kuis

#HUT5BBI: #BBIGiveaway

BBI BIRTHDAY“Sahabat baik bagiku adalah seseorang yang menghadiahiku buku yang belum pernah aku baca” – Abraham Lincoln

Selamat ulang tahun Bebi, umur lima tahun berarti udah bisa masuk TK #eaaa 😀 Umur lima tahun pasti lagi unyu-unyunya. Nggak kerasa di usia yang unyu ini sudah merangkul ratusan Blogger Buku Indonesia. Semoga tetap pada semangat membaca dan menuliskan reviewnya atau apapun minatnya yang berkaitan dengan buku dan juga dunia literasi Indonesia.

Bulan April ini benar-benar menguras tenaga. Ini aja habis #PerpisahanSekolah, teparnya belum selesai. Masih harus beberes pasca #UNBK2016 & #PerpisahanSekolah. Sudah di pertengahan April, bulan ini hanya sempat baca dua buku.. :’) #TolongBaimYaAllah

Saya pun nggak bisa ikutan rangkaian rutin #HUT5BBI, padahal tiap hari temanya menarik, tapi apalah daya waktunya yang nggak keburu. Dunia nyata benar-benar menguras waktu, pikiran, dan tenaga x))

Etapi berjanji nggak mau melewatkan momen di hari kelima, apalagi kalau bukan edisi giveaway alias bagi-bagi buku. Kebetulan saya punya pertanyaan yang nantinya akan membantu atau semacam tips untuk planning hidup selanjutnya, yaitu memiliki Kafe Buku. Bisa jadi tahun depan atau beberapa tahun ke depan, karena tahun ini baru mulai fokus di bisnis sablon 😀

passion

Simak syaratnya:

1. Peserta tinggal di Indonesia.

2. Follow akun twitter @lucktygs dan @BBI_2011 jangan lupa share dengan hestek #BBIGiveaway #HUT5BBI dan mention via twitter.

3. Follow blog ini, bisa via wordpress atau email.

4. Jawab pertanyaan di kolom komentar di bawah, plus nama, akun twitter, dan kota tinggal. Pertanyaannya adalah berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

5. Giveaway ini juga boleh di share via blog, facebook, dan sosmed lainnya. Jangan lupa sertakan hestek  #BBIGiveaway #HUT5BBI yaaa… 😉

Event ini gak pake helikopter, eh Rafflecofter yang ribet itu. Jadi pemenang ditentukan dari segi jawabannya yaaa… ( ‘⌣’)人(‘⌣’ )

#BBIGiveaway #HUT5BBI ini berlangsung seminggu: 15-21 April 2016. Pemenang akan diumumkan tanggal 22 April 2016.

Akan ada empat pemenang:

  • Dua pemenang masing-masing memilih buku yang diinginkan sebesar Rp. 75.000 (belum termasuk diskon) setiap orangnya di bukabuku
  • Dua pemenang akan dibuatkan kaos dengan tulisan/quotes dari buku bebas pilihanmu sendiri. Ukuran kaos hanya sampai XL ya.

Silahkan tebar garam keberuntungan dan merapal jampi-jampi buntelan yaaa… ‎(ʃƪ´▽`) (´▽`ʃƪ)!

PicsArt_02_04_2016_12_00_11[1]Selain itu, bisa ikutan GIVEAWAY dari para member BBI lain, di LINK ini yaa.. :))

Pengumuman Pemenang Giveaway #HUTBBI #BBIGIVEAWAY

Terima kasih dengan keantusiasan teman-teman untuk mengikuti Giveaway ini. Terima kasih atas saran, masukan, ide maupun tips and trik seputaran kafe buku. Mudah-mudahan tahun depan atau suatu hari nanti bisa terealisasi atau juga siapa tahu ada yang mau ngelamar trus buatin kafe buku 😀 #eh #ngarep #MulaiDelusi

Pemenang giveaway kali ini adalah:

Dua pemenang yang masing-masing mendapatkan voucher buku sebesar 75.000 di bukabuku:

Twitter : @RiawaniElyta
Kota : Tanjungpinang, Kep. Riau

Nama: Agnes
Akun Twitter: @its_nessie
Domisili: Tangerang – Banten

Dua pemenang yang mendapatkan kaos quotes pilihan:

nama: Rico Martha
twitter: @richoiko
tempat tinggal: kabupaten Blitar

Nama : Rissya Mutya Prima
Twitter : @RMP2982
kota tinggal : Bandar Lampung

Selamat buat pemenang. Sila kirim email ke emangkenapa_pustakawin[at]yahoo[dot]com dengan judul:konfirmasi pemenang Giveaway #BBIGIVEAWAY. Kemudian di badan email cantumkan; nama, alamat lengkap, dan no hape. Dan juga sertakan hadiah yang diterima. Untuk pemenang voucher, sertakan link bukunya. Dan untuk pemenang kaos, tolong tuliskan quotes pilihanmu yang akan dibuatkan plus ukuran kaosnya ya.

Buat yang belum menang, jangan sedih. Masih banyaaaakkkk giveaway lainnya yang menanti!! :*

@lucktygs

83 thoughts on “#HUT5BBI: #BBIGiveaway”

  1. Nama: Farikhatun Nisa
    Twitter: @littlepaper93
    Domisili: Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

    Jawaban: Kafe Buku? Eum… Aku jadi teringat novel Scent karya Kak Yuli Pritania. Di dalam novel itu si tokoh utama pria memiliki Kafe Buku. Jikalau aku memiliki kesempatan untuk memiliki sebuah Kafe Buku, aku akan menjadikan konsep kafenya Song Joon sebagai inspirasi. Jadi konsepnya itu, setiap meja berisi empat kursi yang bisa menampung empat orang. Setiap meja satu dengan meja yang lain dipisahkan oleh sekat yang berfungsi sebagai rak yang berisi buku-buku dengan genre atau tema yang berbeda-beda sesuai jumlah meja. Jadi satu tempat berisi buku2 yang tema atau genrenya sama, seperti: hukum, politik, thriller, fantasy, etc. Furniturnya semua terbuat dari kayu. Jadi, bau makanan, kayu, dan buku menyatu menjadi perpaduan aroma surgawi bagi pecinta buku. Kebanyakan, pecinta buku memang suka sekali mencium bau buku. Selain itu, dengan konsep ini, pengunjung kafe seperti memiliki perpustakaan pribadi dengan keleluasaan membaca buku. Dan pengunjung bisa berpindah-pindah tempat setiap kali berkunjung jika ingin mencoba satu tempat ke tempat lain. Dan pasti pengunjung akan memiliki tempat favorit. 🙂 semoga ini bisa menjadi tips buat Kakak 😀

  2. Nama: Opat
    Akun twitter: @casualreader4
    Kota tinggal: Jakarta

    Hi Luckty, pertama aku mau tanya dulu, itu rak bukumu kah? Mau saran (plus juga saran utk klub buku nanti), itu di bagian belakang rakdikasih semacam triplek. Kalau nempel dinding nanti lebih cepat rusak bukunya. Untuk saran dasar sih, raknya kalau warna putih dengan nuansa abu lebih baik, jadi kelihatan shabby dan vintage. Juga pernak-pernik shabby chic biar keliatan gaul dan instagrammable :p Penerangan juga jangan yang dim light, jadi lebih enak saat membaca.

  3. Nama: Arini Angger
    Twitter: @ariniangger
    Kota: Jakarta

    Wah asik ya kalau ngayalnya punya cafe buku, emm pasti jarang banget yang punya dan konsep yang akan aku buat sih nantinya pengunjung bisa nostalgia juga dengan karya- karya lama penyair dan juga banyak karya sastra yang di filmkan, bisa juga dengan coffee time. Dibalut dengan kemasan kekinian dengan alur yang tak membosankan dan ditambah bisa dengan makanan cemilan. Dan tempatnya sangat strategis yang bisa didatangi oleh banyak kalangan. (semoga terwujud)

  4. Nama : Fatimatus Zahroh
    Twitter : the_cherriez
    Kota : Kudus, JaTeng

    Hal pertama yang aku pikirin sebernya adalah bagaimana ngejaga buku2 kesayangan ini dari noda2 makanan dari tangan atau tumpahan pengunjung. Karena kalau konsepnya nyatu, bebas ngebawa buku waktu makan, kemungkinan besar kan halaman2 buku bakal jadi korban minyak, saus, atau tetesan es. Sayang bnget lah ;w;

    Ada 2 konsep ide yg muncul di kepalaku, sih. Pertama bedakan ruang membaca dan makan. Meski pun dekorasi ruang makan bakal masih ada embel2 bukunya. Anyway, ga kudu rak2 tinggi yg kayak di perpus. Aku malah nyaranin rak2 unyuk simple yg skrng bnyak tersebar di pasaran. Yg bentuknya ky ranting pohon, atau alphabet yg tengahnya bolong dipake rak. rak2 pendek sepinggang jg bgus. pokoknya yg ga terkesan kaku, sumpek, dan dark, biar orang yg ga suka ke perpus dan baca, juga ngerasa tertarik datang.

    Ide ke2, pengunjung boleh makan dan baca di tempat yg sama. Untuk meminimalisir adanya halaman yg kotor, makanan setidaknya di buat simple. yg ga berat2 dan ribet. tp kecerobohan mau gimana lg pasti terjadi krn keasyikan ngemil smbil baca (pengalaman). Yah, minimal cover buku dilindungi plastik lah.

    Ada tempat buat cuci tangan. (ini yg penting tp kadang disepelekan, padahal kebersihan kn bagian dr iman, whehe) menu2 makanan dibuat semenarik mungkn. mungkn bsa ngambil judul atau penulis. (kalau diminta royalti, pikir2 lg deh wkwk) Dan ada kupon makan special buat pembeli yg mau nyumbangin bukunya, apalg kalau bukunya masih baru, cmiw wiw! ((gratis ciuman dr kasirnya. eh. cium tngan kali ya))
    gthu aja deh, kak. yg pasti kafe buku ini ga fokus ke para pecinta buku aja. yg ga seneng bca, sebisa mungkn dibuat tertarik biar suka buku 🙂

  5. nama: Aulia
    twitter: @nunaalia
    kota tinggal: Serang

    Berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Kafe buku versiku adalah kafe yg di dalamnya ada perpustakaan mini.

    Kafe berdesain seperti kafe pada umumnya, hanya di atas meja ada tempat khusus untuk makanan kecil dan minuman yg didesain agar tidak mengganggu kenyamanan pelangan membaca buku, dan tidak khawatir akan tumpah dan mengotori bahkan merusak buku.

    Perpustakaan mini dipisah dari kafe agar buku-buku yg ada di dalamnya tetap terjaga. Pelanggan bisa membaca di dalam perpustakaan mini yg didesain dengan nyaman, namun pelanggan tidak diperkenankan membawa makanan ke dalam perpustakaan mini ini. Tapi mereka boleh membawa buku untuk di baca di kafe.

  6. Hapudin
    @adindilla
    Cirebon

    Jawaban:
    Kafe yang unik yang perkakasnya dibuat dari benda-benda yang dibuang kemudian didaurulang. Contohnya, kayu-kayu bekas bisa dibuat meja atau kursi. Beberapa pernik lainnya yang dibuat dari botol beling bekas. Saya merasa kafe dengan rasa kreatif tinggi akan diminati oleh anak muda. Selain menikmati suasana yang dinamis, kafe harus dibuat nyaman dengan penataan dan pengemasan yang tidak terlalu dipaksakan.

    Kafe harus dibuat sebagai tempat nyaman kedua bagi pengunjung. Nah, pencahayaan juga penting dengan membaurkan antara sudut terang dengan sudut remang-remang.

    Musik juga mempengaruhi mood pengunjung. Nyalakan saja musik yang pelan namun asyik. Contohnya musik Tulus, Lembayung Senja, Alea dan masih banyak yang lainnya. Harapannya, pengunjung yang keluar dari kafe sudah mendapatkan mood yang positif kembali.

    Buku juga penting dipajang. Tidak usah banyak. Tapi harus ada beberapa judul dan harus selalu di-update setiap minimal 2 minggu sekali. Fungsinya untuk menemani pengunjung menunggu momennya. Sehingga tidak ada “menunggu-melamun”.

    Ayo, buat kafe bukan sekedar tempat gaya-gayaan. tapi jadikan sebagai spot rumahan yang memiliki guna menjadi jeda dan spasi untuk kehidupan rutin.

    BBI, selamat ulang tahun ya!

  7. Nama : Rissya Mutya Prima
    Twitter : @RMP2982
    kota tinggal : Bandar Lampung
    Link Share : https://twitter.com/RMP2982/status/720922549215858689
    Pertanyaannya adalah berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Oke, seketika aku membayangkan jika aku punya project membuat kafe buku. Pertama, aku akan memikirkan lokasinya, cari lokasi strategis yang akan ramai dikunjungi namun jauh dari kebisingan.
    Kedua, desain kafe buku akan memiliki dua lantai, dengan kesan homey yang nyaman. Bagian bawah akan dibuat menjadi dua bagian yaitu kafe untuk semua umur dan kafe anak-anak. Sedangkan kafe bagian atas akan menjadi kafe khusus 18 tahun ke atas yang bertujuan lebih memberikan privasi jika ingin membaca buku kategori adult/dewasa *biarnggamalu* hehe selain itu menjauhkan remaja yang kelebihan ginko biloba dari hal yang tak seharusnya. Pembagian ini menyesuaikan komposisi buku yang dapat dinikmati. Untuk bagian bawah khususnya kafe anak-anak, akan dibuat layaknya taman baca dengan sistem lesehan dan kesan bermain yang sangat kuat. Ini akan memudahkan pengunjung yang membawa anak mereka agar tidak rewel dan si orang tua bisa menikmati makanan dengan nyaman. Pada sisi lain bagian bawah akan didesain dengan sofa nyaman melingkar yang dapat memuat banyak orang. Ini ditujukan kepada pelajar/mahasiswa yang biasanya suka nongkrong beramai-ramai. Sedangkan sisi dekat jendela akan di isi dengan bangku-bangku minimalis berpasangan. Biar yang jomblo bisa nge-galau sambil melihat hujan ditemani buku yang melankolis *ketawa jahat*. Bagian tangga lantai 1 ke lantai 2 dan setiap dinding kafe akan dipajang profil profil penulis dengan tanda tangannya, sehingga membaca tidak hanya tahu akan suatu buku saja tapi juga pengarangnya. Ketiga, untuk buku akan disediakan dari berbagai macam genre juga ada yang fiksi dan non-fiksi. Untuk lantai bawah disediakan buku untuk semua umur kecuali buku berlabel dewasa yang hanya tersedia di lantai atas. Keempat, makanan. Untuk ini aku akan lebih fokus ke camilan/snack/cake dan minuman ringan like milkshake, es cendol gaul, pokoknya yang bisa dicamilin buat nemenin baca buku sambil nyantai gitu deh. Tetapi tetep ada juga kok makanan beratnya tapi ngga sebanyak varian camilannya. Kelima, adain event bulanan kayak resensi pilihan atau sumbang buku buat anak-anak pedesaan.

    intinya ini yang ada dihayalanku, maap kalo udah cuap-cuap yang panajang ya mbaaaak hehe 🙂

  8. Okeh
    – Sudah follow @lucktygs dan @BBI_2011
    – Sudah follow blog via WordPress
    – Sudah share GA di Twitter https://twitter.com/irabooklover/status/720932116788150272
    – Nama: Ira
    – Akun Twitter: @irabooklover
    – Kota tempat tinggal: Amuntai, Kalimantan Selatan
    – Kalau punya kafe buku, sy akan menentukan satu tema untuk menu utama kafe tersebut, misalnya Book & Coffee atau Book & Chocolate atau Book and Tea, dan desain tempatnya harus bernuansa buku dan menu utama tersebut. Terus tempat baca buku sama tempat makannya di pisah. Yg mau baca buku harus menunjukkan bukti sudah beli makanan atau minuman dulu. Lalu, sekalian ada tempat untuk menyewa buku kalau ada yang mau pinjem bawa pulang bukunya, atau ada fasilitas untuk membeli juga kalau-kalau pengunjung suka sama bukunya dan pengen beli 😀

    Terima kasih untuk giveawaynya Mbak Luckty, mohon doanya semoga saya beruntung ya XD

  9. Neneng Lestari
    @ntarienovrizal
    Aceh

    Kafe buku itu kan tujuannya agar para penikmat buku bisa membaca buku dengan santai. Tapi tidak mengenyampingkan kenyamanan pembacanya.

    Saran/tips dari saya:
    Pertama buat kafe buku itu seperti lesehan. Dari pengalaman saya, duduk lesehan sambil baca buku lebih nikmat daripada baca buku sambil duduk di kursi yang bikin punggung mau patah. Ide ini saya dapatkan dari sebuah drama thailand yang perpustakaan sekolahnya di lapisi karpet tebal dan para murid bisa duduk di lantai.

