buku, resensi

REVIEW Unfriend You

unfriend you

“Dan kita semua. Di setiap diri kita adalah matahari. Cuma tiap orang sibuk ngeliatin matahari yang lain. (hlm. 255)

Tahun lalu Kartrissa adalah si Itik Nerdy: berkacamata, nyaris tidak punya teman. Kemudian, karena satu dan lain hal, dia bertemu dengan angsa yang menaikkan derajatnya menjadi seekor angsa. Cukup menyenangkan, sampai akhirnya dia harus bertemu dengan masa lalunya, kaum itik. Itik-itik itu akan memandangi si Angsa dengan perasaan tidak rela bahwa salah satu dari mereka telah berubah menjadi angsa. Di lain pihak, kaum angsa merasa seharusnya semua itik itu ditangkap saja dan dijadikan bebek goreng.

Jika Langit adalah wujud sempurna dari itik jelek rupa, Aura Amanda adalah wujud semua dari angsa. Bahkan Aura Amanda sudah menjadi angsa sejak lahir. Dia seperti tidak pernah mengalami fase mengelap ingus, jerawatan atau bahkan salah memilih baju.

Wajahnya mungkin bukanlah yang tercantik di Egan, masih ada beberapa cewek yang dianugerahi kecantikan lebih dari Aura. Namun, sementara gadis-gadis yang lain memanfaatkan kecantikannya dengan merengek pada cowok, bersikap seperti drama queen dan merasa dirinya supermodel, Aura tetap lembut dan rendah hati seperti Lady Di. Apalagi ketika matahari berada tepat di belakangnya, ia seperti menjadi matahari itu sendiri. Itulah yang membuat Aura disukai semua orang, termasuk Katrissa.

Di belakang Aura, Milani Atmaja mengikuti. Ia berusaha berjalan seanggun mungkin seperti Aura, tetapi gadis itu hanya akan selalu menjadi fotokopi buram Aura. Dari wajahnya, Milani itu sebenarnya cantik, berkat mamanya yang memiliki darah separuh Inggris. Tetapi pada saat yang sama, Milani mewarisi tubuh mamanya yang besar dan gampang gemuk. Akibatnya, segala sesuatu yang seharusnya terlihat cantik di wajah Milani jadi terlihat besar; matanya. Hidungnya, dan juga bibirnya. Bagaimanapun kerasnya usaha Milani untuk menurunkan berat badannya, dia tidak akan pernah seramping Aura.

Milani dan Aura sudah bersahabat sejak SMP. Keluarga Milani merupakan salah satu keluarga terkaya di Egan, jadi dia tidak pernah mengkhawatirkan posisinya, termasuk ketika Aura memutuskan untuk mengajak Katrissa bergabung dalam clique mereka di akhir tahun pelajaran kemarin.

Katrissa pikir jika sudah tergabung dalam kasta angsa hidupnya akan aman. Semua akan menghormatinya karena dia selalu di belakang matahari, Aura. Di sekolah mana pun, selalu ada saja gerombolan cewek-cewek satelit yang selalu berkiblat pada satu matahari; cewek yang dianggap paling populer. Dari jaman saya sekolah bahkan sampai saya bekerja di sekolah pun masih menemukan gerombolan cewek-cewek satelit seperti ini.

“Bullying itu kayak gitu. Dia ngancurin hidup siapa saja. Pelakunya. Korbannya. Orang-orang yang diam saja dan menyesal mengapa mereka tidak melakukan sesuatu. Nggak ada yang diuntungkan.” (hlm. 184)

Katrissa merupakan representasi ababil masa kini, yang ingin diakui keberadaannya di lingkungannya. Menggunakan cara apa pun itu. Termasuk mengubah dirinya yang dulunya itik menjadi angsa. Ternyata menjadi angsa tak segampang yang dia kira. Banyak yang harus dia korbankan, termasuk kesetiaan dan nurani. Ada banyak hal yang sangat bertolak belakang dengan apa yang dikatakan hati kecilnya, termasuk tentang bullying.

