buku, resensi

REVIEW Let it Snow

 let it snow

 

Tapi entah kenapa di dunia nyata, dalam kehidupanmu seseorang bisa terasa sangat jauh dan lebih tidak terjangkau daripada selebriti sungguhan. Kedekatan jarak tidak menghasilkan keakraban. (hlm. 13)

Buku ini terdiri dari tiga cerita yang memiliki tokoh utama yang berbeda, tapi memiliki benang merah yang akan menautkan cerita satu dengan cerita lainnya. Dari judulnya kita bisa membayangkan bahwa SALJU dan NATAL yang akan menghubungkan ketiga cerita ini. The Jubilee Express yang ditulis oleh Mauren Johnson, A Cheertastic Christimas Miracle yang ditulis John Green, dan The Patron Saint of Pigs yang ditulis oleh Lauren Myracle.

THE JUBILEE EXPRESS – Mauren Johnson

Adalah Jubilee, di malam natal mengalami kemalangan yang beruntun; orangtua yang masuk penjara gegara barang yang nggak penting, harus mengungsi ke rumah kakek nenek yang lumayan jauh dan malah terjebak di kereta sepanjang malam di saat malam natal, malam yang seharusnya menjadi malam yang indah bagi keluarga yang merayakannya.

Lewat tokoh Jubille ini, kita melihat bahwa dalam kehidupan, kita tidak pernah membayangkan bahwa akan ada orang-orang baru yang akan menghiasi kehidupan kita. Belum tentu yang sempurna baik bagi kita.

A CHEERSTASTIC CHRISTIMAS MIRACLE – John Gren

Adalah tiga remaja yang merencanakan malam natal di rumah hanya dengan menonton film saja. Rencana berubah ketika teman mereka menelepon dan menawarkan untuk melewatkan malam natal spesial dan belum tentu terulang. Ternyata, perjuangan mereka untuk keluar rumah harus melalui banyak rintangan dan kerap putus asa. Uwuwuww…endingnya bikin kaget, nggak terduga!

THE PATRON SAINT OF PIGS – Lauren Myracle

Adalah Addie yang mengalami patah hati. Orang yang mengalami patah hati yang hebat biasanya susah move on dan melakukan berbagai cara untuk menghilangkan rasa patah hati itu. Salah satunya adalah memotong rambut, itulah yang dilakukan Addie. Orang yang patah hati belum tentu orang yang berada di posisi dicampakkan. Bisa juga diposisi mencampakkan yang biasanya berujung pada penyesalan. Nah, di malam natal inilah hati Addie akan terbuka.

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Semua akan baik-baik saja. (hlm. 22)
  2. Kita harus bisa menerima baik-buruk seseorang. (hlm. 24)
  3. Kadang-kadang kita harus melakukan sesuatu yang masih membuat kita ragu… (hlm. 27)
  4. Banyak universitas yang menyukai orang-orang dengan bakat musik. (hlm. 67)
  5. Lingkunga sosial memang tidak memberikan pilihan, kan? (hlm. 94)
  6. Tidak ada salahnya kok kadang-kadang mengambil sedikit resiko. (hlm. 145)
  7. Kita hanya punya satu kesempatan dalam hidup. (hlm. 208)
  8. Pasti rasanya menyenangkan rasanya karna orang-orang membutuhkanmu. Ya kan? (hlm. 251)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Di balik semua kesempurnaan tampak luar, pasti ada kehidupan rahasia yang pelik serta kesedihan yang disembunyikan. (hlm. 23)
  2. Orangtua terkenal, itu impian semua anak cewek. (hlm. 49)
  3. Apa cowok-cowok sungguh percaya bahwa seandainya mereka satu-satunya lelaki di suatu tempat cewek-cewek akan langsung menyerbu mereka? (hlm. 54)
  4. Apa salahnya dengan pemandu sorak? (hlm. 54)
  5. Sinting bagi satu orang berarti waras untuk orang lain. (hlm. 73)
  6. Orang kan bisa senang sekaligus khawatir. (hlm. 87)
  7. Apakah memercayai mimpi itu lucu? Sehingga rintangan bisa diatasi itu lucu? Apakah mengatasi rintangan untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut jadi kenyataan itu lucu? (hlm. 147)
  8. Kenapa sih harus selalu cowok yang berubah? (hlm. 207)