    Kedua: jangan sediakan wifi gratis, karena jamin pembaca bakal asik browsing daripada baca buku.

    Semntara ini itu aja dulu kafe buku bayangan aku hehe soalnya belum pernah masuk kafe buku

  10. Nama : Agustin Kurnia Dewi
    Twitter : akdewi_
    Domisili : Bogor

    Kafe buku? Saya malah baru dengar, kak. Haha.
    Kafe buku itu all about book atau perpaduan kafe dan buku? Heheu.
    Btw, saya pun punya keinginan yang sama. Menyatukan antara kafe dan buku. Bukan niat ikuta-ikutan, loh. Wkwk. Tapi emang saya sejak lama pengen punya usaha sendiri. Capek kerja “untuk orang”. *curhat* 😀

    Entah ini bisa dibilang saran atau menuangkan keinginan saya di dalam otak, saya punya bayangan (atau imajinasi?) ttg kafe dan buku.
    Pertama, saya pengen punya kafe yang homey, tempat nongkrong tapi dibuat sesantai mungkin mirip rumah. Dengan tema simple, sederhana, rapi, tapi kekinian. Dengan menu makanan khas Jawa (berhubung saya orang Jawa Tengah yg merantau) dipadu dgn sentuhan modernitas(?). Misal makanan tradisional tapi penyajian berasa makanan bule. :p

    Di samping kafe, ada ruangan khusus berupa outdoor dan indoor di mana berisi perpustakaan dari berbagai buku. Ada buku politik, agama, novel, dongeng, bahkan buku pelajaran.
    Rak dan ruangan sekat diatur sesuai tema buku. Ada ruang baca di setiap sekat ruangan dan satu ruang baca umum. Misal di ruang buku dongeng anak2, akan ada tempat dgn tema anak2 pula.
    Dan perpustakaan tsb menerima persewaan juga. Kalau dibawa keluar dr ruangan, dikenakan biaya sewa perhari. Boleh dibaca di kafe juga. Perpustakaan terbuka untuk umum. Semua orang boleh menyumbangkan buku juga. Lalu, membuat perpustakaan keliling.

    Ini pemikiran saya karena jaman sekarang animo pembaca khususnya anak2 mulai berkurang semenjak ada gadget. Saya ingin mengajak orang2 untuk membaca sesuai usia mereka. Terlebih para anak jalanan.

    Ah, banyak ide-ide gila di otak gesrek saya. Semoga saja ide yang positif bisa dilaksanakan. Amin.

    Btw, kita bisa joinan kah kalo mau bikin kafe buku? Wkwkwk

  11. Nama : Dona Simanungkalit
    Twitter : donakalit
    Domisili : Sibolga

    Kafe buku??? yang aku bayangkan sih ramah anak-anak.. ada bagian lesehan dgn bantal – bantal besar. Mgkin hrs dipisahkan dr bagian pengunjung dewasa, krn biasanya anak2 lebih aktif (berisik). Klu utk bagian pengunung dewasanya, boleh lah ada koñsep workspace, jd pengunjung y mau sambil kerja jg bisa..

  12. Nama: Peri Hutan
    Akun @peri_hutan
    Kota Tinggal: Sragen
    Jawaban: Yang jelas bisa baca buku gratis sambil makan enak dengan harga terjangkau XD. Selain itu aku pinginnya ada ruang yang tertutup, jadi bagi yang tidak ingin terganggu tetap nyaman membaca dan menikmati makanan dengan santai, tidak ada batas waktu berkunjung juga, kalau perlu sampai satu buku tamat dibaca 😀

  13. Nama: Hana Fathimah
    Akun twitter @hanafathimah
    Domisili: Pekalongan/Jogja
    sudah follow dan share!

    Tips buat kafe buku, ya? Hhm.. Itu juga mimpiku. Kalau aku sih pengennya, selain disediain buku yang boleh dibaca (jelas ya):
    1. dibikin ada “calm room” => ini ruangan buat yang mau baca dengan tenang, kursi2nya dibikin single aja, sama ada “fun room” => ini buat yang datang ke kafe dengan tujuan utama makan/minum/nongkrong, kayak kafe biasa..
    2. di dinding di tempeli poster2 buku-buku yang lagi ngehit, atau buku2 unik dari lokal dan manca, poster ini diganti tiap jeda waktu tertentu, jadi pelanggan bisa melek berbagai jenis/genre buku dan penulis..
    3. bikin kupon berhadiah buku gitu.. Misal setiap pesan makan/minum dapat kupon, terus kupon ini setelah diakumulasi bisa ditukerin buku .. haha asiik tuh

  14. Nama: Fitra Aulianty
    Akun: @fira_yoopies
    Domisili: Pekanbaru

    Aku sih pengennya kalau ada cafe buku ya ada buku berbagai genre. Tapi susah ya kayak gitu. Mungkin menu buku utama di cafe itu ya tentang cemilannya sama minuman. Buku resep gitu mungkin atau buku sejarah tentang cafe?
    Ya secara umum di cafe itu kita bukan cuma hanya menikmati cemilan, tapi juga ilmu pengetahuan tentang cafe, sejarahnya, daftar cafe-cafe dengan konsep unik lainnya. Dan juga yang penting banget, cafenya pake lagu klasik! Enak kan ngopi sambil denger lagu, sekalian bisa ngetik juga. Bau buku, bau cafe dan bau naskah baru ^^
    Tipsnya mungkin yang kerja di toko itu diwajibin pecinta buku, minimal udah 2 tahun menggeluti dunia buku. Jadi pelanggan sama pelayannya sama-sama have fun, menikmati cafe yang impian semua pecinta buku dan bisa ngegosip tentang buku tanpa diprotes siapa pun

  15. Nama : Nurhidayanti
    akun twitter : @CallMe_Yanti
    kota tinggal : Martapura, Kal-Sel

    Kalau punya cafe buku?
    Aah, aku juga punya impian punya cafe buku, konsepnya simple, warm, cozy dan banyak ornamen kayu dan tentu saja banyak buku-buku di dalamnya. Lebih pengen bikin cafe buku yang bisa bikin orang yang punya hobi ‘membaca’ jadi lebih nyaman, yang pasti meja-mejanya dari kayu yang sebisa mungkin nggak di cat jadi biar nuansa alaminya lebih terasa, begitu juga kursi-kursi duduknya semuanya dari material kayu. Cafenya bernuansa warna putih. Nah, di beberapa sudut cafe disediakan beberapa rak buku berupa lemari dengan kaca yang bukunya bisa dipinjam oleh para member kafe buku. Jadi di cafe buku disediakan kartu member dan yang udah jadi member bisa pinjam buku dengan gratis, tapi harus dikembalikan juga ya biar koleksi bukunya nggak habis. Selain itu kafe bukuku juga menerima apabila ada yang mau menyumbang buku kesayangannya untuk nambah koleksi buku.
    Di kafe bukuku harus ada area taman yang ditumbuhi rumput hijau biar bisa selonjoran sambil baca buku dan disana juga disediakan tempat duduk yang nyaman dan lampu taman yang cukup terang biar bisa membaca disana, terus harus ada wifi biar para pengunjung cafe bisa sambil bekerja atau berselancar di dunia maya. Makanan yang disediakan bukan menu yang berat-berat, cukup snack-snack semisal kentang goreng, batagor,mie goreng, kue-kue seperti donat dan cup cake kalau minumannya ada berbagai macam kopi asli Indonesia, teh, dan cokelat panas. Nah, area makan dan area baca dipisah biar bisa fokus buat baca buku dan saat makan nggak ngotorin bukunya dengan tumpahan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Di area taman aku pengen ada tanaman peneduh biar yang lagi baca nggak kepanasan dan karena kafe bukuku ada 2 lantai, di lantai 2 aku ingin sekali ada banyak pot berisi bunga-bunga kecil tersusun di balkon biar kelihatan lebih manis. Dan atapnya ada panel-panel surya sehingga bisa menghasilkan listrik yang bisa dipakai untuk cafe karena cafeku berkonsep ramah lingkungan juga.
    Di dinding-dinding cafe banyak frame foto yang isinya ada kaos-kaos bertuliskan quotes- quotes yang bertema tentang buku. Ada area juga buat ngisi tanda-tangan bagi yang udah berkunjung ke cafe bukuku. Wah pokoknya cafe bukuku harus rame pengunjung dan disana pada banyak yang suka membaca buku. Setiap malam minggu ada malam apresiasi puisi jadi pengunjung boleh membacakan puisi karyanya di depan panggung yang disediakan khusus untuk melakukan pertunjukan baik musik akustik atau membacakan puisi.

    Oya, ngga lupa Selamat Ultah ke-5 buat BBI, terus mewarnai dunia literasi Indonesia ya!

    Wish me luck!

  16. Nama : jenny
    Akun twitter : @jennykawilarang
    Kota : Surabaya
    Follow blog dan twitter : checked.
    Share Link : https://twitter.com/JennyKawilarang/status/721191788422107137

    Kalau saran saya sih sebaiknya kafe buku jangan dibolehin makan/minum sambil baca. Soalnya takutnya buku bisa gampang rusak/kena noda. Bagaimana kalau dibuat ruangan terpisah antara kafe dan tempat bukunya. Jadi sesudah selesai makan/minum, kita pindah ke ruangan sebelah yang sudah disetel lebih cozy. Bisa pakai sofa yang empuk atau karpet tebal sambil ditemani musik klasik.

    Kalau mau baca mungkin harus dengan pembelanjaan minimal sekian ya, biar kafenya lebih laris. 🙂
    Saran ini terpikir olehku secara aku gak hobby baca sambil makan/minum. Kurang asyik. Hehehe….

  17. Nama : jenny
    Akun twitter : @jennykawilarang
    Kota : Surabaya
    Follow blog dan twitter : checked.
    Share Link : https://twitter.com/JennyKawilarang/status/721191788422107137

    Kalau saran saya sih sebaiknya kafe buku jangan dibolehin makan/minum sambil baca. Soalnya takutnya buku bisa gampang rusak/kena noda. Bagaimana kalau dibuat ruangan terpisah antara kafe dan tempat bukunya. Jadi sesudah selesai makan/minum, kita pindah ke ruangan sebelah yang sudah disetel lebih cozy. Bisa pakai sofa yang empuk atau karpet tebal sambil ditemani musik klasik.

    Kalau mau baca mungkin harus dengan pembelanjaan minimal sekian ya, biar kafenya lebih laris. 🙂
    Saran ini terpikir olehku secara aku gak hobby baca sambil makan/minum. Terkadang makanannya jadi dingin gara gara keasyikan baca. Atau bisa sebaliknya, jadi gak konsentrasi baca akibat menikmati makanan.

  18. Nama : jenny
    Akun twitter : @jennykawilarang
    Kota : Surabaya
    Follow blog dan twitter : checked.
    Share Link : https://twitter.com/JennyKawilarang/status/721191788422107137

    Kalau saran saya sih sebaiknya kafe buku jangan dibolehin makan/minum sambil baca. Soalnya takutnya buku bisa gampang rusak/kena noda. Bagaimana kalau dibuat ruangan terpisah antara kafe dan tempat bukunya. Jadi sesudah selesai makan/minum, kita pindah ke ruangan sebelah yang sudah disetel lebih cozy. Bisa pakai sofa yang empuk atau karpet tebal sambil ditemani musik klasik.

    Kalau mau baca mungkin harus dengan pembelanjaan minimal sekian ya, biar kafenya lebih laris. 🙂
    Saran ini terpikir olehku secara aku gak hobby baca sambil makan/minum. Kurang asyik. Hehehe….

  19. Nama : Heni Susanti
    Akun : @hensus91
    Kota : Pati – Jawa Tengah

    Kalau punya kafe buku (Aamiiin), aku mau konsepnya sederhana, hangat, nyaman dan homey. Jadi semua pengunjungnya nanti bisa betah datang ke sana. Terus akan ada beberapa pembagian ruangan.
    > Ruang loby, untuk pengunjung pesan makanan dan memilih ruang baca, mengambil nomor, tanda pengenal atau tanda anggota untuk memudahkan pelayan tahu lokasinya.
    > Ruangan pertama adalah lokasi semua buku ada. Jadi kaya perpustakaan gitu yang penuh rak dengan satu dinding kaca. Ada satu bagian buat baca bagi yang mau baca disitu. Lalu semua pengunjung (nanti ada kartu membernya bagi setiap yang datang ke kafe dan dibuatkan gratis) nanti akan selalu mengunjungi ruangan ini untuk mengambil buku yang mereka inginkan, dicatat petugas, mengisi kartu pengunjung dan lalu bisa memilih mau baca bukunya dimana.
    > Ruangan kedua yang full cafe theme dengan meja dan kursi, juga ada satu panggung buat akustikan bagi pengunjung yang ingin membaca sambil mendengarkan musik. Disini nanti kursinya yang depan panggung meja bulat dan kursi busa yang nyaman, tapi dibagian yang dekat tembok ada sofa panjang full dinding dengan meja kayu yang panjang juga. Jangan lupa ada satu bagian dinding yang full kaca jadi saat siang tetap terang tanpa lampu dan saat malam pengunjung bisa melihat pemandangan langit malam.
    > Ruangan ketiga lebih dibuat untuk yang suka keheningan saat membaca. Tetap dengan salah satu dinding full kaca (aku suka suasana terang seperti ini). Mungkin dibuat kedap suara, aku belum paham yang dibuat kedap ruangan ini atau ruangan full musik biar suara dari luar tidak terdengar kesini, intinya nanti diatur supaya ruangan ini hening. Ruangan ini nanti temanya homey, dengan sofa santai panjang bagi yang suka membaca sambil tiduran, sofa santai biasa, kursi goyang, pokoknya semua yang nyantai ada di ruangan ini deh.
    > Ruangan keempat temanya lesehan. Jadi nanti satu ruangan akan full karpet tebal yang nyaman, dengan bantal duduk yang tersebar di seluruh ruangan dan ada wadah khusu untuk makanan ataupun minumannya biar karpet aman. Ruangan ini nanti juga bisa untuk ruangan anak-anak. Ada meja pendek di sisi ruangan tapi tanpa kursi. Tetap dengan satu dinding full kaca.
    > Ruang makanan. Ini nanti meliputi dapur dan tetek bengeknya, tempat penyimpanan bahan makanan, snack dan minuman.
    Kalau bisa mungkin nanti semua makanan dan minuman yang tersedia buatan sendiri, termasuk snack dan makanan sehat untuk anak-anak.

    Begitulah kafe buku impianku. Semoga berguna dan kalau bisa jadi kenyataan. Aamiiin.

  20. Nama : Dian
    Akun twitter : @DeeLaluna
    Kota tinggal : Ngawi

    Kalo suruh ngasih ide tentang kafe buku, aku nyaranin bikin kafe yang nggak pilih tempat yang berjajar kayak di ruko-ruko gitu. Pilih lokasi sebuah rumah yang punya banyak jendela besar dengan ruangan yang luas.
    Lalu, bikin suasana ruangan sangat terang, kalau bisa jendela-jendela besar itu menampilkan suasana di luar ruangan, baik itu suasana jalan atau taman.
    Bikin grafity yang meriah dan ceria di beberapa dindingnya. Grafity bisa menggambarkan tentang sebuah buku, atau bisa juga menuliskan quote-quote atau puisi yang menarik.
    Rak-rak buku terbuat dari kaca, bukan dari kayu. Dan, rak-rak kaca itu di tata sedemikian rupa, hingga pengunjung kafe mudah untuk memilih buku bacaan tanpa menganggu privacy pengunjung lainnya.

    Udah gitu aja 😀

  21. Dias Shinta Devi
    @DiasShinta
    Bogor

    wah saya juga pengen banget bikin kafe buku nih mbak.. di bogor jarang banget tempat buat peminjaman buku gitu..
    kalau yang pengen saya bikin sih emang sederhana aja, kafenya di lantai 1, diiringi musik klasik pelan (biar gak ganggu pelanggan yg memilih baca di sini). di lantai 2 itu tempat rak-rak bukunya, di tiap sisi ruangan ada sofa baca yg diatur sedemikian rupa.. eits dindingnya kaca ya, jadi dari lantai dua bisa liat pemandangan kota bogor yang keren banget ituuu~ 😀
    oh iya, aku pengennya nanti kafe buku itu punya aroma buku yang amat disukai para pecinta buku.
    hmm aku juga pengen punya konsep berbagi kalau kafe itu udah jalan, jadi mereka bisa menukarkan buku langka dengan kriteria tertentu dengan buku terbitan baru 😀

  22. Nama: Athaya Irf
    Twitter: @jeruknipisanget
    Domisili: Tangerang

    Aku inginnya punya cafe buku yang letaknya ditempat yang tenang (tidak harus ditempat yang bising dan ramai seperti tepi jalan).
    Cafe bukunya harus diisi buku-buku yang update dan terbaru. Buku-bukunya disusun berdasarkan genre atau nama penulisnya. Kalau bisa dibuat rak secara terpisah dan rapi penyusunan dan penomoran bukunya. Ada penerangan yang cukup, bangku yang nyaman, ventilasi udara yang bersih dan pendingin ruangan.