Bullying dikategorikan sebagai perilaku antisosial atau misconduct behavior (Jenkins, 1995; Morton 1999), dengan menyalahgunakan kekuatannya kepada korban yang lemah, secara individu atau kelompok dan biasanya terjadi berulang kali (Smith Cousins, & Stewart, 2005; Mongold 2006)

Bullying dapat dilakukan secara verbal, psikologis dan fisik (Kim, 2006). Bentuk perilaku tersebut dikatakan sebagai salah satu bentuk delinkuensi (kenakalan anak) karena perilaku tersebut melanggar norma masyarakat, dan dapat dikenai hukuman oleh lembaga hukum (Thorton, 1992)

Perpustakaan bukan sekedar gudang penyimpanan buku. Salah satu fungsi perpustakaan sama sekali tak melibatkan buku. Fungsi tersebut adalah justru keterbukaan dan ketersediaan. Di dunia ini ada banyak orang yang merasa terpinggirkan dalam masyarakat. Perpustakaan menjadi tempat yang bebas untuk didatangi orang-orang semacam itu. (Dewey, hlm. 58)

Menuju tahun keempat saya bekerja di sekolah, menemukan beberapa siswa korban bullying. Siswa yang di-bully tidak hanya melanda siswa yang masuk kategori pendiam, nerd, geek, dan sejenisnya. Ada juga siswa berprestasi kena korban bully.

Siswa korban bully biasanya karena ada beberapa hal, salah satunya adalah berbeda dengan yang lain. Berbeda di sini maksudnya bisa kurang atau lebih dari siswa yang lain.

Saya pernah menemukan siswa yang menangis, lari ke perpustakaan. Saya menanyakan ada masalah apa. Ternyata dia di-bully teman-teman sekelasnya karena LKS yang dikerjakan susah payah semalaman sampai kurang tidur dirampas paksa oleh teman-temannya yang ingin menyalin pekerjaan rumahnya itu.

Ada juga beberapa siswa baru yang menjadi korban bullying. Entah kenapa, sekolah dimana-mana yang namanya label ‘anak baru’ selalu menjadi sasaran empuk buat di-bully. Dikerjain abis-abisan. Para pem-bully biasanya beralasan agar anak baru tidak macam-macam.

Siswa pintar pun tidak luput dari korban bullying. Ada seorang siswa yang selalu juara umum, tapi temannya bisa dihitung dengan jari. Teman-temannya menjauhi dengan alasan siswa tersebut pelit ‘berbagi’. Padahal pelit di sini adalah pelit yang positif. Ah, jadi teringat delapan tahun silam saat berseragam putih abu-abu juga punya pikiran seperti itu terhadap teman pintar yang tidak mau berbagi.

Sekarang saya mengerti, kenapa siswa pintar ‘pelit’ berbagi contekan, hasil jernih yang mereka lakukan dengan usaha keras mereka sendiri. Saya pernah merasakan sakit hati saat buku catatan sekolah saya tanpa sepengetahuan di-copy oleh seorang teman dan diperjualbelikan. Mungkin ini rasanya saat penulis melihat buku bajakan dari buku yang dia tulis. Dari itu, saya berusaha tidak membeli buku bajakan.

Para korban bullying yang saya kenal umumnya siswa perempuan. Saya jadi ingat, dulu ada teman satu angkatan pas masa putih abu-abu, rambutnya mendadak dijambak kakak kelas hanya karena teman saya ini sepatunya sama dengan yang dikenakan si kakak kelas itu. Hadewh…kalo mau punya sepatu yang nggak mau sama, mending buat pabrik sendiri aja deh…  ˇ)-cˇ)

Korban bullying terdekat yang paling saya kenal adalah adik kandung sendiri. Dari kecil memang pendiam dan memiliki keterbatasan & kemampuan yang berbeda dengan teman-teman sebayanya. Apapun yang dia punya, mulai dari uang jajan, jam, baju, pokoknya semua yang diminta temannya selalu langsung dikasih begitu saja. Dari SD hingga SMA. Pindah beberapa kali sekolah hanya demi kenyamanan untuk belajar. Saya juga heran, kenapa di setiap sekolah selalu ada budaya bullying?!?

Kedepannya semoga tidak ada lagi kasus bullying. Tidak ada untungnya kok baik pelaku maupun korban. Sama-sama resah gelisah. Percayalah, satu senyuman lebih berarti daripada satu cacian dan satu pelukan lebih menghangatkan daripada memberikan satu pukulan.

