Posting Bareng BBI bulan Januari bertema fabel. Kenapa ini masuk fabel? Karena selain Pangeran Eadric dan Putri Emeralda yang berwujud menjadi katak, akan kita temukan juga beberapa hewan yang menjadi tokoh dalam buku ini. Ada Li’l si kelelawar dan Fang si ular.

Ternyata buku ini berseri. Hasil dari googling, ada delapan seri. Semoga Atria menerjemahkan semua serial lanjutannya yaaa… 😉

Keterangan Buku:

Judul                     : The Frog Princess

Penulis                 : E. D. Baker

Penerjemah       : Khairi Rumantati

Penyunting         : Jia Effendie

Penyerasi            : Ida Wajdi

Pewajah isi         : Siti Qomariah

Penerbit              : Atria

Terbit                    : April 2010 (Cetakan Pertama)

Tebal                     : 268 hlm.

ISBN                      : 978-979-1411-93-6

 

Cover asli The Frog Princess 1-8

the frog princess 2 the frog princess 3 the frog princess 4 the frog princess 5 the frog princess 6 the frog princess 7 the frog princess 8  the frog princess 10

Young Adult Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/07/young-adult-reading-challenge-2014/

2014 TBBR Pile – A Reading Challenge

https://luckty.wordpress.com/2014/01/02/2014-tbbr-pile-a-reading-challenge/

New Authors Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/02/new-authors-reading-challenge-2014/

30 thoughts on “REVIEW The Frog Princess”

    1. setauku yang difilmin itu yang pangeran katak, yang ini belum pernah nonton, mungkin juga udah di filmin juga… 😉

  1. mbak, ini sama dengan cerita tentang pangeran kodok ga? The Frog Prince apa kalo ga salah, yang udah banyak diadaptasi ke buku cerita anak-anak bergambar juga.

    1. kalo the frog prince beda ama ini, mbak. Kalo di novel ini, putri yang nyium katak malah jadi katak juga, gyahahaha… x)

  2. Ahh, buku retelling dongeng >.<

    Pas baca awal, aku kira buku ini bakal mainstream: putri yg tidak putri (ini premis sudah bikin saya bosan), tapi yang bikin menarik adalah ketika ciuman itu!

    Terbitan Atria ya? Ah, semoga mereka segera menerjemahkan seri Intergalactic Bed and Breakfast juga.

  3. di dalam bahasa inggris juga dibedakan antara kodok dan katak dalam penyebutannya…. yg satu disebut FROG, satunya lagi disebut TOAD

    cerita yang membalikkan cerita yang sebelumnya ada, unik juga 😀

  4. Eh baru tahu kalo buku ini serial ya, yang diterjemahin baru 1 sih.. Kapan hari pernah iseng pengen baca, tp keburu kejual, hahaha… *balada penjual buku* *antara pengen baca & dapet duit* 😛

  5. Hihi … yg booming biasanya pangeran katak, lah ini ada putri katak 😀

    Banyak yg memimpikan dijodohkan dg pangeran impian, si Putri Emeralda malah sembunyi di rawa2 demi menghindari pangeran yg akan jadi pendampingnya. Hihi … gondok bgt pas sang putri yg malah jd kodok >.<

    Untung kamu jelas kan kalau katak dan kodok berbeda. saya malah dari dulu mengaggapnya sama, cuma beda pelafalan aja. Makasih yaaa jadi tahu sekarang 🙂

    Wowww! Berseriii! Keren nih, pasti lucu2 semua yaaa … Fabel memang menarik :') Coba deh kamu ngasih tahu apa yg kamu suka dari fabel dan perbedaan perasaanmu saat membacanya dibanding membaca buku2 lainnya …

  6. Pangeran Eadric vs Putri Emeralda (ketika katak dan kodok) bertemu pasti suaranya berisik banget nih saling beradu hehe

    saya suka sama kalimat ini di hal 188 >“Kau tidak akan bisa melakukannya kalau kau tidak percaya kau bisa melakukannya. Jangan bayangkan kau gagal –bayangkan kau sedang melakukannya.”

    setuju !

  7. Jadi keder duluan liat seri-nya yang banyak, takut jatuh hati dan pasti akan susah menahan diri untuk nggak penasaran sama seri lanjutannya…

    🙂

    Pernah liat sih di tokbuk, kira-kira masih ada nggak ya…

  8. Wah, buku seri terjemahan ya… Menarik sekali.
    Berbumbu fabel dan romance?

    Semoga tidak mengecewakan, mengeahui buku seri seperti ini kebanyakan ya… Gitu.

    Tapi kovernya sungguh menarik, saya tahu mba Lucty ini kritis karena sering googling setelah membaca xD
    Sukses terus..

  9. astaga lucuuuu ini kayak disney tapi bentuk buku.
    smpai ada perbedaan katak dengan kodok. aku kira itu hanya perbendaan bahasa. kalau katak, bahasa indonesia kalau kodok bahasa jawa XD

  10. Kepingin baca, tapi warna covernya bikin minder. :p

    “Kulitnya juga terasa halus bila disentuh akan terasa lebih lembab”

    Ewww… megang-megang katak? Aku nggak bisa. Aku nggak bisaaaaa. *pingsan*

  11. “Kau tidak akan bisa melakukannya kalau kau tidak percaya kau bisa melakukannya. Jangan bayangkan kau gagal –bayangkan kau sedang melakukannya.” ini quote patut dipraktekkak (Y)

    betewe saya paling seneng sama cover terakhirnya.. unyu!! >.<

Leave a reply to sariwidiarti Cancel reply