    Cafe bukunya mesti ada beberapa fasilitator yang bisa membantu menemukan buku yang ingin kita baca. Pegawainya juga mesti ramah dan tanggap melayani pengunjung dan mesti banget menerapkan senyum, sapa dan salam.
    Seru banget ya kalau bisa datang ke cafe buku 🙂

  23. nama: Rico Martha
    twitter: @richoiko
    tempat tinggal: kabupaten Blitar
    saran: saya sih menyarankan mengenai sistem pembayaran. jadi pembeli boleh membayar tagihan bill dengan buku baru yang sesuai dengan nominal harga buku tersebut. kenapa harus baru? ya itung-itung biar koleksi buku di kafe bisa bertambah dengan kualitas bagus. mekanismenya bagaimana? misalkan saya sebagai konsumen, tagihan bill 150rb. nah saya ingin membayar pakai buku baru yang harganya 60rb. jadi saya cukup membayar dengan buku tersebut dan kekurangannya sebesar 90rb. hehe mungkin ini jadi penyelamat bagi penimbun yang mungkin memiliki buku baru tapi nggak sempet dibaca. nongkrong di kafe terlaksana, isi dompet juga terselamatkan karena menggunakan buku sebagai pembayaran.. 😀

  24. nama : Alvina
    akun twitter : @alvina13
    kota tinggal : solo

    saran :
    Eng.. saya bingung mau nyaranin apa. udah banyak banget sarannya XD
    Kalau saya sih suka kafe buku yang membebaskan pembacanya, sediakan sofa nyaman dengan tumpukan majalah dan buku di meja. kalau mau pake lemari, taruh di dekat dekat situ saja, jadi sambil baca bisa sambil leyeh leyeh baca.

    Iya resikonya memang buku jadi terancam mudah rusak, hahahh.. Tapi setiap pekerjaan pasti ada resikonya kan XD

    Mungkin bisa disiasati dengan meja panjang kayak bar gitu, jadi kalau mau makan berat bisa di meja panjang itu, ngga boleh dibawa ke sofa

  25. Velika Natalia
    @VelikaNatalia
    Semarang’an aja saya ma…

    Wow 😊 keren kak luckty. Semoga saya bisa mengikuti jejakmu.
    Realistis cafe dibuat cafe angkringan dimana anak2 kurang beruntung, ga akan ragu untuk masuk menengok satu dua halaman buku. Dibuat ruang yg sesimple mungkin tak ada kursi hanya meja persegi diatur zigzag dengan alas carpet merah dan hijau, dengan penyeka rak buku gantung yang isa digeser seperti rolling dor ini bisa sebagai fungsi kenyamanan pengunjung kalau butuhin private room tp jangan kaget klo rak nya bergeser tiba-tiba.
    Memang butuh ruang yg lumayan besar untuk nyiptainnya mungkin 10x10meter persegi. Tp los tanpa dinding penyeka kecuali dapur. Karna cafe angkringan menu terjangkau. Dan ada yang berbeda mreka bisa membayar menu tidak hanya dengan uang tp dgn buku. Perhitunganbiayanya bisa dipikirkan lanjut. Dah itu aja. Aga muluk soal rak gantung rolling nya si. Tp ya itu ide saya.

    Terima kasi suda membaca.

  26. Ananda Nur Fitriani | @anandanf07 | Bogor

    Wah, kafe buku! Aku membayangkan kafe berbentuk runangan persegi panjang dengan dekorasi kayu-kayu, seperti perpustakaan, dan nuansa biru laut namun di luarnya penuh dekorasi taman hijau. Jadi ada tempat di mana kita bisa makan sambil membaca outdoor, dengan meja-meja bundar, yang cukup untuk 4 orang. Dan untuk yang di dalam ruangan, meja-mejanya berbentuk bilik seperti di perpustakaan sungguhan. Rak buku tinggi di 1 sisi ruangan, rak buku sedang yang tidak menghalangi cahaya dari jendela di 2 sisi ruangan, dan 1 sisi lagi sebagai tempat memesan makanan. Menu makanan padatnya bertempat pada box, supaya tidak ada remeh-remeh yang berjatuhan, dengan berbagai minuman dingin dan menyegarkan yang… ah, aku jadi lapar xD

    Di sana kita bebas makan dan membaca. Tidak ada yang lebih nikmat dari membaca buku bagus sambil memakan makanan enak dan minuman segar di tempat yang nyaman dengan suasana menyenangkan <3<3

  27. Nama: Shinta Amelia
    Twitter: @S130596
    Kota: Bekasi

    Ah aku ikutan, tapi mau menghayal aja deh punya Cafe Buku juga 😉

    Ku mulai dari tembok/wallpaper dulu ya kak, aku bakal buat itu dipenuhi sama post-it/memo yang direkatkan di dinding, post-it itu tentu tulisannya berisi quotes gitu kak dari novel-novel keren lokal maupun luar. Yah atau bisa juga wallpapernya saja yang ditulisi dengan quotes menarik dari buku-buku legendaris. Soal furniture pastinya dipilih yang menjanjikan kenyamanan, seperti sofa-sofa rendah yang empuk dengan meja bundar. Pilihan tempat duduknya juga beragam, ada yang biasa bangku kayu berhadapan gitu, ada juga lesehan dengan bantal-bantal, atau tempat duduk berjajar yang menghadap langsung kejendela besar yang punya view bagus atau seperti tadi yang lebih exclusive sofa-sofa nyaman untuk pengunjung vip dengan perpustakaan kecil sendiri disudut ruangannya. Kita serahkan pada pengunjung sukanya duduk dimana 😀
    Selain ada buku yang dirak-rak, kita juga memanfaatkan teknologi yang sekarang sudah canggih banget itu, mungkin bisa mengadopsi Mujigae yang disetiap meja dilengkapi dengan ipad yang berguna untuk memesan menu, tapi di kafe kita, ipadnya digunakan buat baca ebook, mungkin bisa pakai kindle juga kalau ipad kemahalan hahaha, ide ini bisa dipertimbangkan kalau buku di kafe kakak gak bisa dibaca saat makan karena takut ketumpahan makanan atau covernya kotor. Aku hobi banget baca sambil makan sihhh soalnya, dan inget juga suka baca ebook di tab saat makan.

    Sudah itu saja deh, kak. Sudah banyak juga yang kasih masukannya hihi. Btw, ini terlalu muluk-muluk gak ya kak? XD

  28. Nama: Rizkian Hidayati
    Akun Twitter: @rzknhdy
    Kota tinggal: Lombok Barat NTB

    Jawaban: Pengen punya kafe buku yang sederhana aja. Kafe buku yang mirip lesehan, membaca sambil lesehan di karpet. Dan letak kafe bukunya harus jauh dari tempat yang bising supaya bisa menciptakan suasana yang tenang dan nyaman.
    Terus bukunya juga boleh di pinjam atau dibawa pulang dengan tarif tertentu, dengan risiko bukunya cepat kotor atau bahkan rusak.
    Bukunya juga bisa di baca di tempat yang tentunya gratis.

  29. nama : Eny
    akun twitter : @Enythxz
    kota tinggal : Jogja

    jika saya memiliki kafe buku :
    saya akan membuat kafe buku dengan membuat tempat kafe buku yang nyaman & tenang.Sebisa mungkin pengunjung bisa membaca serius dengan tetap merasakan kenyamanan.Didesain layaknya ruang perpustakaan sehingga pengunjung seperti makan di dalam perpustakaan dengan dikelilingi oleh buku-buku yang diletakkan di rak.Tidak hanya sekedar menjadikan buku sebagai dekorasi ruangan, memberikan buku kepada pengunjung untuk dibaca selagi menunggu makanan datang, atau meletakkan buku lebih dekat dengan meja sehingga pengunjung dapat dengan mudah melihat dan menjangkau buku-buku tersebut.

    Buku kafe dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan minat baca masyarakat.Selain itu saya akan menyediakan koleksi buku-buku yang lengkap, serta pelayanan yang menyenangkan dan ramah kepada pengunjung.Pengunjung dapat membaca buku gratis serta memperbolehkan pengunjung untuk membawa pulang buku setelah menjadi member dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

    Buku kafe yang kubuat ingin menyediakan makanan & minuman yang enak namun tetap dengan harga yang terjangkau.

    Membuat peraturan kafe buku ;
    seperti tidak melipat/mencorat-coret buku, mendenda buku yang hilang, mengembalikan buku ketempat semula, dsb

    Selamat ulang tahun #BBIGiveaway #HUT5BBI

  30. nama : Eny
    akun twitter : @Enythxz
    kota tinggal : Jogja

    jika saya memiliki kafe buku :
    saya akan membuat kafe buku dengan membuat tempat kafe buku yang nyaman & tenang.Sebisa mungkin pengunjung bisa membaca serius dengan tetap merasakan kenyamanan.Didesain layaknya ruang perpustakaan sehingga pengunjung seperti makan di dalam perpustakaan dengan dikelilingi oleh buku-buku yang diletakkan di rak.Tidak hanya sekedar menjadikan buku sebagai dekorasi ruangan, memberikan buku kepada pengunjung untuk dibaca selagi menunggu makanan datang, atau meletakkan buku lebih dekat dengan meja sehingga pengunjung dapat dengan mudah melihat dan menjangkau buku-buku tersebut.

    Buku kafe dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan minat baca masyarakat.Selain itu saya akan menyediakan koleksi buku-buku yang lengkap, serta pelayanan yang menyenangkan dan ramah kepada pengunjung.Pengunjung dapat membaca buku gratis serta memperbolehkan pengunjung untuk membawa pulang buku setelah menjadi member dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

    Buku kafe yang kubuat ingin menyediakan makanan & minuman yang enak namun tetap dengan harga yang terjangkau.

    Membuat peraturan kafe buku ;
    seperti tidak melipat/mencorat-coret buku, mendenda buku yang hilang, mengembalikan buku ketempat semula, dsb

    Selamat ulang tahun 🙂 #BBIGiveaway #HUT5BBI

  31. Nama : Larissa Rosalina
    Link share : https://twitter.com/fairish_girl/status/721623548662386688
    Akun twitter : @fairish_girl
    Kota : Solo

    Daripada cuma cafe buku gimana kalau sekalian dengan persewaan buku (termasuk novel, komik, majalah). Jadi pengunjung bisa memilih, kalau mau sewa dibawa pulang bisa, atau mau dibaca ditempat sambil minum kopi dan nongkrong cantik hehe.. Untuk pengunjung yang datang ke kafe bisa memilih buku untuk dibaca sambil menanti pesanan datang dan jika bukunya belum selesai dibaca bisa dipinjam bawa pulang dengan bayar uang sewa. Untuk itu perlu juga adanya kartu anggota yang keistimewaannya bisa digunakan untuk meminjam buku serta adanya diskon tambahan, misal diskon 10% untuk semua makanan jika menunjukkan kartu anggota, serta berbagai keuntungan lainnya. Lalu program lain yang bisa dijalankan adalah tukar buku dengan makanan/minuman. Jadi pengunjung bisa membawa buku pribadinya untuk ditukar dengan makanan/minuman yang ada di kafe, atau bisa juga ditukar dengan diskon, tergantung kebijakan dari pemilik dan juga perhitungan labanya. Jangan sampai cuma memikirkan promosi tapi gak dapet laba. Kan harapannya kafe buku ini bakal bertahan hingga lebih dari 10 tahun hehe..
    Yang perlu diperhatikan dalam usaha kafe buku menurutku adalah pilihan buku, makanan, harga, dan dekorasinya. Pilihan buku jelas ya, percuma kan bukunya banyak tapi jarang orang baca, jadi sebisa mungkin jangan cuma ada 2-3 genre tapi dilengkapi sebisa mungkin, makanya dengan adanya persewaan bakal membantu banget. Lalu makanan, selayaknya kafe biasa,meski banyak buku bagus tapi kalau rasa makanan/minumannya hancur juga percuma, termasuk juga soal harga. Kita sendiri malas kan datang lagi ke kafe yang ternyata harganya selangit dan makanannya biasa aja. Jadi kasih harga yang sewajarnya aja. Terakhir dan tidak kalah penting adalah dekornya, jaman sekarang banyak banget yang share dengan medsosnya. Maka dekor yang menarik dan kreatif juga menjadi daya tarik kafenya. Oh ya, kafe bukunya jangan remang-remang ya, nanti orang-orang jadi gak bisa baca buku hahaha..

  32. Nama : Risyca Nova Pujiastuti
    Akun Twitter : @Risyrisyca
    Kota Tinggal : Depok-Jawa Barat
    Jawaban:
    Kafe buku? Waw~~~~
    Pasti akan menyenangkan klo ka luckty buatnya di deket rumah ku hehehe 😀
    Buat kafe nya jangan di pinggir jalan raya utama kak biar gak terlalu bising, agak masuk ke dalam gang aja sedikit, 2 lantai, lantai 1 kafe + perpus dengan jumlah buku terbatas, sedangkan lantai 2 baru deh fokus untuk library nya, gak boleh bawa makanan ke lantai 2.. Tambahan sedikit nih kak, di lantai 2 nya ada balkon gituh dan di balkonnya kasih tanaman yang ditanam secara hidroponik deh, jadi sejuk dan nyaman~
    Naah… konsep cafe nya book & tea / book & chocolate / book & ice cream, jangan makanan yg inti, cemilan2 aja~ Dan pastinya ada music nya kak, tp yg santai jangan yg ngebeat apalagi rock.. 😀
    Jadi kalo ada yg mau baca sambil nyemil bisa di lantai 1, klo mau fokus baca yaa di lantai 2..
    Naah, buat pegawainnya.. harus fokus kak, ada yg mengelola kafe dan ada yg mengelola library nya, biar management nya gak berantakan~
    Sebelum masuk ke dalam café buku, pengunjung harus buat kesepakatan dulu nih buat ngejaga buku-buku yang dibaca atau dipinjam jangan sampai kotor karena makanan atau minuman. Gpp, agak ribet tp kan kita emang harus mengajarkan kedisiplinan biar terbiasa hidup disipilin dan menghargai buku : ))

    Di dekat pintu keluar disediakan sticky notes gitu, buat pengunjung nulis kutipan favorit dari buku yang abis di baca.. Disitu juga disediakan space buat nempelin notes tersebut, notesnya nanti secara berkala dibersihkan kalau sudah penuh : )) Jadi pengunjung gak cuma sekedar baca, tapi bisa menuliskan apa yang sudah di baca, minimal 1 kalimat mah ada hasilnya hehehe

    Rasanya jawaban aku dicukupkan sampai sini, semoga kk berkenan.. : )) Semoga dimudahkan untuk project kafe buku nya yaaa kaa, Sukses~
    Terimakasih untuk GA nya, Selamat Ulang Tahun BBI ke-5….. : ))

  33. nama, akun twitter, dan kota tinggal. Pertanyaannya adalah berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Maryana @ryana_maryana Bandung

    Gak cuma mbak Luckty, aku juga kepengen punya kafe buku. Kafe nya akan kuberi nama Shanster Book Cafe. Shanster adalah nama panggilan untuk fans nya Darren Shan. Sejauh ini sih aku baru mau jualan buku dengan nama Shanster Id (Id untuk Indonesia). Karena yah, Darren Shan itu gak tenar di Indonesia, jadi aku pengen bikin dia tenar dengan caraku. Darren Shan sendiri sudah mengizinkanku menggunakan nama Shanster. Aku sengaja minta izin culu. Takutnya harus bayar royalti XD

    Kalau jualan online ini maju, aku pengen buka bookshop dulu. Dengan nama yang serupa. Kalau ini berhasil, aku baru pengen bikin kafe buku.

    Konsepnya tentu saja ala Darren Shan 😀

    Gedungnya dua lantai dengan jendela tinggi tapi tidak lebar. Namun dengan kaca film sehingga yang dari luar tidak bisa melihat ke dalam. Biar misterius gitu. Cat dindingnya juga berwarna hitam. Tidak dibuat halaman. Namun pagarnya menggunakan pohon setinggi pinggang. Tapi tetap harus ada pohon besar. Pohon itu akan dihiasi lampu ampu putih yang berkerlap-kerlip di waktu malam.