Beberapa kalimat favorit:

  1. Namanya juga manusia tidak ada yang sempurna, kan? (hlm. 162)
  2. Tidak selamanya niat yang baik datang tepat pada waktunya. (hlm. 193)
  3. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. (hlm. 194)
  4. Lo nggak bisa nyimpen semuanya sendiri. (hlm. 221)
  5. Ternyata, hati manusia bisa berubah. (hlm. 243)

Beberapa kalimat sindiran dalam novel ini:

  1. Cowok yang baik harus ngebantuin cewek, kan? Dan cowok yang baik juga sadar diri dengan posisinya. (hlm. 12)
  2. Apakah cowok itu tidak mengerti saat cewek tak sudi membalas SMS itu artinya dianggak mau bicara dengan cowok tersebut? (hlm. 96)

Paling favorit: Katrissa menyukai perpustakaan sekolahnya. Mungkin salah satu alasan mengapa ia menyukai Eglantine High adalah koleksi bukunya yang begitu lengkap. Ditambah lagi dengan desain ruangannya yang terlihat mewah sekaligus klasik membuat Katrissa betah berlama-lama di dalamnya. (hlm. 98)

Sudah dari tahun lalu pengen banget buku ini. Berkali-kali ikut kuisnya belum pernah menang. Mungkin belum rejeki. Tanpa disangka, penulisnya mengirimkan buntelan ini. Alam selalu berkonspirasi mendengarkan permintaan kita 😉

Suka ama covernya. Sosok matahari benar-benar merepresentasikan kisah di dalam buku ini. Hanya saja kurang nyaman dengan jenis font-nya. Bikin capek mata karena terlalu kecil, mungkin karena keterbatasan halaman. Oya, awalnya menduga kalo ini bakal bukan bersetting Indonesia karena dari nama sekolah, nama-nama tokohnya, dan lingkungan sekolahnya terkesan kebarat-baratan, pas pertengahan baru ngeh kalo ini bersetting Indonesia pas si Katrissa naik bus transjakarta x)

Berharap ke depannya, GagasMedia kembali menerbitkan buku-buku serupa yang mengangkat kehidupan remaja dengan banyak pesan moral di dalamnya seperti dalam novel ini dengan bahasa tanpa terkesan menggurui.

Teman tidak saling melukai. Teman saling menghormati, mencintai, menghargai. Hentikan sebelum terlambat. Tidak ada yang berhak hidup dalam luka. Tidak juga kamu atau apa pun kita semua. (hlm. 265)  

Keterangan Buku:

Judul                     : Unfriend You

Penulis                 : Dyah Rinni

Editor                    : Nico Rosady

Proofreader       : Jia Effendie

Penata letak       : Gita Ramayudha

Desain sampul   : Levina Lesmana

Penerbit              : GagasMedia

Terbit                    : 2013

Tebal                     : 278 hlm.

ISBN                      : 979-780-648-0

Eh, dapet tandatangan penulisnya 😉

Indonesian Romance Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/01/indonesian-romance-reading-challenge-2014/

Young Adult Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/07/young-adult-reading-challenge-2014/

New Authors Reading Challenge 2014

https://luckty.wordpress.com/2014/01/02/new-authors-reading-challenge-2014/

51 thoughts on “REVIEW Unfriend You”

  1. Bagus banget perumpamaan itik dan angsa dan tokohnya remaja cantik vs biasa.. Kekayaan selalu saja menjadi penarik dan pembeda. Luckty juga sangat semangat menjelaskan bulliying, cuma hanya saj hubungan bulliying dengan resensi cerita masih belum nampak. Apakah kattarisa pernah dibully atau??? Resensinya kurang jleb. Tapi tetap suka bagian quote dan kalimat sindirannya.

  2. Ouh, bully. Baca review ini mengingatkanku ttg masa-masa SD dulu. Aku stuju kalau bully itu merugikan siapapun, gak ada untungnya dan harusnya segera dihentikan. Dan novel ini, yg menceritakan ttg bully bikin aku tertarik membacanya. Pengen, tahu kisah bully dalam buku ini juga pesan moral yang bisa aku peroleh setelah membacanya. Oh,ya aku suka sama kutipan ini kak : “Bullying itu kayak gitu. Dia ngancurin hidup siapa saja. Pelakunya. Korbannya. Orang-orang yang diam saja dan menyesal mengapa mereka tidak melakukan sesuatu. Nggak ada yang diuntungkan.” (hlm. 184) SETUJU!!!!:)