Tiga cerita di buku ini menyuguhkan para tokoh utama remaja yang masing-masing memiliki permasalahan yang berbeda. Masalah percintaan, masalah keluarga dan juga masalah pergaulan. Flobie Vilage juga menjadi utama tiga cerita ini. saya sampai googling:

 

Oya, saya juga googling makan kesukaan para tokoh utamanya; eggnog latte untuk Jubilee, hash brown untuk The Duke, dan puding figgy untuk Addie:

Keterangan Buku:

Judul                                     : Let it Snow

Penulis                                 : John Green, Lauren Myracle, Mauren Johnson

Alih bahasa                         : Rosemary Kesauly, Kristi Ardina

Desain sampul                   : Martin Dima

Penerbit                              : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                                    : 2014

Tebal                                     : 312 hlm.

ISBN                                      : 978-602-03-1151-7

Cover versi lainnya:

44 thoughts on “REVIEW Let it Snow”

  1. Rally panjang baca review buku John Green, dan buat buku yang ini aku jadi ingin merasakan salju. Sayang di Indonesia gak ada kecuali di puncak Jayawijaya. Petualangan yang seru sekaligus ada damai disana.

  2. “Di balik semua kesempurnaan tampak luar, pasti ada kehidupan rahasia yang pelik serta kesedihan yang disembunyikan.” – stay strong! \o/

  3. Wah, kukira awalnya Let It Snow ini novel yang ditulis John Green sendiri. Ternyata dari 3 penulis :3 *ngangguk-ngangguk*

    Well, dari 3 cerita itu–yang kutahu karena baca review ini, kan belum baca bukunya XD–aku nggak terlalu penasaran sama THE JUBILEE EXPRESS – Mauren Johnson. Lebih penasaran sama ceritanya John Green sama Lauren Myracle.
    A CHEERSTASTIC CHRISTIMAS MIRACLE – John Gren bikin pingin baca karena penasaran dengan kalimat, “…perjuangan mereka untuk keluar rumah harus melalui banyak rintangan dan kerap putus asa.” Kok bisa? Kan, penasaran XD
    THE PATRON SAINT OF PIGS – Lauren Myracle bikin pingin baca karena penasaran sama alasan Addie kenapa dia bisa patah hati 😀 Dan, siapa tahu aku bisa niru how Addie resolves the heartbreak pas aku jugaa patah hati :3

    Well, selalu aja cara review Mbak Lucty ini nyenengin. Sampe makanan kesukaan para tokoh pun di-search segala. And, I dont even like that pudding *:blah:*

  4. Lagi-lagi baca review ini mengingatkan saya pada novel lain, kali ini Supernova-nya Kak Dee. Selalu berisi beberapa sub bab cerita dengan tokoh yang berbeda, tapi ternyata kesemuanya saling bertautan dan melahirkan akhir yang tak terduga ( sedang menanti dalam penasaran buku Supernova yang terakhir ) semoga lekas keluar 😀

    Btw, tiap kali mampir ke blog-nya mbak luckty selalu punya wishlist buku baru yang pengen dibeli. Selalu dibikin penasaran sama review-nya tauk. Ayoo tanggung jawab ! 😀

  5. “terjebak di kereta sepanjang malam di saat malam natal” Gimana bisa itu? Apa yg terjadi, kok bisa-bisanya! *kaget

    “perjuangan mereka untuk keluar rumah harus melalui
    banyak rintangan dan kerap putus asa” etdah! Alamak, ini rumahnya berhantu atau temannya itu ternyata sesuatu yang tak terduga? *horor

    “Adalah Addie yang
    mengalami patah hati. Orang yang mengalami
    patah hati yang hebat biasanya susah move on dan melakukan berbagai cara untuk menghilangkan rasa patah hati itu” aku juga sama kok 😥 :3

    ada 5 dari 16 quotes yg aku suka setelah baca review ini. 3, 6, 8 dan 5, 7.