    Bagian dalamnya dihiasi hitam juga. Tapi dindingnya ditempeli dengan poster cover buku-buku Darren Shan. Tapi langit-langitnya tinggi dengan pencahayaan terang. Jangan gelap-gelapan juga XD Mejanya dibuat bundar dengan kursi kayu mengelilinga. Meja dan kursi warnanya seputih tulang. Lalu di bagian atas meja digantung kelelawar kecil kecil biar terlihat unyu. Di bagian ini khusus untuk makan saja.

    Bagian bawah dibagi dua bagian. Yang sisi pertama untuk tempat makan, bagian satu lagi khusus pajang buku-buku untuk dijual. Gak boleh bawa buku ke meja makan di bawah. Ruangan khusus baca ada di atas.

    Bagian atas dibiarkan terbuka lebar. Dengan satu sisi berisi ribuan buku dalam rak yang disusun rapi, dengan pustakawan yang siap membantu. Lalu ada tempat lesehan bila ada yang ingin membaca sambil duduk di tikar. Ada pula kursi kursi yang disusun satu-satu dengan meja kecil. Dibagian balkon ada kursi santai yang bisa selonjoran. Di bagian atas boleh membawa makanan. Akan ada waiter khusus yang membawakan makanan dan minuman.

    Bagian belakang kafe, dibuat taman bermain. Khusus untuk pembaca anak-anak. Biar kalau bosen baca ya main dulu XD

    Di satu sisi ntar ada Shanster Corner. Ini pojok khusus buku Darren Shan 😀

    Itu sih kafe buku impian aku. Saran buat mbak Luckty, seperti apapun kafe bukunya, sesuaikan dengan kepibadian mbak Luckty. Selera orang memang beda-beda. Tapi menurutku ikuti kata hati mbak Luckty. Buat kafe buku yang membuat mbak Luckty nyaman berada di dalamnya. Orang lain datang dan pergi tapi kafe buku milik sendiri akan menjadi tempat tinggal yang kedua 😀

    Mungkin mbak Luckty minat bikin kafe buku ala-ala Darren Shan 😉

  34. Nama : Mega Widyawati
    Akun twitter : @Widy4_w
    Kota tinggal : Nganjuk-Jatim

    Kalo punya kafe buku, aku akan mengadakan acara Baca Bareng sama teman-temanku yang hobinya baca buku. Apalagi yang novel-novel gitu. Tarus agar acara tidak monoton pada satu hal saja yaitu, ngebaca buku. Aku juga mau ngadain Kuis/Game, semata-mata hanya untuk hiburan di sela-sela waktu acara berlangsung. Game ini bisa berhadiah buku bacaan ataupun voucher buku. Pasti seru banget~~ 🙂

  35. Eris Andriani
    @RizAnNie88
    Kota Batu Jatim

    Aku mau kasih saran aja deh kak.
    Kalau punya kafe buku lokasinya harus strategis dan nyaman. Tempat parkir juga yg enak, bagi cewek yg tidak perkasa seperti saya ini biasanya mengalami kesulitan untuk parkir/keluar dari parkiran yg susah & sempit 😦
    Buku yg disediakan boleh dipinjam dan dibawa pulang, untuk menjadi member wajib mengisi data diri dan dikenakan biaya Rp.5000,-
    Setiap meminjam dikenakan biaya Rp.3000,- per buku sebagai biaya perawatan.
    Untuk member yg sering meminjam buku sesuai batas kuota yg ditentukan akan mendapatkan merchendaise lucu.
    Bagi para pelanggan setia yg ingin menyumbangkan bukunya sangat dipersilahkan.
    Jangan lupa buat juga slogan/peraturan untuk menjaga dan merawat buku sebaik mungkin. hehee hal ini untuk menghindari hal” yg tidak diinginkan hehee…Karena jujur tiap liat ada halaman buku yg kotor kena makanan, noda minyak, sobek, ketekuk-tekuk tuh rasanya galau galau gimana gitu lho hehehe…

  36. Rima Dwi Andina / @andinarima / Bekasi Barat

    Aku sukaaa sekali dengan rencana Kakak untuk buka Kafe Buku. Berhubung kafe buku yang ada masih sangat jarang.

    Kafe Buku, pastinya terdiri dari cafe dan buku-buku.
    Untuk nuansa cafe nya lebih baik nuansa yang bisa memberikan kenyaman bagi pelanggan. Nuansanya sih lebih ke kayu-kayu gitu. Lebih adem dan juga tidak menyilaukan bagi mata para pencinta buku. Dan karena ini cafe jadi hidangannya juga ya semacam makanan ringan saja. Roti, kue, kopi, teh. Dikreasikan sedemikian rupa hingga acara membaca pelanggan tidak akan terganggu. Ah, kalau bisa jangan buat makanan yang ribet ataupun pake yang bisa meleleh gitu, takutnya malah mengenai buku, kan sayang.

    Karena nuansa cafe nya sudah berbau kayu, maka rak-raknya jangan berwarna kayu, kalau bisa warna putih tulang saja biar mata juga tidak cepat lelah melihat warna monoton. Rak kayunya model biasa aja enggak apa-apa, yang penting bisa nampung banyak buku. Nah, tapi ada beberapa rak buku yang di model bentuk-bentuk lucu, kecil aja dan taruh di sudut sudut yang terlihat. Kalau rak yang kecil itu bolehlah warna-warna kalem.

    Kalau bisa, jangan dipisah. Misal, cafe di bawah dan buat yang mau baca di atas (tanpa bawa makanan), jangan kayak gitu. Capek, kasihan pelanggannya nanti. Tapi, kalau memang mau disediakan ruangan khusus baca bolehlah di desain tanpa meja dan bangku, jadi mereka bisa menganggap rumah sendiri. Menurutku, lebih baik bukunya boleh dipinjam, jadi ada alasan abgi mereka untuk kembali #tsah.

    Jangan lupakan taman! Taman itu penting, lho. Kalau mata sudah capek, kita dianjurkan melihat warna hijau, jadi taman penting untuk menyegarkan kembali mata kita. Ah, kalau bisa, ruangan khusus bbaca itu berhadapan langsung dengan taman, atau kalau berada di lantai dua bisa ada balkonnya biar kalau malam bi baca-baca ditemmani bintang.

    Gitu, Kak, ide aku. Jadi kepengin bikin aku 😀

  37. Aku ikutan ya Luckty, karena ide untuk kafe buku ini udah lamaa banget nempel di benakku, dan sebagian darinya juga udah kutuangkan di novelku The Coffee Memory. Begini nih gambaran yang ada dalam benakku tentang kafe buku :
    1. Nama kafe : Bookafeholic. Ini nama yang kugunakan di novelku itu. Aku suka nama ini karena mengandung sugesti kalo setiap pengunjung cafe bakal jadi penggila buku.

    2. Survei : kepada pengunjung yang datang, saat mereka bayar diberikan form yang harus mereka isi dengan : nama, judul buku yg mereka baca selama nongkrong di kafe, judul buku yang ingin mereka baca kalau nanti datang lagi. Di kafe juga disediakan CCTV untuk melihat keaktifan pengunjung, mana yang datang hanya buat makan, mana yang baca buku buat ngisi waktu doang, dan mana yang terlihat antusias. Survei ini erat kaitannya dengan poin ke 3 (service) di bawah ini.

    3. Service
    a. Untuk pengunjung umum (yang datang hanya buat makan dan nggak hobi baca)
    di setiap meja ditaruh rak kecil berisi bbrp buku, di situ ada tulisan yang isinya mengajak untuk baca buku, misalnya : ayo baca kami! Jadi sambil nunggu hidangan, pengunjung bisa sambil baca buku. Mudah2an lama2 jadi kebiasaan, sambil nunggu yang dilakukan adalah baca buku, bukan baca gadget :p

    b. Untuk pengunjung yang suka baca buku di level sedang :
    Disediakan 1 ruang khusus di mana ada rak buku di sekelilingnya dan kursinya model lesehan. Pengunjung yang suka baca buku di level sedang ini akan diarahkan ke ruang ini karena di sini mereka bebas milih buku di rak untuk dibaca sambil duduk santai menunggu hidangan.

    c. Untuk pengunjung yang maniak buku :
    Disediakan fasilitas VIP. Ada ruang khusus yang ‘tersembunyi’ dibalik rak buku untuk mereka. Jadi tidak kelihatan dari luar. Letaknya dibalik rak buku dan ada pintu khusus menuju ke ruang ini. Level maniak ini bisa dilihat dari hasil survei di no.2. Buku2 yang disediakan di ruang khusus ini adalah buku2 yang ‘berkelas’, juga layar komputer touchscreen di mana mereka bisa mengetik judul buku yg ingin dibaca dan judul ini akan diantarkan kepada mereka, ruang dilengkapi AC, mereka dapet diskon untuk setiap pemesanan makanan, juga menghadap view outdoors berupa taman hijau yang fresh buat mata. Adanya fasilitas VIP ini mudah2an memotivasi pengunjung di level a dan b untuk lebih giat baca buku di kafe agar bisa dapet fasilitas VIP ini.

    4. Promosi
    Ada 1 ruang khusus yang disediakan bagi penulis2 yang ingin launching buku baru, ataupun untuk komunitas buku, penerbit, perpustakaan dll yang ingin menggelar aktivitas terkait buku. Ruang ini disediakan gratis, karena kafe juga bakal dapet keuntungan dari undangan dan pengunjung yang menghadiri acara lalu makan di situ.

    5. Desain interior
    Di dinding kafe, selain memajang gambar makanan, juga ada gambar buku2, pengarang buku terkenal, kutipan2 inspiratif dari buku. Di bagian frontal juga ada rak berisi buku2 baru seperti di tobuk. Ini tujuannya untuk mempertegas brand kafe sebagai kafe buku

    Twitter : @RiawaniElyta
    Kota : Tanjungpinang, Kep. Riau

  38. Nama : Ahmad Rosyid Mustaghfirin
    Akun Twitter : @ahmadrosyidmus
    Kota Domisili : Yogyakarta

    Kafe buku? Saya sendiri punya mimpi untuk membuat sebuah kafe yang bernuansa literasi. Saya ingin mendobrak minat baca anak-anak muda di daerah saya melalui kafe tersebut. Namun yang saya ketahui mengenai kafe buku, adalah perpustakaan yang di desain menjadi sebuah kafe. yang di sana buku adalah prioritas utama, sedangkan makanan ringan atau minuman ringan adalah sebagai bumbu.
    Memang interior yang paling cocok untuk kafe buku adalah dengan desain woody, kayu-kayuan atau warna seperti kayu. Buku-buku bisa diletakkan di kolong meja atau di setiap meja disediakan rak khusus bebentuk unik. Sedangkan di dinding-dinding ditempel rak-rak buku dengan desain unik. Dinding bisa dibuat penuh rak atau di buat beberapa namun dengan tata letak yang bagus.
    Tapi tidak ada salahnya mencoba interior dengan gaya modern. Seperti kafe buku yang ada di Semarang, Kafe Buku DEQIKO. Kafe buku ini di bagian dalamnya menggunakan tata ruang gaya modern, yang mengambil tema sarang lebah. Rak-rak buku di sana dibuat menyerupai sarang lebah dengan cat interior putih elegan. Kafe buku ini juga memiliki tempat baca dengan nuansa garden di halaman belakang.
    Kalau dari saya sendiri, ingin mengombinasikan olahan barang-barang bekas sebagai interior. Selain memanfaatkannya kembali, juga bisa menjadi stimulus bagi pengunjung, bahwa barang-barang bekas bisa dibuat menjadi sesuatu yang unik dan bernilai.
    Untuk menjaga buku agar tetap awet, usahakan jangan menumpuk buku atau menyusun buku di rak dengan terlalu penuh. Hal ini karena buku juga membutuhkan udara agar tidak lembab. Beri ruang pada susunan buku di rak agar udara bisa masuk ke cela-cela buku.
    Dalam membuat kafe buku, yang lebih utama dan akan menjadi daya tarik serta identitas tempat tersebut adalah tema. Desain gaya interior harus sesuai dengan tema yang diusung. Selain itu, tema serta desain juga memiliki nilai filosofis sebagi representasi dari tujuan dibuatnya kafe buku tersebut.

    1. Buku harus ditempatkan sesuai dengan genre masing-masing. Agar pengunjung tidak repot dan kebingungan ketika memilah dan memilih buku yang akan dibaca.
      Tentu kafe buku perlu dana untuk perawatan buku sekaligus tempat. Nah dana ini bisa diambil dari biaya pengunjung masuk atau meminjam buku. Besarnya biaya masuk dan pinjam disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi di lokasi kafe buku tersebut. Hal ini agar kafe buku tetap bisa terjangkau oleh masyarakat sekitar. Karena adanya kafe buku bukan untuk menuai pundi-pundi rupiah, melainkan mendobrak minat baca masyarakat.

  39. Nama: Sylvia
    Twitter: @sylnamira
    Domisili: Depok

    Untuk memiliki kafe buku, tentu saja nggak mudah. Karena meski berkecimpung di dunia perpustakaan, berteman dengan pembaca buku, tetap saja secara keseluruhan minat baca orang Indonesia masih rendah. Oleh karenanya, gak muluk-muluk, yang simpel tapi ngena di hati (calon) pembaca adalah konsep yang paling pas menurut saya.

    Ruangannya bersih, terang, dengan musik instrumen yang lembut untuk menunjang suasana hati. Kursi pastinya yang nyaman, dengan sofa empuk dan rak buku di dekatnya, akan memudahkan (calon) pembaca menarik buku dari rak.

    Koleksi selalu update, kalau bisa diperbolehkan untuk meminjam. Jadi semacam taman bacaan juga. Karena impian saya punya mini library, jadi sepertinya meminjamkan buku ke pengunjung adalah ide yang bagus. Tapi ya mesti rela kalau nggak balik sih, kecuali ada pencatatan peminjaman seperti di perpus.

    Makanan, jual yang harganya pas di kantong mahasiswa (karena meski udah jd karyawan, makanan murmer dan enak tetap jd incaran kok!) Selain makanan ringan untuk camilan, makanan berat juga disediakan, jadi ada pilihan menu untuk yang memang ingin makan sebelum hang out di kafe kita.

    Adakan kartu anggota, untuk diskon makanan/minuman, dan berfungsi sebagai kartu peminjaman buku juga. Sepertinya saya jadi pingin buka kafe buku beneran nih! 😀

  40. Cahya Widyastutik
    @cahyawid
    Gresik

    Karna kafe buku bisa menjadi salah satu tempat ternyaman untuk kita membaca sekaligus menenangkan perut yang lapar, ada baiknya kafe didesain lebih homey dan senyaman mungkin.
    Mungkin lantai dari kayu adalah pilihan yang paling tepat, biar terkesan hangat. Dengan dinding yang dicat warna soft, ditambah kutipan2 dari buku favorit yang ditulis di dinding.
    Ruangan kafe dan perpustakaan sebaiknya dipisah, biar pengunjung yang ingin membaca lebih merasa nyaman dan tidak terganggu dengan kebisingan orang yang hanya ingin makan saja. Bagi yang ingin meminjam buku, dikenai tarif 10-15% dari harga beli bukunya untuk biaya perawatan. Dan ada toko buku kecil bagi yang ingin membeli buku.
    Ohiya, karna saya suka buku dan puisi ada baiknya tiap sabtu malam diagendakan ada acara yang berhubungan dengan dunia literasi, ‘malam puisi misalnya. Biar bisa merangkul pecinta buku dan puisi yang lain.

    Terima kasih.~

  41. bzee
    @bzee_why
    Solo

    Berdasar pengalaman beberapa waktu lalu nyari ‘tempat kerja’ di luar rumah, susah nyari tempat nongkrong yang buat personal. Jadi kalo punya kafe buku, bagus juga kalo ada ‘ruang sosial’ dan ‘pojok personal’, jadi kalo mau bawa kerjaan, perlu menyendiri, baca buku, bikin review, dsb bisa sambil nongkrong di kafe buku kak Luckty. Makanan minuman sudah pasti kan ya, jangan lupa sediakan colokan juga biar ga takut kehabisan baterai kalau kelamaan di sana 🙂
    Sukses untuk kafe bukunyaa..

  42. Nama: Amilatun Sakinah
    Domisili: Yogyakarta
    Akun: @amilatunS
    Jawaban:
    Kalau punya kafe buku mau dibangun di gang atau jalan dari belokan terdekan jalan raya. Biar terjangkau tapi juga nggak kena polusi jalan raya. Di dalamnya akan ada beberapa sekat atau ruang kecil bagi yang butuh privasi lebih saat minum dan baca, selain ruang utama kafe yang ramai. Lesehan kayaknya lebih nyaman, biar ruangan juga tersusun apik dan lega. Buku yang disusun di rak berdasarkan genre. Selain rak besar juga ada rak-rak kecil entah yang menempel di tembok, dekat jendela, dan sebagainya. Nanti di mejanya atau di dekat pintu keluar akan ada testimoni tulis dari para pengunjung untuk saran kafe kedepannya agar lebih asyik dikunjungi.