  3. Wahh buku ini cocok banget buat aku yg selalu dibully. Pokoknya aku mau banget novel2 yg ceritanya persis sama kayak kehidupan sehari-hariku yg selalu suram hehehe.
    Aku suka banget sama kalimat2nya itu. Terus covernya bikin tertarik, sama ada TTD penulisnya segala.
    Aduh pingin… genreku banget ni ><

  4. Novel ini punya kesan seperti, para cewek2 yang terobsesi untuk jadi queen. Hehehehe… Bagus-bagus. Yang jelas novel ini bisa menjadi bagian dari kampanye “Stop Bullying!”
    Seneng, ada penulis yang nggak cuma mau ngeluarin karya doang, tapi mau berbicara dr hati ke hati sama pembacanya. Good job!

  5. Sama seperti Katrissa, aku juga paling suka sama perpustakaan waktu SMP, karena bukunya update terus. Disana banyak komik terbaru dan novel goosebumps yang banyak. Ditambah penjaga perpustakannya yang supel jadi betah. Tapi disana, tepatnya di samping pintu keluar, ada wastafel yang jadi tempat sepatu saya dicemplugin ._.

    setuju saya empunya blog 😀 saya juga suka sama covernya, dan pengen banget dapet buku ini u,u udah lama ngincer tapi ga dapet-dapet~

  6. setuju nih sama pesan terakhit kak luckty, Semoga Gagas bisa terbitin lg buku yg model gini, pas bgt buat remaja2 kaya saya. Kan baca nya pasti jd enjoy

  7. Aku benci yang namanya bullying.
    Kan kasihan orang yang tak berdosa selalu dihina-hina.
    Bully yang keterlaluan bisa ganggu psikis si korban. Kadang miris lihat kejadian ini.
    Dan novel ini bikin aku penasaran, gimana sih model bullying di novel itu??
    Mau tahu kelanjutan ceritanya si Milani dan Aura. Penasaran banget dah!

  8. reviewnya jelas banget karena mengulas bully-ing secara detail berdasar novel ini. Tapi menurut saya reviewnya terlalu panjang untuk sebuah review novel. Untuk teori-teori mengenai bullying ada baiknya untuk dipersingkat maupun dimasukkan hanya sebagai informasi pendukung saja 🙂
    Tapi over all bagus.

  9. sepertinya hanya saling mengejek, tetapi bagi yang mudah tertekan akan menjadi pengalaman pahit yang tak terlupakan. Mungkin dari saling ejek kemudian adu jotos.

    Belom lagi kalau tawuran…
    Bullying memang menakutkan. Dan juga buku ini, bisa menjadi salah satu pandangan siswa tentang bullying. Karena biasanya lewat cerita akan lebih mengena manfaatnya.

  10. Apapun bentuknya bullying itu menakutkan, saya cuma berdoa saja semoga bullying tidak terjadi pada adik-adik saya di masa depan kelak

  11. Novel ini jadi teringat film Carrie yg dirilis 2013 lalu. Tapi ini filmnya juga diangkat dari novel yg judulnya sama karangan Stephen King udah terbit di Gramedia, aku juga udah punya novelnya. Ceritanya sama tentang kasus bullying, tapi akhirnya tragis dan sadis. Nah ini novelnya kan nggak ada unsur kekerasannya terus kisahnya juga aku banget. Aku bener-bener benci yg namanya bullying. Itu yg selalu terjadi dikehidupan sekolahku,. Dendamku rasanya tiada habisnya, pokoknya aku pusing banget sama yg namanya BULLYING.

    Buku ini cocok banget sama aku. Aku pingin tahu kisahnya yg lengkap, penasaran banget. Korban bullying kayak aku ini pokoknya butuh buku ini. Yahh buat meredakan sakit kepala, gara2 dibully hehe… mau bingit ><

  12. widihh, udah banyak ikut ga taunya dapat dari sang penulis 😀
    Bullying emang sering sekali terjadi, dan maaf saja, menurut saya pribadi akan terus berkepanjangan, tanpa adanya penanganan yang baik. Semoga novel ini bisa menyadarkan banyak orang..