    “Benang merah” aku suka ini! Pasti banyak teka-teki yang bisa bikin jumpalitan buat nebak dan tentu konflik ketiganya keren-keren!! Rasa penasaran memuncak.

  6. Jadi penasaran, apakah ketiga tokoh yang sedang mengalami masalah akan tertawa bersamaan seperti “kita konyol banget kehubung kayak gini, dengan masalah yang berbeda, nggak nyangka!”

  7. huhuhu…pingin punya bukunya….dari reviewnya aja menarik gitu. Apalagi kalau baca bukunya :3
    Awalnya aku agak bingung sama covernya, tp setelah baca “Oh…” . Ada kata “Benang merah” aku suka, soalnya itu juga ada di mitos Jepang… Kalau punya bukunya double, aku satu mau mbak hehe #langsungkabur

  8. langsung penasaran sama kata benang merah antara ketiga tokohnya. pernah baca kumcer yg ceritanya berkaitan a.k.a ada benang merahnya juga dan menurutku itu asyik banget 😀 btw sinopsisnya THE PATRON SAINT OF PIGS bikin penasaran banget. dia yang mutus, dia ikut patah hati, lalu nyesel karena udah putus. aku paham bgt perasaan itu. pernah ngerasain soalnya hahaha #kokcurcol xDD

  9. “Kita hanya punya satu kesempatan dalam hidup.” Yap, cuma orang beruntung yang punya kesempatan kedua

  10. hmm sekarang 3 cerita ya.. haduh jadi makin penasaran sama gaya penulisan dia. nyesel deh belum pernah baca satu pun :(((
    ah rasanya memang sulit move on kalau udah jatuh cinta :”)

  11. Aku seketika penasaran sama novel in karena GPU apik banget menerjemahkan judul untuk edisi Indonesia-nya jadi “Dalam Derai Salju”. Kudos buat GPU! Tapi, ini termasuk novel atau kumpulan novelet ya? Masih bingung nih akuuuh… Hehehe.

  12. Baru tahu kalau ternyata John Green pernah menulis cerita pendek juga, berkolaborasi dengan penulis lainnya dan disatukan dalam sebuah buku. Agak ragu juga sih kalau cerita pendek seperti ini, tapi semoga saja ceritanya bagus sesuai ekspektasiku terhadap karya-karyanya John Green yang lain.

  13. Membaca bahwa ini adalah kumpulan cerita yang ditulis beberapa penulis yang berbeda, langsung mengingatkan diriku terhadap sebuah judul buku berjudul Intertwine. Mungkin teman-teman yang lain juga sudah banyak yg membacanya lagi. Ada beberapa kesamaan antara buku ini dan Intertwine. Selain dari kumpulan cerita, di setiap ceritanya ada benang merah yg menyambungkan cerita-cerita itu. Kalau di Intertwine, benang merahnya adalah sebuah butik baju pengantin, kalau di sini adalah salju dan natal. Mudah-mudahan buku ini sama bagusnya seperti Intertwine.

  14. Ahhhh ini cerita sweet banget, kisah cinta di musim salju. Gabungan cerita pendek dari 3 penulis. Suka ceritanyaaa, trs gimana di bagian cerita terakhir semua karakter ditemuin itu kereennn. Suka banget sama bukunya, ceritanya manis, covernya juga keren.

  15. Aku kira ini satu cerita, ternyata tiga. Covernya kereeen, itu liat sepatunya kanan-kiri beda, seolah-olah menggambarkan ketiga cerita itu ya. Gambarnya satu, kalo diperhatikan banyak perbedaan.

Leave a reply to Diana Cancel reply