  43. Hendi Setiyanto/@hendisetiyanto/Banjarnegara.

    Sebenarnya nggak harus muluk-muluk namun memang harus nyaman dan membuat pengunjung betah membaca dan juga jajan tanpa membuat gaduh.

    1.Tentukan usia pengunjung atau sasaran dari kafe buku yang akan dirintis agar bisa sesuai dengan kepribadian mereka-mereka.

    2.Tempat harus nyaman, tidak bising, lokasi strategis namun lokasi mudah diakses dari mana saja.

    3.Karena kafe buku sudah barang tentu ada kafenya dan buku-bukunya. Menurut saya sih lantai bawah bisa untuk kafenya dan lantai dua untuk membaca buku sambil membawa makanan dari lantai satu.

    4.Kafe berkonsep alami dengan aneka tanaman dan gemericik air.

    5.Sesuaikan konsep alami tersebut dengan memilih furniture yang selaras. Meja-meja berkonsep balok-balok kayu alami. Tanaman-tanaman yang membuat sejuk.

    6.Harga harus terjangkau agar keberlangsungan kafe bisa berlanjut terus dan dapat dinikmati banyak orang.

    7.Buku-bukunya disesuaikan dengan mayoritas orang yang akan membaca (buku-buku populer).

    8.Dilarang selfie-selfi alay dan membuat gaduh plus pengunjung dibatasi jika kuota tempat duduk sudah penuh.

    9.Harus aktif berpromosi melalui sosmed hingga sesekali berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan sekolah untuk memperkenalkan minat baca atau malah menyumbang buku.

    10.Yang terakhir, langsung action setelah semua ide itu muncul, jangan nunggu besok-besok toh seiring berjalannya waktu, kurang sana-sini bisa disiasati hehehe.

    Salam….

  44. Putri Prama Ananta
    @putripramaa
    Probolinggo
    DI bayanganku, kafe buku ini seperti rumah yang memiliki pekarangan. Ada 4 pilihan tempat untuk membacanya.
    1. tempat duduk biasa seperti halnya pada kafe-kafe pada umumnya di dalam ruangan.
    2. Tempat duduk biasa seperti halnya kafe pada umumnya di luar ruangan. Jadi cozy begitu. Bisa diaplikasikan dengan penggunaan gazebo dan jangan lupa sediain bantal karena terkadang kalo baca itu butuh bantal supaya emosinya bisa diredam. xD
    3. loteng. Nah ini yang paling kuinginkan sejak dulu. Aku pengen baca di sofa di sebuah loteng. Pasti menarik banget.
    4. Piknik. Jadi dibiarin duduk di atas rumput biasanya. Yang ini dikondisikan karena cuaca terkadang bikin rumput basah dan nggak enak buat diduduki.
    Sebenarnya aku pengen usulin buat bikin tempat duduk macam tempt tidur gitu, kan ada tuh yang suka baca sambil tidur, librocubicularist. Tpi kok rasanya bakal repot kalo bwa temen ya, hehehe :’D
    Rak bukunya jangan ketinggian, Kak. Nnti susah ambilnya, iya klau ada cowok tinggi yang mau ambilin. Aku mah apa klo mu ambil buku yang ketinggian >_< Laagipula biar nggak ngerepotin karyawan kafe juga kalo bolak balik disuruh ambilin buku, gimana mereka mau antar makannnya? Kecuali kalo ada karyawan khusus buat ngambilin buku yang tampan sih hehehe.
    Dalam membuat kafe buku, perhatikan pencahayaan ya, Kak. Aku pernah ke kafe tapi cahayanya temaram, nggk cocok sama sekali untuk membaca karena bisa merusak mata. Emang yang kukunjungi saat itu bukan kafe buku sih, hehhe.
    Selain itu, jangan pakai pengharum ruangan yang terlalu menyengat. Pakai aroma yang soft saja. Dan, gunakan musik bernada menyenangkan namun menenangkan sebagai background kafe. Volumenya jangan terlalu teras, soft saja biar nggak mengganggu.
    Menu makanannya yang enak, ya, Kak. Biar makin betah, hohoho. Kalau aku sih sukanya teh hangat sama biskuit, wkwkwk.

  45. Nama: Annisa Ayundi Prastiwi
    Twitter: @annsynd
    Domisili: Serang, Banten
    jawab:
    Kalau saya punya kafe buku, saya ingin kafe tersebut terletak di tempat strategis sehingga masyarakat mudah menemukannya. Saya juga ingin memberi satu buku kepada setiap orang yang sudah mampir ke kafe buku saya. Untuk suasananya, mungkin saya akan menaruh banyak aromaterapi dengan aroma buku di setiap sudut kafe saya.

  46. Nama : Humaira
    Akun Twitter : @RaaChoco
    Kota Tinggal : Purwakarta

    Pertanyaannya adalah berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Kafe buku??? Aku malah teringat dengan bukuku yang berjudul Marginalia. Dibuku tersebut diceritakan bagaimana kedua tokoh utama yang bertemu lewat marginalia disisi buku dalam setiap halamannya. Awalnya mereka bertengkar karena perbedaan pendapat. Tapi melihat hal tersebut, rasanya unik sekali.

    Kalo aku punya kafe buku, aku ingin membuat yang seperti ini. Kafe ini bukan berada di sisi jalan, tapi memasuki gang sempit yang ada diantara dua buah toko. Di depan kafe ada taman buatan yang benar-benar asri, ditambah air mancur kecil ditengah-tengahnya agar menambah ketenangan. Bagian depan kafe, terutama atasnya. Aku beri nama kafe dan simbol berupa buku yang sedang dibuka dan sebuah cangkir yang sedang mengepul di bagian tengah-tengah bukunya. Nuansanya, nuansa alam. Dengan dominasi warna hijau dan coklat, agar si pengunjung bisa merasakan jika ia berada di kafe, tapi seperti di perpustaakaan, dan juga merasakan kenyamanan seperti di rumah sendiri.

    Lebih klasik, aku merasa dapat menimbulkan ketenangan dan kenyamanan pengunjung. Menikmati kopi atau minuman lainnya dibarengi membaca buku, rasanya seperti berada di rumah. Jendela-jendela besar yang dibuka menghadap ke arah taman. Begitu masuk, rak-rak tinggi berjejer menempel dinding berada disetiap sudutnya. Lantai terbuat dari kayu, kursi dan meja dibuat seperti model jaman dulu. Lampu-lampu yang menggantung, atap yang dibuat tinggi dan di sudut lain ada cerobong asap yang menambah kesan klasik. Ada juga barang-barang lama, seperti radio dan hiasan antik. Pengunjung bisa memilih akan duduk dimana saja, di dalam ruangan dengan kehangatannya atau di taman dengan kesejukannya, ditambah suara gemericik air dari air mancur yang menambah ketenangan pengunjung dan pembaca. Untuk taman, kursi yang digunakan berwarna putih.

    Begitu masuk, yang tercium pertama kali itu adalah bau kopi atau coklat yang sedang diolah dan camilan yang dibakar. Pengunjung diminta langsung memesan sendiri apa yang akan dimakan, setelah itu pengunjung memilih buku yang ingin dibaca. Ada pengelompokan buku-buku, agar tidak membingungkan pembaca memilih genre-nya. Memilih dan kemudian duduk sambil membaca selagi pesanan belum datang. Pengunjung juga bisa meminjam buku seperti di perpustakaan pada umumnya.

    Kafe seperti ini yang aku inginkan. Di tengah kesibukan orang-orang, mereka masih sempat membaca buku. Akan sangat repot apabila harus ke perpustakaan atau ke toko buku saat ingin membaca. Ditengah kesibukan mereka ini, rasanya hal tersebut sangat mustahil untuk dilakukan. Konsep kafe ini secara tidak langsung mampu menghemat waktu pengunjung yang terlalu sibuk, sambil bersantai minum kopi dan camilan, sambil membaca buku.

    Nama kafenya aku belum dapat, mungkin ka luckty bisa bantu menyumbang ide 🙂 🙂

    Semoga bisa mempunyai kafe seperti ini 🙂

  47. Wenny, @widywenny, Yogyakarta

    Jadi,
    Untuk lokasi kafe, cari lokasi yang dekat dengan akses jalan raya, tapi agak masuk dikit (?). Di halaman bangunan dibuat semacam taman hijau gitu.
    Untuk menu makanan, aku lebih pengen nyediain makanan yang ringan dan manis manis gitu. Milkshake, roti bakar atau eskrim dll.

    Nah untuk konsep kafe bukunya sendiri, aku akan membagi kafe menjadi empat area.
    Area pertama, dapur. Dapur ini harus diusahakan tidak terlihat aib aibnya, tapi rasanya perlu diperlihatkan sedikit pas bagian bagus bagusnya wkwk. Dapur ini diusahakan dekat dengan area kedua tapi dijauhkan dari area tiga dan empat.
    Area kedua, area makan. Pada area makan ini, akan kusediakan beberapa meja dengan masing-masing meja punya empat kursi. Nah untuk mejanya, aku ingin di bagian bawah meja ada tempat untuk meletakkan buku-buku. Buku yang ditaruh di sini bukan buku-buku serius sih, cuma buku-buku yang buat ngisi waktu luang aja, dan nggak sayang kalo buku ini kena noda-noda makanan. Nah, di dinding area ini diletakkan rak buku kecil untuk meletakkan buku-buku lagi.
    Area ketiga, ruang baca umum. Disini diletakkan banyak koleksi buku, juga meja dan kursi dalam jumlah cukup banyak. Area ini bisa juga digunakan untuk acara-acara diskusi, komunitas, dan mungkin mau dipakai buat acara launching buku? Boleh banget 😀
    Area keempat, ruang baca yang lebih personal, disini diletakkan sofa empuk, bisa baca sambil minum kopi atau cokelat hangat, wifi kencang, wo bahagianya :)))

  48. Nama : Nadia Chaerani
    Twitter : @nadiachaerani
    Domisili : Tasikmalaya, Jawa Barat

    Kafe buku?! “Private room”, mungkin tema desain ruangan seperti ini yang aku tunggu² dan pastinya aku cita²in. Biasanya bagi para penikmat buku kalau mau baca pasti perlu suasana yang tenang, agar mereka lebih menghayati isi dari buku dari yang mereka baca. Btw, itu salah satu ruangan bagi mereka yg cinta kesunyian.
    Ruangan ke-2. Masih dengan tema yg sama tapi diselingi dengan musik-musik klasik, jazz misalnya. Mungkin ada beberapa orang yg suka dengan cara membaca ini, masuk dalam dunia fiksi dengan dibumbui oleh backsound pendukung. Ahh…untuk kalian yg suka cara ini pasti sudah tau gimana rasanya.
    Soal makan? Tenang aja kalian dibebaskan untuk duduk dimana saja selagi kalian nyaman. Asalkan tidak mengotori buku² yang ada. Tapikan banyak dari mereka yang tidak bertanggung jawab? Kafe buku. Berarti yg datang pecinta buku kan? Berpendidikan dong. Tapi kalau mereka yg dateng cuma buat foto? Sama aja mereka cuma bawa buku buat difoto bukan dibaca dan itu singkat. Ada pelanggaran mengotori? Mungkin denda berjalan. Seperti perpustakaan, maybe?!
    Dan satu lagi yang jadi point keunikan bahkan ciri khas dari kafe buku ini, setiap pelanggan yang datang akan disediakan selembar kertas khusus untuk mereka menulis quotes buatan mereka. Setelahnya mereka bebas menempelkannya di setiap sudut ruangan yg telah ditentukan. Jadi setiap mereka kesana mereka bakal nostalgia dan itu bisa jadi daya tarik untuk mereka datang ke kafe itu lagi.

    Sebenernya masih banyak lagi ide² tema “kafe buku” yang aku idamkan tapi mungkin terlaku sulit dipahami kalau cuma lewat tulisan. Ini juga ide yg mungkin sulit kalian mengerti, khususnya dalam bentuk “private room” itu sendiri. Berimajinasilah sesuka kalian hehe
    Makasih dan semoga aku beruntung ^^ aamiin.

  49. Nama: Usup Supriyadi
    Twitter: @usupsupriyadi_
    Domisili: Bogor, Jawa Barat

    Mengingat pernyataan Abraham Lincoln tersebut, aku rasa kafe buku harus selalu menyajikan buku-buku yang tidak biasa dan jangan sekadar mengikuti pasar atau bestseller. Kalau perlu ada rak khusus di mana itu etalase buku-buku yang dijamin deh yang datang belum pernah baca dan pengen baca! Bisa buku-buku yang dianggap terlarang, atau sudah lawan. Dan tentu saja, sebagai wujud menghargai bahasa sebagai sarana komunikasi tertulisnya, ada baiknya hadirkan pula buku-buku dari pelbagai bahasa daerah. Mungkin nggak banyak yang ngerti tetapi itu jadi ciri khas tersendiri. Dan bila perlu bahasa asing pun dihadirkan. Itu saran dari segi koleksi bukunya ya. Dan selebihnya sih lebih kepad tata ruangnya jangan sampai ngebosenin, bisa dari segi furniturnya yang unik ataupun klasik, pun dari segi warna bisa bermain lain, kan banyak aliran lukisan bisa juga itu jadikan tolok ukut biar warnanya bermain misalnya abstrak, kubisme, naturalisme, atau lainnya. Daaaaaan, kudapannya harus yang unik-unik serta jangan terlalu berat. Lalu nyalakan musik! Bisa musik klasik atau alternatif lainnya yang bisa bikin saat baca itu makin maknyus. Dan baiknya jangan musik yang lagi tren sebagai bentuk budaya pop, tetapi yg lebih ada nuansa seni tingkat tingginya gitulah. Bisa ditambah pula dengan musik instrumental daerah. Apalagi ya?

    Mungkin disediakan tempat khusus untuk menuliskan kesan dari para pengunjung tentang buku yang sebaiknya dibaca di kafe buku tersebut.

    Itu aja barangkali. Semoga terwujud kafe bukunya, ya!

  50. Nama : Gentur Aji
    Twitter : @elfstan
    Kota tinggal : Jakarta

    Usul untuk kafe buku : karena judulnya kafe buku, maka pasti banyak pecinta buku yang akan datang. Dan salah satu masalah yang menghinggapi para pecinta buku adalah kesehatan mata, karena pada suka seenaknya pas baca buku, jadi saya mengusulkan untuk seminggu sekali membuka praktik dokter mata, untuk periksa mata dan konsultasi terkait kesehatan mata bagi para pengunjung kafe 🙂

    Terima kasih kak Luckty dan BBI atas kesempatan yang diberikan.
    Salam kenal dan sukses selalu

  51. Arie Pradianita | @APradianita | Sukabumi

    Jika saya memiliki kafe buku:

    Kafe tak lagi sekadar tempat nongkrong. Kafe bisa juga menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan. Selain menyediakan aneka kudapan nan lezat, di kafe juga punya koleksi buku pelajaran dan buku pengetahuan populer.

    Jika teman-teman merasa bosan belajar sendiri di rumah, tak ada salahnya belajar sambil nongkrong di kafe. Lo, kok? Ya, ada kafe yang tak sekadar memanjakan perut, tapi juga mengasah otak.

    Kafe itu akrab disebut dengan kafe buku. Selain menyediakan aneka kudapan lezat seperti layaknya sebuah kafe, di sini juga tersedia aneka buku pelajaran sekolah atau buku-buku sekadar untuk menambah pengetahuan.

    Saya punya dua alasan membuka usaha kafe buku. Pertama, saya ingin menyajikan hidangan yang lezat. Kedua, saya juga ingin menjamu tamu kafenya dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Dua rasa lapar yang saya layani di kafe, lapar perut dan lapar pengetahuan.

    Latar belakang pengunjung kafe buku beragam, mulai dari anak sekolahan sampai keluarga. Nah, bagi keluarga yang datang bersama anak-anak, Saya juga sudah menyediakan sarana bermain. Mereka bisa bermain saat orang tua mereka makan atau membaca.

    Sama seperti kafe lainnya, kafe milik saya juga menyajikan aneka makanan yang mengundang selera. Di sini ada sajian nasi timbel, nasi goreng, cap cay hingga makanan ala barat seperti steik dan pasta.

    Soal harga makanan juga relatif terjangkau, mulai dari harga Rp 3.000 hingga yang termahal hanya Rp 38.000 per porsi, tergantung pesanannya. Untuk minuman tersedia aneka soft drink, dan juga teh, kopi, jus, milk shake, dan sebagainya.