    Berharap bisa baca juga nih.. 😉

  13. Memang sih selalu ada cewek2 geng satelit kayak gitu. Tapi aku cuek aja…Toh nyatanya nanti di dunia kerja jg udah urusan masing2. Jd gak pernah deh iri iri sama mereka geng satelit ini.
    Justru pernah dibully ama cowok. Mulai mereka ngatain fisik sampai mreka jadiin aku taruhan. Ya ampun padahal aku nggak jelek dan nggak gemuk…intinya bully itu vukan karena masalah fisik aja tapi ya bisa jadi suka2nya mereka ngebully atau sasaran empuknya siapa.
    Aku sendirinya dulunya gak tau kalau ngejekin temen tuh termasuk membully…tapi setelah tau ya berhenti.
    Kalau ngeliat kasus bully di luar negeri koo serem y…di indonesia skrng2 ini jg makin serem aja…..
    Biasanya pelaku bullying itu kurang kasih sayang dlm keluarganya shngga mereka butuh eksis dengan menindas orang.yg dianggap lebih lemah…
    Caea satu2nya utk menghilangkan bully adalah kembali ke pendidikan keluarga….bgmna spy kluarga mmberikan kehangatan sehingga anak merasa percaya diri dan tidak jadi korban atau pelaku bullying.

    Twitter:@suararaa

  14. Review yg bagus…mungkin buku kek gini perku dibaca oleh para pelaku maupun korban bullying spy mereka tahu bhw yg mrk lakukan tuh gak bs dibenarkan…
    Karna kdg mreka gak tau bhw yg mereka lakukan mnyakiti orang lain…kadang mreka anggapn lelucon…

  15. Duuuh, udah berapa lama ya aku ngidam baca buku ini tapi nggak kesampean mulu? T.T

    Penasaran berat sama novel ini, soalnya agak jarang gitu novel teenlit yang ngangkat tema bullying n fokus di sana. Ada sih, yang bawa2 bullying, tapi cuma sekedar lewat doang. Novel ini kayaknya keren banget! XD

    Nice review kak! Ciee udah 1000 review. Keep posting! 😀

  16. Mb Luckty, koq terus ada penjelasan ttg bulying secara spesifik? Apakah Katrissa dibully? Misalnya dia melihat bulying, yg manakah itu? Hehehee… saya gak mudeng nih 🙂

  17. aku tertarik banget baca novel ini nih… kayaknya seru banget deh. Terus banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari quotes-quotes gituu. Btw, bullying sering banget terjadi di Indonesia maupun seluruh dunia. Jadi, jika kita adalah korban bullying harus kita sikapi dengan tegas dan jangan pernah sesekali berpikiran untuk mejadi pelaku bullying:)

  18. Pernah baca sekilas hasil pinjeman di tempat persewaan buku (iya pepus aku enggak selengkap perpus di sekolahan kakak 😦 *mupeng dari dulu*), tapi gara-gara kesibukan jadi enggak sempet baca, daripada denda lebih banyak mending aku balikin deh 😀

    Reviewnya Kak Luckty lengkap, jadi penasaran kelengkapan ceritanya gimana 😀
    O iya kak, ada satu yang pengin aku tanyain u,u
    Model review-review kakak emang sengaja enggak dikasih rating ya? 😮

  19. kayaknya seru nih.hihi
    kalo misal dapet nih buku, habis aku baca cocok nih disumbang ke sekolah, biar para pelaku bullying kesindir :3

  20. Dulu waktu ada giveaway Unfriend You dan temen-temen pemburu buntelan pada nyetatus di FB dengan hestek #UnfriendYou aku tertarik dengan buku ini. Ngambil tema cewek-cewek populer, bullying begini lah yang bikin aku tertarik. Bullying, dulu aku jaman SD aku juga sering di bully soalnya aku murid yang pendiem bin aneh. Dipukul, diapain juga nggak bakal ngadu. Cuma diem aja jadi mereka makin menjadi nakalinnya. #malahcurcol Nah, seperti di cerita ini Katrissa yang semula jadi itik lalu bergabung di kumpulan angsa menjadi berubah ya? Kisah persahabatan yang menarik. Aku pengen! 🙂

  21. Aku udah baca bukunya 😀 Yah, cuma minjem sih, tapi bagus dan seru banget! Aku suka banget! Sebetulnya masih banyak quote-nya di buku itu. Aku masih inget bagian daruma doll-nya, terus suka banget sama endingnya yang nerbangin lampion bareng gitu >.< aaaa… suasananya so sweet banget di situ! Tapi ada juga bagian 'aduh'-nya di bab Paper Dress Princess -,- oh my god, itu emang tragedi memalukan