    Karena mengusung konsep perpustakaan, saya tentu menyediakan aneka buku bacaan, mulai buku pengetahuan anak, buku sosial, buku politik, dan juga buku tentang filsafat. Konsumen yang datang, gratis membaca buku yang saya sediakan tapi tidak boleh dibawa pulang.

    Selain menyediakan buku, Kafe juga menyediakan fasilitas wi-fi alias internet gratis yang bisa dimanfaatkan pengunjung kafe sepuasnya.
    Selain memiliki sajian ala kafe, kafe buku saya juga menyediakan tempat seminar serta mini theater.

    Untuk mendatangkan pengunjung, saya juga rajin mengadakan pameran, bedah buku, dan bedah film. Selain itu kafe sering dijadikan lokasi talk show, diskusi interaktif, hingga perlombaan menulis, menggambar, dan juga parade musik.

    Banyak kegiatan membuat pengunjung tidak bosan untuk datang. Selain menyediakan buku bacaan gratis, saya juga menjual buku-buku terbitan terbaru dengan harga diskon. Tempat saya tak hanya menarik bagi pecinta buku saja, tapi bagi mereka yang ingin berkarya dan menambah pengetahuan.

  52. Nama : Ayatin Anisa
    Twitter: @tenchoQ
    Domisili: Solo

    Kafe buku? Saya sendiri brcita2 hal yg sama mb. Di dalamnya nanti ada mini cafe jus. Trus bbrp buku ditaruh di rak yg dominan warna hijau. Dr penelitian, wrn hijau memberi efek bagus pd lapisan mata(aku lupa namanya). Dan ada tanaman aslu juga. Bisa terasa sejuk. Trus nnti mejanya bundar terbuat dari kaca bening, nah bawahnya kaca tadi ada lapisan yg bunsar jg. Gunanya untuk tempt buku best seller yg ditata sedemkkian rupa judulnya trlihat dr atas plus tegak hingga menghemat tempat. Nah jd supaya trlihat lucu klo ada pengunjjng harus dl2 an dpt tuh tmpat yg ada buku yg mau dia baca. Istilahnya siapa cepat dia dapat. Hehe

  53. Hasnawati
    @chenhakase
    Makassar

    Memang kesannya sangat tidak kekinian, tapi sebaiknya tidak usah dipasangkan wifi. Takutnya pengunjung lebih fokus sama gadget daripada buku. Yang awalnya cuma mau ngecek socmed sebentar, malah keenakan. Jadi yang datang betul2 yang mau baca buku, bukan sekadar pesan minum, pilih buku, duduk, motret, lalu di-upload biar eksis.
    Mungkin lebih unik lagi kalau buku ada TTS + pensil. Dan untuk membantu pengisian TTS, silakan ambil kamus, atlas, buku pintar, dsb di rak buku. Satu permainan TTS yang kelar, boleh diskon atau sekalian gratis :))

  54. Hasnawati
    @chenhakase
    Makassar

    Memang kesannya sangat tidak kekinian, tapi sebaiknya tidak usah dipasangkan wifi. Tujuannya untuk menekan jumlah pengunjung yang lebih fokus ke gadget daripada buku. Biasanya juga awalnya cuma mau cek socmed sebentar, tapi malah keenakan. Kalau wifi ditiadakan, pengunjungnya benar-benar orang-orang yang mau menikmati buku, bukan sekadar datang, pesan minum, ambil buku, duduk, motret, dan di-upload ke socmed biar eksis.
    Boleh juga disediakan buku TTS + pensil. Untuk membantu pengisian TTS tsb, silakan ambil kamus, atlas, buku pintar, dsb di rak buku. Bagi yang berhasil mengisi satu permainan TTS, boleh diskon atau sekalian gratis :))

  55. Nama : Asep Dandan
    twitter : @DandanAsep
    tinggal : Bandung

    kalau ngebayangin sih, enaknya kalau punya cafe buku bangunannya cukup gede, minimal 2 lantai mungkin. dan ada halaman belakangnya.
    lantai pertama khusus untuk makan. lantai kedua khusus untuk baca buku (hanya bisa bawa minuman). sedangkan untuk dihalaman belakang bisa digunakan untuk kumpul acara keluarga, disana disediakan sebuah bangunan bernuansa tradisional seperti saung dan tanahnya ditumbuhi rumput seperti ditaman, jadi bisa digunakan untuk anak-anak bermain dan membaca buku tentunya. dan jangan lupa sediakan tempat untuk ibadah dan toilet/ tempat cuci tangan.

    desain lantai pertama seperti cafe pada umumnya, nuansanya seperti restoran itali yang kebanyakan warna coklat yang mendominasi.
    di salah satu dindingnya ada kata-kata seperti yang ada di bajumu mungkin: “you are what you read”.

    dan untuk desain lantai yang kedua,
    pasti pernah ngebayangin baca buku di tempat terbuka kan? dikelilingi hamparan bunga atau pemandangan yang indah,
    bersandar di pohon dan sesekali rebahan dirumput sambil melihat langit yang biru.
    nah ini nih yang selalu saya bayangkan kalau nanti punya ruangan kecil (perpus mini) di rumah sendiri.
    jadi gini desainnya : langit-langit ruangannya di buat menyerupai sebuah langit. backgound dindingnya adalah lukisan yang menggambarkan sebuah hamparan bunga atau pemandangan dan dibeberapa bagian ada rak buku yang berbentuk pohon. lantainya memakai karpet warna hijau, biar seperti rumput. jadi pada saat kita membaca buku dan sesekali memandang ke atas dan memandang sekeliling ruangan, seolah-olah kita ada suatu tempat yang sejuk dan nyaman. dan dilantai kedua disediakan bantal yang sering ada di sofa dan juga meja kecil yang bisa dilipat, jadi pengunjung bisa milih. mau pakai meja atau tidak.

    itu cafe buku versi saya.
    semoga bisa jadi referensi.
    wish me luck dan selamat ulang tahun untuk BBI, Maju terus. 😀

  56. Nama: tezar
    Akun twitter: @tezarnet
    Kota tinggal: Semarang

    Cafe Buku: yang jelas, saya menginginkan kafe buku yang penuh dengan acara diskusi mengenai buku. Koleksi buku bukan hanya dari koleksi si empunya cafe, tapi bisa juga dari pelanggan cafe yang mau meminjamkan koleksi bukunya (supaya lebih lengkap). Dan yang pasti, suasanya terbuka, tidak kaku dan juga nyaman untuk berbagi cerita, membaca serta penuh dengan keceriaan.

  57. Nama: Vinia Dayanti
    Akun twitter: @viniapurba
    Kota tinggal: Jambi
    Ide yang aku punya kalo punya kafe buku adalah pertama kafe itu harus nyaman terlebih dahulu bagi pengunjung dan yang kedua didalamnya harus punya banyak buku dari berbagai genre dan tiap buku dikelompokkan berdasarkan genre dan juga raknya harus menarik perhatian dan ada clue untuk tiap genre di masing-masing raknya.
    Kenyamanan sendiri ditentukan dengan sejuk atau ngganya tempat, warna yang mendominasi kafenya sendiri dan luas dari ruang bacanya sendiri. Kalo ditanya warna kafe, aku cenderung milih warna-warna lembut dan ga mencolok seperti warna-warna pastel atau vintage karena warna itu menimbulkan kesan ketenangan dan baca itu butuh ketenangan. Kalo untuk ruang bacanya sendiri, di dinding-dindingnya aku saranin ada quotes dari buku2 supaya bisa menginspirasi, dan ruang bacanya itu didesain emang untuk sendiri dgn meja kecil dan kursi. Nah, untuk di kafe itu nanti slain ada ruang baca, ada juga ruang diskusi khusus mengenai buku, jadi misalnya ada klub buku yg mau diskusi atau adain sharing bisa tuh make tempat itu. Untuk rak buku yang aku bilang tadi serta penempatan raknya itu diletakkan di bagian depan (pengunjung yang masuk langsung melihat rak-rak buku), dan rak yang menarik perhatian dan ada clue di tiap genre itu contohnya, rak yg isinya novel genre romance nanti di raknya ada hal yg berkaitan dengan romance, misalnya gambar hati atau warna raknya dibuat pink.. Untuk ruang baca berada di belakang rak-rak buku.
    O iya, untuk tampilan depan bangunan kafe buku itu saran aku temanya klasik aja, seperti bangunan bersejarah di London. O iya, saran tambahan dari aku, tiap pengunjung kafe buku yang telah menyelesaikan bacaan bukunya, diminta menuliskan review buku (tanpa paksaan) dan pemilik kafe buku mengumpulkannya, kemudian secara rutin pemilik kafe buku mengumumkan satu pengunjung beruntung yang review nya paling menarik. Nah, pengunjung yang beruntung itu nantinya bakal dapet reward apapun yang ada kaitannya dengan buku seperti voucher buku dll..

    Sekian ide, saran dan masukanku jika aku punya kafe buku. Makasih kak udah buat GA yang menarik seperti ini. Dan juga, selamat ulang tahun buat BBI ^^

  58. Nama : Rizky Mirgawati
    Akun Twitter : @RizkyMirgawati
    Tempat Tinggal : Depok

    Jawaban:
    Mba Luckty, semoga impiannya punya Kafe Buku bisa terwujud ya. Ternyata kita punya mimpi yang sama ya, Mba. Karena aku suka banget baca dan makan, makanya aku pengen banget suatu hari nanti punya Kafe Buku.

    Yang kubayangkan sey Kafe Bukuku nanti ada 2 ruangan terpisah, ruang baca dan ruang makan, jadi yang mau baca gratis cukup dengan memesan makanan/minuman di Kafeku. Cuma ada larangan tidak boleh makan/minum sambil baca ;p biar bukunya bisa tetap terjaga dan terawat

    Untuk ruang bacanya, akan ada rak-rak khusus yang memang dibedakan berdasarkan genre bacaan. Di dindingnya mungkin bisa dipilih : ornamen seperti 1) daftar buku yang paling banyak dibaca, 2) quote2 buku 3) kesan-kesan pengunjung 4) rekomendasi buku dari para pengunjung 5) Book of The Week gitu (jadi akan kupilih 1 buku yang akan kurekomendasikan untuk dibaca) dan ornamen-ornamen lainnya.

    Untuk ruang baca aku memilih lesehan saja, dengan bantal empuk yang bikin nyaman bacanya :p

    Sedangkan untuk Kafe aku rencananya mau menjual makan/minuman yang gak berat, sekedar camilan-camilan ringan mungkin. Kayaknya seru juga kalau daftar menunya dari judul-judul buku yang dikreasikan menjadi nama yang menarik 😀

    Ya seperti inilah sebagian dari rencana Kafe Bukuku, semoga bisa terwujud :p Wish me luck

  59. Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Twitter : @n0v4ip
    Domisili : Medan
    Link share : https://twitter.com/n0v4ip/status/722709783103545346

    berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Masukan saya kalau nanti kak Luckty punya kafe buku adalah yang terpenting makanan dan minumannya. Soalnya kan kafe, nah, kadang ada kafe yang bagus dari segi interior dan designnya tapi dari segi makanan kurang mendukung, kurang enak. Jadi kalau bisa makanan dan tempat sebanding, sama-sama enak. Jadi pengunjung juga semakin betah berada di kafe kita dan tidak sungkan untuk kembali lagi… 😀 Trus, karena tema kafenya kafe buku, kalau bisa buku-bukunya juga yang gak jadul banget kak biar pengunjungnya semangat, yah meski ada beberapa pengunjung yang juga suka baca buku lama… 😀

    Sukses terus untuk kak Luckty dan terima kasih GA nya ya kak ^^

  60. Nama: Chantia
    domisii: Garut
    @cheonchan

    Hm, kafe buku ya? menurut aku sih lebih keren kalo buku dipisahkan per-rak berdasarkan genre. Lalu, petugas kafenya itu bukan sekedar nganterin makanan dan minuman saja, tapi menyediakan review dari buku yang mau atau sedang dibaca pelanggan. Menurut aku itu jadi nilai plus. Jadi bukan hanya costumer yang baca, tapi pelayannya juga harus baca. Dan biar gak terlalu berat buat si pelayan, gimana kalo pelayannya juga dibagi per genre atau per penulis. dengan begitu mereka bisa membagi tugas mereka dengan mudah.

    atau, kalo cafe bukunya besar, gimana kalo dipisahkan per lantai per genre?
    kalo bukunya romance ya suasana kafenya juga romance, kalo thriller ya suasana kafenya/ lantainya thriller gitu. jadi pelanggan tahu kalo dia mau makan sambil baca romance ke lantai ini, kalo mau makan sambil baca thriller (ugh, pasti readernya lagi diet -.-‘) tinggal ke lantai berikutnya 😀

  61. Nama: Evita MF
    Twitter: @evitta_mf
    domisili: Jogja

    Ide untuk cafe buku ya?
    Hmm… aku suka cafe buku, selain bisa makan dan minum enak, tempat ini juga nyediain buku untuk dibaca.
    Prinsipku saat meminjamkan sebuah buku adalah, nggak apa-apa aku yang beli buku dan orang lain yang meminjam dan menikmati buku itu secara cuma-cuma asal dibaca. Untuk apa punya buku kalau tidak dibaca, kan? Kak Lucky pasti mengiyakan. XD
    Jadi ketika aku membuka cafe buku itu, konsepnya sih bukunya boleh dibaca saat makan atau minum. Kotor sedikit nggak apa-apa, asal jangan sampai ketumpahan air atau sampai sobek.
    Aku pengen cafe bukuku nyaman dan enak buat baca buku sekaligus minum. Tempat duduknya aku pengen sofa atau bean bag, yang nyaman banget ketika di duduki. Untuk sofa, bisa duduki oleh 4 sampai 6 orang. Kalau untuk bean bag, untuk orang-orang yang datang ke cafe buku sendirian. Buatku tempat yang nyaman itu penting, kalau nggak nyaman, aku nggak bisa konsen membaca. Bawaannya jadi pengen pulang terus kalau nggak nyaman. itu dia mengapa aku pengen di cafe bukuku, kursinya menggunakan sofa atau bean bag yang empuk dan nyaman.
    Selain itu, aku nggak mau pasang wifi, soalnya anak muda jaman sekarang kalau ke cafe-cafe pasti yang ditanya ketika sampe, ‘password wifinya apa?’ Aku ingin cafe bukuku benar-benar untuk membaca atau berbincang-bincang dengan teman tanpa sibuk dengan gadget masing-masing.
    oh ya aku juga mau menamai makan dan minuman di cafe bukuku dengan nama-nama yang unik, misal jus mangga pride and prejudice, siomay ‘hopeless’, atau apalah yang berhubungan dengan judul buku. hahaha XD *tutupin muka*
    Yak sekian, itu ide unik bin ajaib dari ku,
    last, wish me luck! ^^

  62. Nama: Ratih Dwi
    Akun Twitter: @erdeaka
    Kota tinggal: Solo
    Link share: https://twitter.com/erdeaka/status/722915112395223040
    Jawaban: kafe buku ya? Saya mungkin kurang pengalaman buat hal-hal seperti ini, tapi yg jelas dlm bayangan saya kafe buku itu harus nyaman untuk baca buku. Jadi kalo bisa selain ada buku dan berbagai minuman dan camilan, harus ada musiknya. Tapi musiknya jangan yang berisik, kalo bisa yang adem dan enak didengar buat nyambi baca buku. Dindingnya mungkin bisa dihiasi dengan kutipan-kutipan terkenal dari penulis dalam dan luar negeri. Pajangan buku itu perlu untuk estetika, dan kalo bisa sistemnya seperti perpustakaan jadi bisa dipinjamkan. Untuk tempat duduknya selain ada kursi tentu juga harus ada sofa, jadi kalo baca lama-lama di kafe berasa betah dan ga pegel.

    Sekian saran dari saya. Oh ya, selamat ulang tahun, BBI!

  63. Eni Lestari | @dust_pain | Malang | https://twitter.com/dust_pain/status/722951670770970624

    Berikan ide, tips, saran, masukan, atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    yang jelas sih lokasinya harus homey, sejuk, terang, dan banyak tanaman. kalo bisa gak ada free wifi, karena kafe buku kan tempat buat baca, bukan buat internetan, hehe. jadi nanti yang dateng ke sana bener2 orang yang pengin baca, bukan cuma nongkrong doang. oh ya, nanti ada semacam membership juga dan dikasih kartu semacam kartu perpustakaan. kalo misalnya dalam sebulan pengunjung datang dan baca buku dalam jumlah tertentu, bisa dapat free makanan di kafe. yang paling penting nih, aku juga bakal kasih peraturan tegas buat yang baca buku di kafe. jangan sampai bukunya dilipat, kena air, kena bercak makanan, atau sampai sobek. bakal ada denda kalo sampai ketahuan telah merusak buku di kafe. ehm, aku juga bakal bikin semacam personal spot ala kubikel2 di warnet gitu buat yang pengin baca, tapi gak suka diliatin sama pengunjung lain, hehe. tentunya dengan desain yang menarik, unik, dan lucu. yak, gitu aja. semoga idenya membantu ya. makasih GA-nya 🙂

  64. Nama : Agatha Vonilia M.
    Akun twitter : @Agatha_AVM
    Domisili : Jember

    Kafe buku ya? Pertama terlintas di benakku, aku ingin memenuhi area kafe dengan berbagai bentuk bar mini dan di setiap sudut aku beri rak-rak kecil berisi beragam buku sesuai dengan desain dari bar tersebut (atau lebih tepatnya sesuai dengan genre masing-masing buku). Konsepnya setiap mini bar tersebut akan dibuat sesuai dengan genre masing-masing buku, sebenarnya ini juga aku gunakan untuk evaluasi dan melihat minat pembaca lebih memilih mini bar bergenre apa sih. Nah ,,, Nanti akan aku pilih 3 bar paling diminati para pengunjung untuk lebih meningkatkan koleksi bukunya (anggap aja aku bikin paling dominan). Untuk beberapa mini bar yang kurang diminati oleh para pengunjung, aku akan menempatkan 1 tour guide (story telling), tugasnya simple kok. Dia hanya share aja apa keunikan dari buku-buku tersebut. Food and drinks, aku hanya menyediakan cheese cake, strawberry cake and chocolate cake dengan berbagai bentuk tentu saja, paling penting nanti variant of ice float di setiap mini barrrnya… This is my dreamm.

  65. nama: gita
    akun twitter: @gitaprista
    kota tinggal: bandar lampung
    link share: https://twitter.com/gitaprista/status/722992122270380032

    saran untuk membuat kafe buku: buat program yang menumbuhkan kecintaan akan buku & membaca. misalnya dengan memberikan diskon khusus untuk pelanggan yang makan di kafe buku & membawa buku kesayangannya, lalu mengabadikan momen dengan memotret buku di kafe & mengunggah di media sosial. hal ini bisa jadi sarana promosi juga. atau kasih penawaran khusus untuk pelanggan yang rajin meresensi buku =D. dalam bayanganku kafe ini akan jadi tempat berkumpulnya para pecinta buku– ada bedah buku, launching buku, arisan buku, ada band yang tampil membawakan musikalisasi puisi tiap minggu sambil menikmati santapan lezat dan tempat yang nyaman.

  66. saya pun berangan-angan memiliki kafe buku, konsepnya seperti ini, ini mungkin ide saya
    1. konsep minimalis, ornamen dan furniturenya minimalis dan berbahan dasar kayu semua
    2. back to nature… pengen ruangan yang terbuka, di luar ruangan untuk dan di halaman yang asri, hijau dan ada kolam kecilnya. tapi untuk ruang penyimpanan bukunya tetap di dalam, dengan kaca lebar menghadap halaman …pintu masuknya lebar dan ornamennya klasik begitu
    3. ada pojok untuk kafe kopi dan cemilan… bisnis kecil-kecilan 🙂
    4. musik yang lembut dan klasik bolehlah… pengunjung boleh memilih sendiri dipersilakan memutar sendiri musik pilihannya
    tipsnya… untuk pengunjung boleh meminjam buku bawa pulang dg kartu anggota dan terpercaya, sehingga buku tetap terjaga
    –sirkulasi udara dan cahaya diperhatikan untuk menjaga buku
    —sering adakan acara bedah buku dan diskusi untuk menjaga silaturahmi antar anggota dan updet wawasan anggota, belajar nulis bareng dll

    semoga ide, impian ini suatu saat terkabul amin..

    nama: Sayekti Ardiyani
    kota: Magelang
    twitter: @sayektiardiyani

  67. Nama: Nyi Penengah Dewanti
    Twitter: @nyipenengah
    Domisili: Kendal, Jateng

    Kalo aku punya cafe buku, aku ingin di cafeku selain buku dan makanan. Aku ingin membuat sebuah ruangan yang bisa dipakai untuk umum, semacam galery art. Ruangan sederhana dengan hiasan art handmade dari pengunjung yang nantinya bisa dibuat untuk berfoto, berdiskusi dan hal lain misalnya mendonasikan sesuatu untuk orang yang kurang mampu.

    Happy Bday BBI, semoga semakin menebar manfaat ke seluruh dunia!

  68. Wardahtuljannah
    @bungaoktober_
    Jogja

    Berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Sederhana banget, JANGAN MENYERAH!

    Hmm, gini, kafe buku bukan hal yang asing lagi sih sekarang. Tapi, sayangnya, nggak sedikit kafe-kafe buku yang sepi. Alasannya banyak. Kayak banyak rumah makan berdiri dengan ide makanan yang beragam, tapi akhirnya kalah sama waktu dan akhirnya gulung tikar. Jadi, pantang menyerah adalah tips saya yang utama dan paling penting!

    Kemudian, yang disasar dari kafe buku jelas pembaca. Tapi nggak sedikit pembaca yang enggan nongkrong sambil makan, termasuk saya. Rasanya sayang kalau sampai makanan tersebut bisa mengotori buku. Sayang bukunya. Namun, ada juga yang nggak masalah makan sambil baca. Nah, untuk mengakomodasi kedua tipe pembaca ini sebaiknya ada dua ruangan. Satu ruangan yang rak buku dan meja-kursi berdekatan, satunya lagi ada jarak antara buku-buku dengan meja-kursi yang ada. Jadi, yang satu persis kafe biasa dengan buku-buku, yang satu lagi kayak perpustakaan gitu yang punya tempat rak dan tempat baca terpisah. 🙂

    Sama, interior kafe sebainya nyaman. Sebabnya, nggak sedikit pembaca yang suka baca berselonjor di kasur kan ya. Banyakin bean bag mungkin, sama tempat lesehan gitu. Ah, meski nyaman, jangan sampai pakai lampu yang dim ya, Kak. Penerangannya harus optimal, tentu lebih baik lagi kalau bisa memanfaatkan penerangan alami dari matahari di siang hari. Lampu-lampu yang dipasang buat digunakan di malam hari jelaslah harus cukup buat standar membaca, tentunya tanpa menghindari bikin penampilan interior kafe cakep. Banyak referensi yang bisa Kak Luckty pilih lho, coba deh cek https://id.pinterest.com/search/?q=book%20cafe%20lighting&referrer=sitelinks_searchbox.

    Eh, tapi tentunya jangan lupa sama faktor utama kafe: makanan. Makanannya harus enak! Saya jamin deh kalau makanannya nggak enak, biasa aja, atau malah serba instan, nggak bakal ada yang mau balik ke sana! Tapi, karena ini kan kafe buku, jelas bakal ada orang-orang yang datang buat nongkrong tanpa baca, ya tentu harus punya makanan dengan cita rasa yang khas. INGAT JANGAN MAKANAN INSTAN!

    Akan lebih baik kalau kak Luckty menyediakan makanan khas Metro lho. Tentunya juga mengalami penyesuaian penampilan catchy ala kafe. x)

    Kalau tempat udah comfy dan makanan enak, pasti banyak yang bakal balik ke sana. Ehe.

    Semoga mimpinya terealisasi ya, Kak! Saya kirim doa dari Jogja.

    Pssst, kak, ruang rekreasi Gryffindor bisa tuh jadi salah satu referensi!

  69. Nama: Harisma Wardaniningtyas
    Akun twitter: @HarismaWardani
    Kota: Mojokerto

    Kafe buku? Mungkin sekalian saja di tempat yang sama buka klub buku bersama di sana. Maksudku, bisa saja nanti, agar koleksi buku tidak monoton setelah sekian lama, anggota-anggotanya bisa meminjamkan koleksi mereka. Atau buka buat umum? Jika ada yang mau menambahkan koleksi.

    Mayoritas bukunya mau diisi apa? Mungkin kamus besar bahasa akan bagus ditambahkan ke list. Kecuali jika ada wi-fi… Genre fiksi seringkali jadi pilihan yang dipilih ketika bersantai di kafe. Dan beberapa koleksi buku kumpulan cerpen, untuk yang hanya berkunjung sebentar, itu akan menjadi pilihan yang bagus untuk mereka. Namun tergantung dimana mau membukanya…

    Meskipun jujur saja, kafe, yang identik dengan makanan dan minuman, jika disandingkan dengan buku agak sedikit membuatku takut… Mungkin lebih baik menghindari menu berkuah… Dan minuman dingin, satu masalah yang sedikit riskan jika mulai mengembun.

    Saran interior mungkin dominasi furniture kayu, dan beberapa tanaman rambat yang menggantung, agar terlihat sedikit lebih… sejuk. Entahlah, jika memungkinkan, tentu saja. Hanya saja di pikiranku itu pasti indah 😥 Atau entahlah, interior yang sekiranya membuat orang rileks.

    Kupikir tidak perlu ada sekat pembeda, kali ya? Antara ruang untuk membaca atau makan minum. Lebih baik buku-buku ditempatkan terbuka, jadi jika ada pengunjung yang awalnya hanya berniat mampir makan saja, mungkin nanti bisa tertarik membaca satu dua. Dan buat beberapa kutipan buku yang ‘ditulis’ di tembok.

  70. Wardahtuljannah
    @bungaoktober_
    Jogja

    Berikan ide, tips, saran, masukan atau apapun jika kamu memiliki kafe buku. Nggak harus muluk-muluk, yang penting realistis, tapi unik.

    Sederhana banget, JANGAN MENYERAH!

    Hmm, gini, kafe buku bukan hal yang asing lagi sih sekarang. Tapi, sayangnya, nggak sedikit kafe-kafe buku yang sepi. Alasannya banyak. Kayak banyak rumah makan berdiri dengan ide makanan yang beragam, tapi akhirnya kalah sama waktu dan akhirnya gulung tikar. Jadi, pantang menyerah adalah tips saya yang utama dan paling penting!

    Kemudian, yang disasar dari kafe buku jelas pembaca. Tapi nggak sedikit pembaca yang enggan nongkrong sambil makan, termasuk saya. Rasanya sayang kalau sampai makanan tersebut bisa mengotori buku. Sayang bukunya. Namun, ada juga yang nggak masalah makan sambil baca. Nah, untuk mengakomodasi kedua tipe pembaca ini sebaiknya ada dua ruangan. Satu ruangan yang rak buku dan meja-kursi berdekatan, satunya lagi ada jarak antara buku-buku dengan meja-kursi yang ada. Jadi, yang satu persis kafe biasa dengan buku-buku, yang satu lagi kayak perpustakaan gitu yang punya tempat rak dan tempat baca terpisah. 🙂

    Sama, interior kafe sebainya nyaman. Sebabnya, nggak sedikit pembaca yang suka baca berselonjor di kasur kan ya. Banyakin bean bag mungkin, sama tempat lesehan gitu. Ah, meski nyaman, jangan sampai pakai lampu yang dim ya, Kak. Penerangannya harus optimal, tentu lebih baik lagi kalau bisa memanfaatkan penerangan alami dari matahari di siang hari. Lampu-lampu yang dipasang buat digunakan di malam hari jelaslah harus cukup buat standar membaca, tentunya tanpa menghindari bikin penampilan interior kafe cakep. Banyak referensi yang bisa Kak Luckty pilih lho, coba deh cek https://id.pinterest.com/search/?q=book%20cafe%20lighting&referrer=sitelinks_searchbox.

    Eh, tapi tentunya jangan lupa sama faktor utama kafe: makanan. Makanannya harus enak! Saya jamin deh kalau makanannya nggak enak, biasa aja, atau malah serba instan, nggak bakal ada yang mau balik ke sana! Tapi, karena ini kan kafe buku, jelas bakal ada orang-orang yang datang buat nongkrong tanpa baca, ya tentu harus punya makanan dengan cita rasa yang khas. INGAT JANGAN MAKANAN INSTAN!

    Akan lebih baik kalau kak Luckty menyediakan makanan khas Metro lho. Tentunya juga mengalami penyesuaian penampilan catchy ala kafe. x)

    Kalau tempat udah comfy dan makanan enak, pasti banyak yang bakal balik ke sana. Ehe.

    Semoga mimpinya terealisasi ya, Kak! Saya kirim doa dari Jogja.

    Pssst, kak, ruang rekreasi Gryffindor bisa tuh jadi salah satu referensi!

  71. Esty
    @estiyuliastri
    Mjokerto

    Kalau aku punya kafe buku, ide pertama yg muncul di benakku adalah membuat kafe buku yg mengutamakan kenyamanan pengunjung, cozy untuk anak muda dan dewasa/pekerja kantor, serta punya sisi “entertain” namun tanpa menghilangkan esensinya, yakni sebagai kafe tempat baca.
    Kafe ini dilengkapi ruangan dgn meja & sofa empuk plus AC, ada juga ruangan yg bisa buat duduk selonjoran lesehan dgn bantal sebagai alas duduk, biar gak pegel.
    Disediakan juga Smoking Area tersendiri di teras belakang, agar tidak mengganggu pengunjung lain karna banyak juga loh yg hoby baca buku sambil merokok. Biar mereka juga bisa ikut menikmati kafe buku ini. (Karna ada kejadian temenku yg sungkan & gak mau masuk ke kafe buku, gara2 dia merokok..hihii)
    Sedangkan untuk list menunya, aku lebih prefer menyediakan menu snack yg gurih dan manis, seperti kentang goreng, burger, puding, atau cake. Ditemani aneka minuman sehat seperti smoothies, jus, yogurt, dan coklat. Karna menurutku kalo makanan & minuman berat bikin gampang kenyang dan ngantuk. Jadi males baca buku dong pastinya? Yakan? hehe
    Untuk menghibur pengunjung, aku punya rencana bikin panggung mini buat live music tiap malem, tentu yg perform nantinya bakal mainin lagu-lagu yg slow, yg gak mengganggu aktifitas membaca. Pengunjung pun bisa request lagu apa yg ingin dimainkan 🙂 .
    Sesekali mengadakan games dengan melibatkan pengunjung, tentunya seputar buku dan ada hadiahnya. Jadi biar ada interaksi antara pengunjung satu dengan yg lain, serta para karyawan yg bekerja disana.
    Satu lagi, pengen ada layar proyektor buat nobar rutin tiap weekend, baik film yg diadaptasi dari buku maupun film-film edukatif. Jadi anak-anak muda bisa menghabiskan weekend dgn nongkrong disini, daripada kluyuran gak jelas :p
    Sesekali bikin semacem “garage sale” buku-buku bekas yg masih layak baca, buku2nya bisa didapat dari milik kolpri para pengunjung, sifatnya cariety, uangnya didonasikan untuk anak2 yg kurang mampu.
    Di kafe buku ini dijamin pengunjung gak bakal boring dan cepet bosen deh 😀

  72. Kejora Anaphalisia
    Pinrang, Sulawesi Selatan
    @phalisia

    Selain kafe bukunya punya banyak buku, tempatnya juga dijadikan teduh, serasa pembaca berada di alam terbuka yang sejuk. Jadi, perlu ditambahkan beberapa spot untuk mendukung ‘suasana alam terbuka’ itu. Trus, tiap rak buku dijadikan sekat beberapa meja dan kursi, biar pembaca tidak ngumpul di satu rak buku saja. Trus, background dindingnya ada lukisan tokoh-tokoh sastrawan. Salah satu dindingnya juga tertera beberapa quote dari buku/novel fenomenal. Dipasangi musik juga, tapi jangan yang bikin pembaca justru tidak konsen. Ah, ada outdoor and indoor area juga.

  73. Nama: Bintang Permata Alam
    Twitter: @Bintang_Ach
    Domisili: Ngawi, Jawa Timur

    Jawaban:

    Jika punya kafe buku, aku ingin merealisasikan hal-hal berikut:

    Pertama, aku ingin mengadakan talkshow dengan penulis setiap minggunya. Jadi ini adalah acara rutin yang diadakan sekali dalam seminggu. Pengunjung berhak datang dan bertanya apa saja kepada penulis yang diundang tersebut.

    Kedua, aku ingin menyediakan panggung, di mana di setiap malam minggu akan tampil seorang musisi—entah itu penyanyi, violis, ataupun pianis—untuk mengalunkan instrument musik. Di situ, para pengunjung berhak dan berksempatan untuk request instrument apapun untuk dimainkan.

    Ketiga, aku ingin memfasilitasi para pengunjung dengan rak-rak buku, mulai dari buku anak-anak, remaja, dan dewasa. Setiap pengunjung berhak meminjam ataupun menyewa buku tersebut.