  22. Aku suka permisalan itik angsa kak, hihi keren! Cuma saya bingung nih kak, batas antara review sama thought kakak itu ngga ada, jadi sempat oohh ini bagian thought kak luckty ternyata *bego banget ya saya* Kurang apa gituu rasanya kak xD #plak
    Review tentang novel ini di goodreads maupun BBI bagus. Ratingnya juga tinggi. Wishlist setahun lalu tapi belum kesampaian buat beli:(
    Tema yang diangkat juga oke, keren deh Mbah Dyah:)
    Bullying emang mengerikan, aku sering liat adik kelas selalu dibully sama kakak kelas (gara-gara kalah cantik atau rebutan cowok) Iyuuwh banget -_- Tapi aku selalu diem aja sih kak, takut ntar malah aku jadi sasaran berikutnya terus buat aku gak nyaman di sekolah itu :’) *say sorry to korban bullying :”)

  23. aduh bullying bnr” menakutkan……… untung gk pernah lihat bullying disekitar… dan semoga gk terjadi disekitar…. dan gk mau ngrasainn….
    baca review nya jadi pengen baca novelnya… pemisalan angsa itiknya itu lho keren… kata-kata dlm novelnya juga…. 😀

  24. Deuh, novel cakep ini. Udah beberapa kali baca sinopsisnya berseliweran di sosmed dan beberapa kali pula gagal dalam kuis-kuisnya. Padahal penasaran gilaaa sama isi lengkapnya. Selalu tertarik dengan cerita top-down (ada tokoh yang di puncak banget, ada pula yang ngedekem di titik bawah). Pasti isinya mengaduk-aduk hati ya kak? Mauuuuuu bacaaa.. Timpukin dong kak :)))

    Aehh, tenang Intan. Kata kak Luckty : Alam selalu berkonspirasi mendengarkan permintaan kita :p

  25. Pas baca di bagian “Perpustakaan bukan sekedar gudang penyimpanan…” kok jadi #jleb banget dan inget diri sendiri. Aku juga pernah sekali nangis di perpus sekolah gara-gara abis dapat bully verbal. Perpus sekolahku tuh gede tapi sering sepi, rak bukunya tinggi, penjaga perpusnya lebih sering di TU karena suasananya agak mistis, jadi cocok deh buat tempat nangis tp gak ketahuan yg lain ._.

    Jadi penasaran deh, di novel Unfriend You ini bully yang diceritakan model bully yang kayak gimana ya. kok sepertinya [berdasarkan resensi yg ditulis mb Luckty] mengarah ke hal yang serius banget ya…

    Btw, analogi Angsa-itik & Langit-Matahari nya keren deh. Jadi makin penasaran sama isi novel ini…

  26. Kirain settingnya di negara barat ternyata Indonesia! Lucu deh sama perumpamaannya, itik dan angsa. Pesan moralnya ngena banget plus cerita ini banyak faktanya di kehidupan yang nyata. Pokoknya keren!

  27. Ah, korban bully di sekolah memang selaluuuuu ada saja. Tapi untungnya, di sekolahku jarang ada korban bully. Tapi kebetulan, justru sahabatku yang jadi korban bully ini. Kasian juga sebenernya. Tapi kita sebagai teman korban bully bisa apa? Cuma bisa ngehibur si korban buly kan?

  28. Pernah pinjem buku ini dari temenku. Udah baca 2 kali malah. Pesan moralnya emang ngena banget. Reccomend buat dibaca anak muda.

    Iya, aku juga sempet ketipu tuh mbak sama settingnya. Kaget. Ternyata masih di Indonesia to 😀

  29. hmm.. jd pengen baca buku ini..
    aku setuju sama kata2 ” Lo nggak bisa nyimpen semuanya sendiri.” (hlm. 221)
    yup, emang terkadang kita ga bisa selamanya nyimpen suatu masalah sendiri karna kita butuh bantuan terutama teman dekat 🙂

  30. Wah, aku kok jadi membayangkan novel ini difilmkan ya? Aku mikir2 siapa yg pantas jadi Aura?

    Menurutku yg menarik dari buku ini adalah soal bullying. Apalagi akhir2 ini bullying memang makin marak dari hari ke hari.

Leave a comment