    Keempat, secara visual aku ingin merealisasikan tampilan dinding kafe dengan cat yang bergambar cover-cover buku ternama. Misalnya, dinding sebelah timur ruangan bercat sampul harry potter, sementara dinding sebelah barat dihiasi gambar cover supernova. Selain itu, di bagian depan toko akan dipasang dinding kaca agar bisa tembus pandang ke dalam. Nah, bagaimana? Hehe. Kalau dibayangin, memang agak rame sih. Tapi bagiku itulah yang menjadi daya tarik pengunjung nanti.

    Kelima, rencananya setiap bulan akan ada undian buku gratis, dan setiap pengunjung berhak mengikuti undian tersebut dan memiliki peluang untuk menang yang sama.

    Nah, itu saja deh Kak Luckty. Gak terlalu pinter deskripsi’in gituan, hehe. Thanks, moga beruntungggg 😀

  74. Kartika
    @hoshinotika
    Cirebon

    Ngomong-ngomong soal kafe buku, aku juga punya impian yang sama kaya Kak Luckty nih. Melalui GA ini jadi kesempatan buat aku buat me-real kan impian aku dalam bentuk tulisan. Hitung-hitung biar ga lupa ^^

    Kafe Buku. Sebuah kafe yang bakal jadi surga buat pecinta buku!
    Untuk tempatnya sendiri aku lebih memilih model yang sederhana, seperti kafe pada umumnya. Dengan pintu kaca dan warna tembok vintage. Depannya dihiasi pot-pot tanaman berwarna hijau. Untuk membuatnya teduh.

    Di dalamnya, ketika membuka pintu akan ada meja kasir. Bukan meja kasir pada umumnya, aku akan membuat meja kasirnya seperti buku-buku yang bertumpuk! meja buku bertumpuk, seperti itulah. akan ada pc, selain untuk semua data buku, pc juga berguna untuk mengecek siapa saja yang berkunjung dengan menunjukan member card. Jadi akan ada interaksi dengan pengunjung.

    Untuk rak-rak bukunya, aku ingin warna coklat kayu, berderet rapi di bagian-bagian tembok yang pas, harus ada miniatur2 kecil yang menghiasinya.
    Dan untuk tempat membacanya, akan ada meja2 dengan berbeda warna, tetap vintage. Juga akan ada kursi panjang empuk di bawah jendela yang terbuka, kursi mengantung seperti keranjang di sudut ruangan, kursi bulat empuk di tempat yang sesuai.

    Untuk membuat kafeku menarik, aku akan menerapkan tema setiap bulannya. Misal di bulan pertama aku menerapkan tema ‘magic’.
    Isi kafenya akan kuhiasi dengan pernak pernih Harry Potter, tongkat, sapu terbang dll. pokoknya dalam sebulan harus magic. tidak harus harry potter. dan penjaga kafenya harus berdandan seperti penyihir.

    Makanan! Karena kafe buku, jadi aku ga mau makanan yang bakal berdampak buruk bagi buku yang sedang dibaca. jadi aku hanya menyediakan, coklat, kacang almond, cookies, pokoknya tidak ada gorengan, makanan berat dan berminyak. Untuk minuman, boleh apa saja, untuk yang dingin akan ada serbet bulat sebagai taplaknya agar tidak basah. Dan tempat minumnya pun menggunakan botol yang ga bikin minuman tumpah. Sekali lagi untuk menjaga buku tetap aman ^^
    Oh, dan jangan ada wi-fi! itu tidak akan membuat tenang membaca.

    Mungkin itu ideku saat ini. Semoga bisa memberi sedikit ide buat kak Luckty ^^
    Good luck for your book cafe. Can’t wait to go there. XD

  75. Ari | @tiarizee | Lampung

    Ide:
    Kebanyakan kafe buku memakai konsep di dalam ruangan dengan buku bertumpuk-tumpuk di sisi ruangan. Kenapa tidak mencoba memakai konsep garden cafe? Kalaupun tidak bisa membuat tempat yang benar-benar asri—banyak pohon,di luar ruangan—kita bisa mengatasinya dengan memperbanyak pot dengan pohon besar di sekeliling ruangan(pohon besar di sudut ruangan, dan 1 pot bunga kecil di setiap meja pengunjung). Kalau tidak ingin ribet, bisa pakai bunga sintetis, lebih menghemat biaya dan tidak cepat rusak. Lalu buatlah ruangan kafe seterang mungkin; bisa dengan kaca transparan yang lebar. Dan jangan memakai lampu yang menimbulkan kesan remang-remang. Ntahlah, menurutku kafe yang seperti ini tidak cocok untuk jenis kafe buku. Usahakan pula gunakan cat dinding berwarna hitam dan putih. Selain cocok dengan tema seperti ini, ruangan akan terasa lebih luas, segar, murah juga pastinya, dan tentu saja enak untuk dipandang.
    Lalu, coba untuk membuat menu makanan menggunakan judul-judul buku. Plesetannya. Atau kalau kesulitan, kita bisa buat penjelasan keterangan menu makanan tersebut yang masih berhubungan dengan buku. Misalkan buku Jatuh Cinta Adalah Cara Terbaik Untuk Bunuh Diri karya Bernard Batubara. Jelaskan, mengapa setelah memakan makanan yang berhubungan dengan buku tersebut, kita akan jatuh cinta kepada makanan itu. Misalkan lagi, Remember Amsterdam karya Vira safitri. Jelaskan mengapa menu tersebut berhubungan dengan buku ini. Apakah menu tersebut cita rasanya seperti makanan belanda atau apa.

    Sudah terlalu sering angka dijadikan nomor meja. Untuk kafe buku, coba gunakan ‘nama penerbit’ untuk dijadikan nomor meja. Aku belum pernah menemukan kafe buku yang menggunakan nama penerbit sebagai nomor meja. Ini bisa menjadi hal yang unik juga untuk kafe buku kak luckty nanti

    Untuk memperjelas dan memperunik nama kafe, coba pasang besar-besar nama kafe di dalam ruangan namun dengan sedikit ruang di huruf-huruf nama kafe. Didalam ruang tersebut, isi buku-buku. Tidak perlu penuh, cukup beberapa saja. Menegaskan kalau kafe ini benar-benar kafe buku.

    Untul hiasan dinding lainnya, bisa memasang beberapa pajangan foto. Isi pajangan foto tersebut bisa quote-quote dari penulis terkenal maupun dari buku-buku. Bisa juga memasang biografi penulis-penulis yang kak luckty sukai.

    Kursi para pengunjung bisa juga memakai konsep kafe buku ini. Biar hemat biaya, bisa memakai box / peti telur bekas. Tinggal tambahkan busa diatasnya. Untuk penghias di sekeliling sisi box, bisa tambahkan cover buku(dan sinopsisnya) yang kak luckty sukai. Cover bukunya bisa dicetak menjadi banner, lalu dilapiskan ke sekeliling box.
    Terakhir, untuk menarik pengunjung dari luar kafe, bisa tambahkan papan yang ditulis dengan kapur warna-warni (itu loh yang biasa di kafe, aku gatau namanya apa x)). Tulisannya bisa berupa quote of the day versi kak luckty dari buku, maupun kalimat ajakan untuk berkunjung ke kafe.

    Saran: setiap kafe buku pasti sering kehilangan beberapa koleksi buku di kafenya. Yah, susah memang untuk memantau hal ini secara langsung. Jadi untuk meminimalisir hal ini terus terjadi, aku harap di kafe buku kak luckty nantinya ada sebuah buku jurnal khusus untuk tanda peminjaman buku saat dibaca di kafe tersebut dan juga tentu saja tanda pengembaliannya.

    Tips: aku selalu suka dengan kafe yang pelayannya menghampiri pengunjung untuk bertanya ‘ingin pesan apa mba? Kak?’. Ntahlah, menurutku pelayanan seperti ini salah satu nilai plus bagiku untuk sebuah kafe. Lebih sopan dan lebih ramah. Dan untuk sebuah kafe buku, coba beri panggilan khusus untuk pengunjung. Seperti ‘book addict, bookie-bookie(wkwk), book lovers, dll. Selain unik, hal ini juga termasuk pendekatan kepada pengunjung yang ampuh untuk membuat mereka datang kembali loh.

    Segitu saja sih, ideku. Semoga berguna untuk kafe kak luckty nantinya ya^^ sukses untuk rencana kak luckty kali ini!’-‘9 ntar kalo aku dateng kesana kasih diskon ya wkwk #ditampol

  76. Nama: Perdani Budiarti
    Twitter: daneeollie[at]gmail[dot]com
    Domisili: Solo, Jawa Tengah

    Mau bikin kafe buku itu 3 lantai, lantai satu jadi area kafe dimana para pengunjung bebas minum, makan, sambil ngobrol seru atau baca buku santai-santai gitu. Lantai dua jadi tempat study dimana suasana lebih privat, di sini bisa djadikan tempat kerja, nulis, atau juga tempat diskusi buku. Sementara di lantai tiga jadi tempat tinggal ownernya dan roof top garden yg bisa owner pakai untuk reading corner di kala senggang ^^

    Untuk desain kafenya sendiri sih maunya yang tropis modern, dominasi bata merah baik di interior maupun eksteriornya, memberi kesan homy dan cozy. Biar para pencinta buku betah mampir dan main-main ke kafe. Untuk furnitur bakal memadukan besi tempat dan rotan, sementara sofa juga disediakan di sudut tertentu yang jadi best spot kafe. Oh ya, koleksi bukunya juga disesuaikan dengan target pengunjung kafe: remaja usia SMA, kuliah, dan orang dewasa menikmati kafe buku sebagai gaya hidup.

    Barista dan waitersnya juga harus cinta buku sehingga bisa memberikan informasi terbaru terkait dunia perbukuan. Menu makanan dan minuman bisa juga loh dinamai mirip2 judul buku terkenal yang tentunya akan lebih menarik minat pengunjung untuk menikmati menu tersebut.

    Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan buku-buku yang dijadikan koleksi, sehingga dibutuhkan yang namanya washtafel yang aksesibel. Sediakan lap/tissue di setiap meja. It’s a must karena baca buku sambil ngopi atau nyemil itu rentan banget bikin bukunya jadi terkena noda-noda makanan dan minuman.

    Sudah, segitu saja Kafe Buku impianku ^^

  77. Arfina | @ipinkaramel | Serang

    Woah, kafe buku ya? hm, saya sih kepengin punya yang ruangannya luas, arsitekturnya gaya klasik campur urban biar kerasa wangi eropa pas baca buku XD terus, saya bakal taruh meja makan yang di dalam mejanya terdapat rak buku, biar pelanggan ngga ribet ke rak, saya taruh buku-buku keren di meja makan itu >,,<

  78. Nama: Annisa Hanako NC
    Twitter: @AnnisaHanako
    Domisili: Pekanbaru

    Kalau aku punya kafe buku, aku ingin di setiap dindingnya diberi wallpaper gambar galaxy gitu. Jadi, kesannya keren, dan juga berwarna tentunya. Sehingga, kita bisa enjoy di kafe tersebut.

    Dan di setiap diberi gambar-gambar quotes dari penulis-penulis terkenal, buku-buku terkenal. tak lupa juga dengan quotes mengenai buku. Baik itu tentang penulis ataupun pembaca (aku pernah ke kafe kaya gini :D)

    Selain itu, aku pingin rak rak bukunya ada 2 macam. Yang pertama, rak buku besar. Dan yang kedua, rak buku mini yang imut-imut. Dan tentunya itu warna warni, dan kalau bisa berwarna pastel yang lembut. Yang dapat menambah suasana hangat di kafe itu.

    Selain itu, ruangannya juga dibagi dua. Satu ruangan untuk orang dewasa, yang kedua untuk anak-anak. Kalau yang dewasa, mungkin aku beri kesan vintage gitu, tapi tetap terkesan hangat. Sedangkan anak-anak, aku berikan kesan hangat, ceria, juga menyenangkan. Sehingga, membuat minat membaca sang anak meningkat.

    Dan juga dikafe itu dilengkapi dengan komputer yang sudah dilengkapi dengan wifi (ini mah asik banget). Komputer-komputer itu diletakkan di sebuah ruang kaca (seperti di Puswil Riau), diantara ruang dewasa, dan juga anak-anak.

    Di sekitar ruang kaca itu, dilengkapi dengan meja dan sofa-sofa yang empuk. Jadi kita bisa minum/makan sambil membaca.

    Wah … pokoknya itu kafe buku impian banget buatku 😀

    Terimakasih kak Luckty yang udah membuat event ini ^^
    Sukses selalu yaaa 🙂

  79. nama: Noer Anggadila
    akun twitter: @noeranggadila
    kota tinggal: Probolinggo
    Jawaban: Jika aku punya kafe buku, aku ingin desain eksteriornya semi modern, interiornya dibuat senyaman mungkin untuk bisa membaca, setiap ruangan memiliki tema berbeda-beda, selain bisa ngafe sambil baca buku, juga ada book store sectionnya, ada banyak rak-rak buku di temboknya, poster-poster buku legendaris dan buku-buku yang baru rilis, bikin promo tiap bulan biar tambah menarik, dan ada diskon untuk siswa yang bawa kartu pelajar ><

  80. Bintang Maharani
    @btgmr
    Palembang

    Kafe buku, yang pasti isinya nggak cuma buku. Kafe kalau nggak ada makanannya, nggak afdol disebut kafe. Berhubung ini kafe buku, aku ingin makanannya juga bisa dikreasikan mirip buku. Misal roti atau kuenya dipresentasikan mirip buku. Biar unik aja hehehe. Tapi lokasi tempat makan dan baca dibedakan, demi menjaga kebersihan ruang baca dan buku yang sedang dibaca. Ibaratkan saja kantin dan perpustakaan. Terpisah, bukan?

    Untuk ruang baca, saya lebih suka kalau tempat duduknya berjajar seperti di stasiun kereta atau bandara. Supaya tidak terlalu bersenjangan dengan pengunjung lain. Karena yang namanya baca pasti mereka sudah masuk ke dunianya sendiri-sendiri. Tidak perlu ada privasi. Ini sekaligus untuk menghemat tempat supaya bisa menampung banyak pengunjung dan supaya nggak ada pengunjung yang bisa bawa atau taruh makanan dan minuman.

    Untuk ruang baca yang lebih eksklusif, saya terinspirasi dari bioskop. Kalau nonton aja bisa selonjoran, kenapa membaca nggak demikian? Disediakan semacam kursi pantai dan meja untuk taruh makanan dan minumannya. Ya, kalau di sini, baca dan makan boleh gabung deh.

  81. Biar beda dari yang lainnya gimana kalau kafe bukunya kak Luckty spesial menyediakan makanan-makanan tradisional Indonesia saja. Terus khusus buku-buku yg dipajang disana mulai dari buku bersejarah sampai novel fiksi. Tentunya buku tersebut adalah karangan asli anak Indonesia, no makanan luar no buku-buku terjemahan.

    Untuk design kafe nya seperti apa, bisa bernuansa vintage. Biar dapat kesan kedaerahannya terus ditambah dengan free wifi + pertunjukan daerah gitu. Enggak setiap saat pertunjukannya sesekali aja kak sekalian memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Bisa juga dibuat panggung utama yg mengarah kesemua meja penonton tujuannya panggung tersebut bisa digunakan untuk mungkin ada yg ingin berbagi cerita dari buku yg mereka baca, atau baca puisi, dan lain sebagainya. Tapi itu semua sih tergantung keaktifan pengunjungnya bagaimana.

    Untuk buku kalau bisa jgn dikenakan harga sewa cukup memesan makanan saja dan bisa gratis menikmati buku yg ada. Jadi makanan laku buku pun ikut laku 😉
    Oiya aku rasa juga enggak perlu ada section khusus untuk membaca dan makan. Kalau dipisah gitu takutnya malah bukan jd kafe buku tp akan jadi perpustakaan sendiri atau kafe sendiri.
    Tapi mungkin kalau dicampur jadi satu juga, takut makanan-makanan tsb mengotori buku ya itu semua bisa jd tanggung jawab sih pengunjung sih aku rasa. Mereka juga ngerti kapan saatnya makan dan membaca ada kala mereka mencoba dua-duanya tapi kan mereka pasti bisa berhati-hati karena kerusakan ditanggung oleh pengunjung kkkk~

    Untuk design kafenya seperti apa nanti akan aku twitpict saja ya kak biar lebih dapat bayangannya. Sekian dan terima kasih. ( https://mobile.twitter.com/its_nessie/status/723188295925002240 )

    Nama: Agnes
    Akun Twitter: @its_nessie
    Domisili: Tangerang – Banten

Leave a reply to agathavonilia Cancel reply